--------------------
---------------Rangkaian persiapan untuk pernikahan Jungkook dan Sindy sudah disiapkan dengan detail tanpa ada yang terlewatkan. Dari mencetak undangan, fitting baju pengantin, menyewa WO, menyiapkan cincin dan segala macamnya sudah dalam tahap 90% rampung. Di balik itu, ada kendala disaat mendekati hari pernikahan. Masalah itu terjadi di salah satu bagian penting dari acara. Yaitu catering.
"Kenapa catering-nya tiba - tiba nelfon ga bisa ngambil job ini sih ? Ini udah H-5 dan dia baru ngubunginnya sekarang. Kenapa ga dari jauh2 hari coba ?" sungut Sindy. Setelah mendengar berita dari sang WO tentang kejadian ini Sindy yang awalnya sudah tenang harus dibuat kesal setengah mati. Tak henti - hentinya Sindy mengomel bahkan sampai menghubungi pihak catering. Makanannya sudah clop di hati tetapi harus mencari yang baru, mencari catering yang baru butuh waktu karena harus sesuai dengan permintaan dari kedua mempelai.
"Udah sayang, kamu tenang dulu ya. Kita cari solusinya, pasti bakal nemu catering yang baru." ujar Jungkook menenangkan Sindy yang masih kesal.
"Tapi aku kecewa banget sayang, dadakan banget ngasi taunya. Ga profesional banget sih, aku kasi rating rendah baru tau rasa." kekesalan Sindy nampaknya masih di puncaknya. Sudah berulang kali Jungkook menenangkan calon istrinya itu namun Sindy masih saja marah - marah seperti ini. Memang saat mengurus acara pernikahan ada saja kendala atau ujian yang harus dihadapi oleh sang mempelai karena disinilah waktunya menguji kesabaran masing - masing dari mereka.
"Oke - oke aku ngerti kamu kesal, marah dan kecewa tapi kamu harus tenang dulu, gimana bisa dapet solusinya kalau kamu terus kaya gini." Jungkook memeluk Sindy. Sindy yang sudah merasa sesak karena sekuat tenaga menahan tangis akhirnya runtuh juga pendiriannya. Sindy menangis pelan di dada Jungkook, jika sedang emosi biasanya Sindy akan sensitif dan lebih cepat menangis. 3 tahun bersama membuat Jungkook hafal betul dengan sifat Sindy bahkan sudah tau cara menenangkannya.
Setelah perasaannya mulai membaik Sindy menguraikan pelukan mereka lalu matanya menatap Jungkook. Jungkook mengusap sisa - sisa air mata yang masih berada di pipi tunangannya itu. "Jangan nangis lagi ya. Ayo kita samperin dulu WO-nya, kayanya kita juga harus nanya sama mama siapatau dia ada kenalan yang punya catering untuk pernikahan." usul Jungkook.
"Terima kasih ya sayang. Maaf aku akhir - akhir ini jadi sensitif dan cepet emosi bahkan aku lupa cara ngontrol emosi aku biar ga meledak kaya gini."
Jungkook mencium kening Sindy lama. "Bikin kamu tersenyum adalah tugas aku sayang. Karena aku mau ngeliat wajah cantik dan ceria kamu terus tanpa adanya air mata yang menetes dari mata kamu. Kalau ngeliat kamu happy terus ngebuat aku happy juga. Jadi kamu ga perlu minta maaf kaya gini."
"Sayang, jangan sweet banget dong. Aku jadi makin cinta sama sayang banget deh. Ga rela kalau kamu ninggalin aku karena nugas. Apalagi kalau kita udah nikah bakal jarang banget ketemunya karena beda jadwal." Sindy memajukan bibirnya seperti bebek. Jungkook yang melihat pun jadi gemas sendiri bahkan saking gemasnya, Jungkook mencium bibir Sindy bertubi - tubi.
"Aaaaa sayang, udah dong." rengek Sindy.
"Iya - iya, ayo kita nyamperin mama." ajak Sindy untuk menemui Chae Won.
Sesampainya di ruang tamu, Sindy dan Jungkook duduk bersebrangan dengan WO dan juga Chae Won.
"Jung, tadi mama udah nanya sama temen mama yang punya catering. Syukur dia masih bisa nerima catering pernikahan. Bentar lagi dia ngirim list makanan apa aja yang bakal kita pilih, di tunggu sebentar ya."
"Mama, terima kasih banget. Maaf banget kalau kita jadi ngerepotin mama." ucap Sindy tak enak hati pada calon mertuanya.
"Kamu ini ngomong apa sih sayang ? Wajar kalau mama ikut bantu kalian masa mama diem aja ? Pokoknya kamu jangan terlalu stress mikirin ini, fokus sama acara kalian nanti. Oh iya mulai besok kalian jangan ketemu dulu ya, harus dipingit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Sweet Pilot || JK x SB (✔)
Romansa"Kamu udah pernah pacaran ?" tanya Jungkook tiba - tiba. Sindy terdiam sejenak. Rasa malu mendadak menyerangnya. "Ga pernah kak." lirihnya. "Saya kira kamu sudah pernah berpacaran. Kamu kan cantik mustahil jika ga ada pria yang suka atau bahkan samp...