--------------------
---------------Pesawat sudah lepas landas sejak tiga puluh menit yang lalu. Masih ada waktu untuk menyiapkan segala hal untuk disuguhkan ke penumpang saat siang nanti. Sindy yang biasanya cerewet mendadak diam seperti patung. Pikirannya berkelana kemana - mana, memikirkan kejadian dimana ia dan Jungkook bisa tidur dalam satu ranjang.
Pria itu sudah menjelaskan kenapa itu bisa terjadi. Merasa malu ? Tentu. Mau di taruh dimana muka dia ini jika bertemu kembali dengan sang kapten pilot itu. Melihat Sindy yang melamun, Eunseo memegang pundak Sindy pelan.
"Masih mikirin kejadian tadi pagi ?" Eunseo duduk mendekati Sindy yang masih belum mau berbicara. Namun dapat gadis itu dengar helaan nafas gusar dari Sindy.
Sindy menutup wajahnya. "Sumpah malu banget gue. Gue seperti mendapatkan dua kesialan dalam semalam. Pelecehan kemarin masih belum bisa gue lupain dan sekarang malah nambah satu lagi. Dan yang mulai duluan itu gue sendiri. Astaga..." rasanya mau nangis aja.
Eunseo menenangkan Sindy dengan menepuk - nepuk pundak gadis itu. "Lo tenangin diri dulu. Kejadian di minimarket itu pasti ga mudah untuk di lupain. Dan untuk yang lo bisa tidur sama dia itu, itu murni ga ada unsur kesengajaan."
"Niat kak Jungkook hanya mau nenangin lo doang ga lebih. Jadi daripada lo gusar mikirin cara menghindar dari dia, mending lo bilang terima kasih karena kalau bukan dia yang nolong lo gue ga tau deh gimana nasib lo selanjutnya. Lo pasti belum bilang terima kasih kan ?" tebak Eunseo setelah nasihat panjang lebarnya.
Sindy hanya mampu menggelengkan kepala. Sungguh bodoh, bilang terima kasih aja sampai lupa.
Tepat jam tiga sore, pesawat Garuda Indonesia jurusan Jepang-Indonesia telah mendarat dengan selamat. Seperti biasa setelah penumpang turun, para awak kabin segera mengecek tempat duduk penumpang atau bagasi. Takut - takut nanti ada barang penumpang yang tertinggal.
Tak berselang lama setelah selesai dengan urusan di pesawat, semua kru berjalan ke luar bandara untuk pulang ke rumah. Sudah hampir 10 menit Sindy menunggu kedatangan Minhyun namun batang hidungnya masih belum terlihat sampai sekarang. Memang sudah menjadi tugas Minhyun untuk menjemput sang adik. Sebenarnya ada bus yang akan mengantar kru pesawat, namun Sindy menolak karena dirinya lebih suka jika salah satu abangnya yang menjemput Sindy.
"Belum pulang ?"
Deg 'suara itu'
Dengan gerakan 'slow motion' Sindy berbalik ke arah si pemanggil. Kedua mata cantiknya melihat Jungkook yang sudah berdiri di belakangnya. Damn ! penampilan pria itu sangat hot, apalagi kacamata hitam yang bertengger di hidungnya menambah kesan tampan yang luar biasa.
'Are you crazy, Sindy ?' rutuknya dalam hati.
Sindy membasahi bibir serta tangannya menggaruk leher pelan. Gugup.
"Belum kak, masih nungguin bang Minhyun. Kak Jungkook udah mau pulang ya ?" basa basi Sindy."Iya tapi nanti aja. Saya ikut diem disini, ga tega ngeliat kamu nunggu sendirian disini."
'Dug jedag jedug' astaga jantung gue
"Ih ga apa- apa kak, kakak pulang duluan aja. Mungkin bang Minhyun kena macet, aku bisa nunggu sendiri kok." tolak Sindy merasa tak enak.
Jungkook tersenyum. "Saya ga apa- apa juga kok. Itu kemauan saya. Ga mau duduk aja ? pasti pegel kakinya, kasian nanti kamu cape."
"Eh iya kak. Kalau gitu duduk disana aja." Sindy menunjuk salah satu kursi yang berada di dekat pintu masuk bandara.
Keheningan menghampiri keduanya. Sindy yang menunduk seraya memainkan jari - jarinya dan Jungkook yang sibuk bermain dengan ponselnya.
"Kak ?"
Jungkook mengalihkan pandangannya dari ponsel ke gadis yang kini memanggilnya. Lewat tatapannya, Jungkook seperti bertanya 'ada apa'.
"Terima kasih karena kakak yang nolongin aku kemarin." Sindy menatap Jungkook, sedikit terkejut karena tatapan Jungkook yang teduh itu bisa membuat kinerja jantungnya melemah. "Dan untuk yang di hotel, aku minta maaf karena aku nuduh yang enggak - enggak ke kakak. Padahal itu semua aku yang memulai, kakak jangan marah ya. Tapi beneran kak, aku ga ada maksud begitu." bela Sindy pada dirinya sendiri.
Jungkook tertawa sedikit keras. "Kamu ini. Tenang aja saya ga marah kok. Emang wajar sih kalau kamu kaget pas baru bangun secara yang kamu liat pertama kali itu wajah saya. Tapi saya tekankan sekali lagi, kalau saya ga ada pegang - pegang kamu. Seperti yang kamu bilang, itu semua kamu yang memulai."
"Harusnya sih saya yang minta pertanggung jawaban." ucap Jungkook seraya memalingkan wajahnya ke depan.
Sindy sampai bengong dibuatnya.
"Emang aku ngelakuin apa ?"'Kamu udah bikin yang di bawah sana tegang semalaman'
"Cuma traktir saya aja. Ya.. anggap aja sebagai permintaan maaf kamu ke saya."
Sindy menghela napas lega. Dalam pikirannya dipenuhi rasa takut. Takut - takut jika Sindy menyentuh yang tidak seharusnya ia sentuh."
"Baiklah. Kalau begitu ---"
Satu notifikasi masuk ke ponsel Sindy. Nama Minhyun yang berada paling atas dalam chat room-nya. Sindy tersenyum kecut tatkala pesan yang dikirim Minhyun padanya. Abangnya itu tidak bisa menjemputnya karena pria itu harus menghadiri rapat penting.
"Kenapa ? Kok mukanya sedih gitu ?" tanya Jungkook setelah matanya melihat raut wajah Sindy yang tiba - tiba berubah.
"Bang Minhyun ga bisa jemput dede. Eh aku maksudnya." duh bego.
"Ya udah kakak aja yang antar. Udah sore banget loh ini."
Kalau diterima kesannya kaya gampangan tapi kalau di tolak, nolak rejeki namanya. Toh ia masih takut kemana - mana sendiri. Kejadian di Jepang itu masih membuat sekujur tubuhnya merinding.
"Iya deh kak. Maaf ngerepotin."
Jungkook mengacak rambut Sindy. "Saya ini teman abang kamu. Jadi ga usah ga enakan seperti ini. Secara tidak langsung kamu tanggung jawab saya."
Mau pingsan aja boleh ga sih ? Kata - katanya manis banget :')
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Ola zheyenk..
Masih ada yang baca story aku sampai sini ?? Sini absen duluGuys, mau buat challenge ga ?
Kalo chapter ini vote -nya bisa tembus 25 , aku bakal double update besok.
Jangan lupa vommentnya ya💜❤
Bali, 29 September 2020
Cherryvika
![](https://img.wattpad.com/cover/241503094-288-k468910.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Sweet Pilot || JK x SB (✔)
Romance"Kamu udah pernah pacaran ?" tanya Jungkook tiba - tiba. Sindy terdiam sejenak. Rasa malu mendadak menyerangnya. "Ga pernah kak." lirihnya. "Saya kira kamu sudah pernah berpacaran. Kamu kan cantik mustahil jika ga ada pria yang suka atau bahkan samp...