HMSP ▪ 10

480 91 16
                                    

--------------------
---------------



Sindy duduk dengan kepalang bingung, pasalnya dia tidak merasa membuat reserve pada restoran yang dirinya kunjungi sekarang. Saat sampai disini, Sindy bersama Jungkook diantar oleh pramusaji ke meja yang telah di tata sedemikian rupa. Seperti candle light dinner, mungkin

"Kenapa diam ?" tanya Jungkook yang tanpa lelah memandangi wajah Sindy yang masih terlihat bingung.

Sindy membalas tatapan Jungkook. "Aku masih bingung aja kak. Seingatku, aku tidak ada mesan meja.. Atau pramusajinya yang salah ya ? Nama Sindy itu kan banyak." elak Sindy.

Dan rasa bingung bercampur terkejut membuatnya tidak bisa bernafas dengan benar sekarang. Dilihatnya pramusaji menghampiri meja mereka dengan nampan sudah berisi berbagai jenis makanan .

"Selamat menikmati... Hm maaf pak, tadi pak Mingyu datang kesini." ujar pramusaji pada Jungkook.

"Sekarang dia dimana ?" tanya Jungkook.

"Pak Mingyu pergi lagi, pak. Katanya beliau akan kembali. Kalau begitu saya permisi, pak bos."

Apa katanya ?

Bos ?

Jadi ?

"Kak maksudnya ini apa ?" pertanyaan dari Sindy membuat Jungkook terkekeh.

Jungkook mencondongkan sedikit tubuhnya dengan siku yang bertumpu pada meja. "Menurut kamu ?"

Sindy mengedip - ngedipkan matanya yang justru membuat Jungkook gemas melihatnya. "Kakak pemilik restoran ini ?"

"Sepertinya kamu orang yang pintar untuk memahami apa saja yang kamu dengar tadi." balas Jungkook.

Rasa terkejut Sindy hari ini sudah terhitung empat jumlahnya. Jangan sampai ada yang selanjutnya.

"Ayo dimakan. Saya ingin mendengar penilaian dari kamu tentang masakan disini."

Dengan ragu Sindy menyendok satu suapan nasi beserta ayam rica - rica untuk diloloskan ke mulutnya. Sebenarnya Sindy sudah tau semua rasa makanan di restoran ini. Karena dirinya suka makan disini dan ini menjadi tempat favoritnya jika sedang bosan dengan makanan rumah atau hanya sekedar nongkrong bersama teman - temannya.

Tapi Sindy tak tau jika pemiliknya adalah temannya bang Jaehyun yang juga merupakan kapten pilot tempat dirinya bekerja. Hah, dunia ini memang sempit sekali ternyata.

"Gimana rasanya ?" tanya Jungkook penasaran.

"Seperti biasa, enak banget." jawab Sindy sekenanya. Rasa makanan disini tidak pernah mengecewakan lidahnya.

"Maksud dari seperti biasa itu, apa ?" kini giliran Jungkook yang bingung.

Sindy menaruh sendok dan garpu di sisi kanan dan kiri. Lalu matanya menatap Jungkook yang sialnya walaupun sedang bingung tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya.

Astaga Sindy sadar

"Sebenarnya aku selalu kesini kalau lagi libur atau lagi bosen sama makananan di rumah. Ya tempat ini juga sering aku jadiin tempat nongkrong sama temen - temen." jelas Sindy.

"Saya setiap libur selalu kesini buat ngontrol, tapi saya kok ga pernah liat kamu disini ?" heran Jungkook.

Sindy mengendikkan bahu. "Mungkin karena waktu libur kita berbeda. Mungkin aku pernah ngeliat kakak tapi sekilas aja. Toh juga kita ga saling kenal kan ?"

Jungkook manggut - manggut saja. Bisa jadi sih, awal dia ketemu Sindy aja seperti orang asing banget karena Sindy yang kuliah pramugari di luar kota dan juga saat gadis itu sudah bekerja di maskapai yang sama dengannya mereka juga tidak pernah bertemu. Ga pernah ketemu apalagi kenalan. "Ya udah kita ngobrolnya nanti aja. Sekarang abisin dulu makanannya."

Sudah lama Sindy tidak mampir kesini karena jadwal flight yang padat. Karena hal itu, membuat Sindy makan dengan lahap mungkin efek rindu dengan makanan disini. Saking lahap karena rindu dan lapar, Sindy sampai tidak ingat dengan kata jaim.

Sampai suatu hal membuat Sindy tertegun. Tiba - tiba ibu jari Jungkook mengusap pelan sudut bibirnya. "Makannya pelan - pelan aja. Jadi belepotan kan." ucap Jungkook disertai kekehannya.

Hal itu sukses membuat seorang Callistha Sindyna Adichandra merona bak tomat. Begini aja udah bikin dirinya malu bukan main. "Ma--kasi kak." gugup Sindy.

Seusai makan, Sindy dan Jungkook mengobrol tentang hal - hal yang pernah mereka alami. Seperti dulu sekolah dimana, kuliah dimana, makanan kesukaannya apa, suka olahraga atau ga dan lainnya. Sindy baru menyadari jika Jungkook tipikal pria yang aktif dalam mencari topik. Walaupun bisa di masukkan dalam kategori cerewet namun entah kenapa kepribadian Jungkook yang seperti itu membuat Sindy merasa nyaman saat berbicara.

"Kamu udah pernah pacaran ?" tanya Jungkook tiba - tiba.

Sindy terdiam sejenak. Rasa malu mendadak menyerangnya. "Ga pernah kak." lirihnya.

Sindy sudah siap hati jika pria di hadapannya ini tertawa bahkan sampai mengejeknya karena dirinya yang belum pernah berpacaran. Namun apa yang Sindy pikirkan tadi tidak terjadi karena respon Jungkook hanya tersenyum tipis.

"Saya kira kamu udah pernah pacaran. Kamu kan cantik mustahil kalau ga ada pria yang suka atau bahkan sampai menyatakan cinta sama kamu." ucapan yang diselingi pujian itu membuat Sindy menahan senyum mati - matian.

Kak, jangan gini ih. Dede ga kuat

Sindy menaikkan jari telunjuk dan tengah seperti huruf 'V'. "Sumpah kak aku ga bohong. Aku sibuk sekolah, mana bisa mikirin itu. Toh papa juga ga ngasi aku pacaran dulu. Masih kecil katanya." sumpah Sindy.

"Iya juga sih ya. Mending fokus sekolah daripada sekolah sambil nyari jodoh. Papa kamu bener, kamu masih kecil." ejek Jungkook.

"Ih ga ya kak. Aku udah besar, umur aku aja udah dua puluh tiga tahun." bela Sindy.

"Mungkin papa kamu maunya kamu ga usah pacaran tapi langsung nikah." ujar Jungkook asal.

Sindy tergelak dengan perkataan Jungkook. Masa iya papanya seperti itu, ga mungkin banget. "Kakak ada - ada aja, sebelum aku nikah harusnya bang Minhyun sama bang Jaehyun yang nikah duluan."

"Rahasia Tuhan siapa yang tau, Sin. Siapa tau jodoh kamu ada disini."

Sindy menaikkan satu alisnya. "Hah ? Siapa ?"
























"Saya mungkin."











°°°°°°°°°°°°°°
Sorry banget kemarin ga update huhu
Sejauh ini cerita Hello, My Sweet Pilot ,gimana ?? Minta kritik dan saran dong. Takut2 buat kalian bosen :(

Jangan lupa vomment ya❤💜



Bali, 2 Oktober 2020

Cherryvika



Hello, My Sweet Pilot || JK x SB (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang