9. MISI ANDRA

77 7 0
                                    

Belum genap dari 24 jam Andra mempunyai pikiran untuk melenyapkan Ibunda Agatha. Sepertinya pikiran gila Andra itu akan segera terlaksana.
Terlihat Andra sedang duduk di atas motor nya sambil mengawasi gerak gerik target nya. Ia menjalan kan aksi nya tanpa menggunakan masker atau sesuatu yang bisa menyamarkan wajah nya.

Setelah situasi aman Andra pun langsung melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi saat melihat Ibunda Agatha berada di pinggir jalan yang hendak mencari taksi.

Braaaaaakkkkk ciiiiiiitttttt......

" Aaaaaaaaaa...." Teriak Ibunda Agatha dengan berlumuran darah. Ibunda Agatha sempat tersadar dan melihat Andra yang tersenyum miring ke arah nya.

" Arli...." Hanya kata itu yang keluar dari Ibunda Agatha sebelum akhir nya kehilangan kesadaran nya.

Andra pun langsung meninggalkan tempat itu sebelum orang orang berdatangan.
..........

Sementara itu Agatha yang masih berada di kelas pun pikiran nya tak menentu. Ia merasa cemas khawatir tapi tidak tahu kecemasan dan kekhawatiran itu di tujukan pada siapa.

" Din... Kok perasaan aku nggak enak ya...?? " Bisik Agatha ke Dinda.

" Lo kenapa... sakit.. ???? " Tanya Dinda. Agatha pun menggeleng.

" Kayak nya ntar aku nggak ikut kelas terakhir deh Din... Aku mau pulang aja."
" Ya udah Gue anterin ya. "
" Nggak usah aku naik taksi aja."
Dinda pun mengangguk dan kembali fokus ke pelajaran.

........

Di karena kan perasaan Agatha yang tidak menentu akhir nya Agatha pun memutus kan untuk pulang dan tidak mengikuti kelas selanjut nya.
Akan tetapi baru setengah perjalanan ke rumah nya Agatha di kejutkan dengan telphone yang memberitahukan bahwa Ibunda nya mengalami kecelakaan dan di larikan ke rumah sakit.

Agatha pun dengan segera meminta supir taksi untuk putar arah menuju rumah sakit.

Dengan air mata yang terus membasahi pipi nya Agatha pun  berlari menuju ke ruang ICU.

Sesampai di depan ruang ICU Agatha pun di larang masuk ke ruangan tersebut. Di karna kan Ibunda Agatha dalam keadaan kritis dan harus secepat nya mendapatkan pertolongan.

" Bunda.... Jangan tinggalin aku...." kata Agatha di sela sela tangis nya.

Sementara itu tak jauh dari ruang ICU nampak Andra tersenyum penuh kemenangan.

" Sorry Baby... Ini adalah awal kebahagiaan kita. " kata Andra lirih. Kemudian pergi dari tempat itu tanpa merasa bersalah sedikit pun.

........

Tak berselang lama dokter pun ke luar dan meminta Agatha menemui Ibunda nya.

" Bunda..... bertahan......" Kata Agatha sambil menangis.
Terlihat Ibunda Agatha seperti ingin mengatakan sesuatu. Akan tetapi terlihat kesulitan. Agatha pun mendekatkan kuping nya dan mendengarkan perkataan Ibunda nya dengan seksama.
" Ja...u....hi... Ar....li..." Itulah dua kata yang di ucap kan Ibunda Agatha sebelum menghembuskan napas untuk terakhir kalinya.

"Bundaaaaaa.... Bundaaa jangan tinggalin Agatha bun." Teriak Agatha sambil menggoyang goyang kan tubuh Ibunda nya.

Setelah di mandikan di kafani kemudian di sholat kan Ibunda Agatha pun di makam kan di TPU tak jauh dari tempat tinggal Agatha.

Terlihat Agatha masih belum mau beranjak dari tempat itu. Ia masih meratapi kepergian Ibunda nya.

" Bunda... yang tenang ya di sana...
Agatha pasti kuat tanpa Bunda. "
Kata Agatha lirih di sertai air mata yang belum juga mengering. Dinda pun mengelus lengan Agatha berusaha menguatkan sahabat nya itu. Terlihat juga Arli yang menatap iba ke arah Agatha. Arli pun mengajak Agatha dan Dinda kembali ke rumah karna hari semakin gelap.

Setelah Mereka bertiga pergi dari tempat itu terlihat Andra melangkah kan kaki nya menuju tempat pemakaman Ibunda Agatha.
Andra pun tertawa menyaksikan pusaran Ibunda Agatha.

" Maaf ibu mertua... saya yang sudah membuat ibu terbaring di sini... tapi ibu jangan khawatir anak ibu pasti saya jaga dengan segenap hati saya..... hahaha... selamat istirahat ibu mertua..." Kata Andra sebelum meninggalkan tempat itu.

.........

Seminggu pun berlalu.... Terlihat Agatha yang sudah mulai ikhlas dengan kepergian Ibunda nya. Akan tetapi yang masih menjanggal di pikiran Agatha adalah, bagaimana bisa Ibundanya meminta dia untuk menjauhi Arli. Apakah Ibundanya ada masalah dengan Arli. Tetapi selama ini hubungan Arli dengan Ibunda nya terbilang sangat baik.
Saat sedang pusing dengan segala prasangka prasangka di dalam otak nya ia di kejut kan dengan keberadaan seorang laki laki yang tiba tiba duduk di samping nya.

" Hayyyy..." Sapa laki laki itu. Agatha pun mengamati nya dengan seksama.

" Andra... " Kata Andra sambil mengulurkan tangan nya. Agatha pun mengeryit bingung. Kenapa laki laki di sebelah nya ini mengajak kenalan. Bukan kah laki laki ini yang menyamar menjadi Arli.

" Kita kan belum kenalan. Yang kemarin kemarin kan kamu tahu nya aku sebagai Arli bukan Andra. " Jelas Andra kemudian Agatha pun membalas uluran tangan Andra.

" Agatha. " Jawab Agatha lembut.
Andra sangat menyukai cara berbicara Agatha yang lemah lembut serta tutur kata yang sopan. Yang berbanding terbalik dengan nya yang kasar dan Arogan. Akan tetapi pengecualian untuk Agatha. Mulai saat ini Andra akan menjadi satu satu nya orang yang di butuh kan Agatha. Itulah tekat Andra.

" Maaf ya buat yang kemarin kemarin." Kata Andra. Agatha pun tersenyum tulus. Senyum yang bisa menjungkir balik kan dunia Andra.

" Nggak papa. Kamu kembaran nya Arli ya...??? " Tanya Agatha. Sedangkan Andra sudah mengepalkan tangan nya menahan emosi. Ia paling tidak suka mendengar gadis yang di cintai nya menyebut nama laki laki lain walaupun yang di sebut itu saudara kembar nya sendiri.

" Sabaaarrr Andra... belum saat nya... Lo belum ada hak... sebentar lagi..." Batin Andra.

" Iya..." Jawab Andra mencoba untuk tersenyum.

" Aku temenan sama Arli sejak SMA... Kok aku nggak pernah ketemu kamu. Padahal Arli sering lhoo ajak aku ke rumah nya." Kata kata Agatha semakin membuat hati Andra panas. Tapi tunggu dulu tadi dia bilang teman SMA.
" Apa sebelum nya Agatha udah tahu kalau Gue bukan Arli."

" Aku tinggal di apartemen. Oh ya sebagai permintaan maaf aku. Yuk aku traktir es krim. " Kata Andra sambil menarik tangan Agatha. Sepertinya Andra sudah muak mendengar Agatha menyebut nama Arli. Maka dari itu ia mengalih kan nya dengan mengajak Agatha makan es krim sebelum Agatha selalu berbicara tentang Arli.

Sementara itu tak jauh dari tempat itu nampak Arli menatap nanar kepergian Agatha bersama dengan Andra. Seperti nya hatinya tak rela. Ia tadi sempat mendengar perbincangan mereka. Agatha yang menganggap Andra sebagai Arli.

............

CINTA AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang