c.4 (( TEMENAN ))

244 49 1
                                    

"Chaeryoung emang gitu, lemah lembut, sifat cewek yang sebenar nya, gak kaya lo dakjjal." Ucap soobin, lia hanya menerima kenyataan memang sifat nya seperti itu "Chaeryoung tu pacar nya si taehyun, sama-sama pinter, sama-sama berakhlak. Orang tua dia berdua udah deket banget, kaya udah mau besanan." Jelas soobin agar lia tau.

Diluar dugaan, lia tampak tidak perduli "Lah terus?."

"Ya lo jangan sampe ngerusakin dia berdua ljah." Kesal soobin.

Lia tampak nya memiliki tanggapan sendiri "Ya justru kedatangan gue yang bisa jadi ujian buat dia berdua, gue itu bagaikan setan yang ngusik hubungan dia berdua, kaya ngetes seberapa kuat rasa dia berdua, kalo emang dia berdua tahan, ya berarti luar biasa mantul."

"Kalo gak?."

"Ya gak luar biasa lah, gitu aja segala nanya." Lia berdiri dan memukul kening soobin pelan "Gue mau balik, kalo besok lo gak sekolah, berarti kita gak jadi belajar. Bye idiot!."

"Dateng aja kerumah gue woy!."

(( I D I O T ))

"Kalian udah selesai ngobrol nya?." Bunda soobin sadar jika lia sudah berada dibelakang sofa tempat mamah dan bunda duduk.

"Udah tante, lia sama mamah mau langsung pulang aja." Ucap lia.

Mamah mengangguk setuju "Iya, udah larut juga, takut suami nyariin."

Bunda soobin dapat memaklumi, memang mereka sudah singgah disini sudah lumayan lama, dan sebentar lagi hari akan larut "Lain kali mampir ya, buat belajar bareng sama soobin." Ucap bunda soobin.

Lia hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah berpamitan, lia dan mamah nya segera pulang. Saat dijalan, mamah lia terus saja bertanya tentang banyak hal, dan mamah sedikit ragu jika lia sudah memiliki teman, walau hanya satu tetapi kemungkinan kecil jika lia bisa memiliki teman.

Saat sudah sampai dirumah, lia melepas hoodie nya dan berakhir ia hanya menggunakan baju piyama nya. Lia menarik selimut nya hingga menutupi sebagian tubuh nya.

Baru saja lia akan menutup mata, namun tiba-tiba ia teringat oleh satu tugas yang diberikan oleh guru nya. Lia bangkit dengan malas ia berjalan kearah meja belajar dan mulai membuka buku-buku tugas nya.

"Mamah kira kamu udah tidur." Mamah lia datang dengan secangkir coklat panas "Nih minum dulu." Mamah lia ngeletakin cangkir warna biru langit itu dimeja belajar lia.

"Udah mah, sanah." Ucap lia sambil mendorong tubuh sang mamah.

Mamah lia tidak sakit hati, mamah lia paham jika lia sedang ingin fokus "Kamu gak mau belajar sama soobin aja? Tadi bunda nya soobin bilang, soobin itu masuk ke-tiga besar dikelas."

"Gak mau mah."

"Kenapa?."

"Dia nya idiot, males."

Mamah lia hanya menggeleng-gelengkan kepala nya "Kamu gak boleh gitu, mending les privat apa belajar sama soobin?."

"Rebahan."

"Gak gitu li. Udah, mulai besok kamu harus bergaul sama soobin, biar pinter nya nular."

"Gak."

"Nanti ayah kamu marah li, udah nurut aja."

"dari sekian banyak nya manusia pinter dibumi, kenapa lia harus belajar sama si cowok idiot itu si mah?!." Lia sedikit menaikan suara nya, ia sedang ingin fokus dan tidak ingin diganggu oleh siapapun "Lia bisa belajar sendiri, lia juga gak terlalu butuh temen."

"Gimanapun juga kamu bakal butuh orang disamping kamu li."

"Mending mamah keluar."

"Tap-"

"Keluar mah! Aku gak mau ribut!."

Mamah lia tampak tersenyum tipis, hingga ia memutuskan keluar dari kamar gadis nya. Tentu saja mamah lia mulai merasa sakit hati, tidak mungkin anak perempuan berani membentak mamah nya yang jelas-jelas sudah merawat nya.

Lia sudah tau jika sang mamah akan merasa terpukul atau semacam nya, kemungkinan besok pagi mereka hanya akan saling mendiami. Tidak akan ada pembicaraan jika salah satu nya tidak memulai lebih dulu.

(( I D I O T ))

"Aku udah mendingan ko bun, aku mau berangkat ya." Soobin mengecup pipi sang bunda.

Bunda memegang tangan soobin dengan lembut "Jangan bawa motor, naik bis aja. Bunda takut kamu kenapa-kenapa."

"Iya, dadah bunda." Soobin keluar pagar rumah sambil melambaikan tangan nya.

Soobin berjalan kearah halte yang ada didepan perumahan, ia merasa lebih baik karna semalam bunda merawat nya dengan baik. Walau sedikit pusing tetapi ia berfikir bahwa ia akan kuat.

Selama perjalanan ia hanya bersenandung menyanyikan beberapa lagu kesukaan nya. Ia biasa seperti ini.

"Oi idiot!."

Soobin mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya, dan saat ia menoleh "Bangsat kaget."

Lia selalu kesal jika melihat wajah soobin, walaupun soobin tidak berbuat apa-apa "Kaget ngapain sial! Gue panggil bukan jawab."

Soobin menghampiri lia dan ikut duduk disebelah nya "Ngapain? Gak dianter?."

"Dianter."

"Sama siapa?."

"Iblis! Lo buta apa gimana, ketauan gue duduk dihalte terus sendirian, masih nanya kaya gitu, minta ditoyor emang ni anak." Lagi-lagi lia menaikan suara nya, entah mengapa soobin cukup mengesal kan untuk diacak berbicara.

Soobin hanya menatap lia dengan tatapan malas "Yeu anjir, gue kan gak tau."

"Udah bodo amat." Lia bangkit dan melihat bis yang sebentar lagi akan tiba dihalte tempat mereka duduk.

Saat bis sudah didepan mereka, lia dengan cepat masuk kedalam dan mengampil kursi yang berada dipaling pojok bis. Bis pagi ini penuh, dan mau tidak mau soobin harus duduk dengan lia.

Lia memasang earphone nya, lia mulai memainkan musik yang ada di ponsel nya. Sesekali ia ikut bersenandung dan ikut menyanyikan lagu nya. Pagi ini ia tidak pergi bersama sang ayah, lia tau bahwa mamah lia bercerita mengenai hal semalam, dan berakhir ayah nya ikut mendiami nya.

Dan kemungkinan besar, ayah lia melihat sang mamah yang sedang menangis semalam. Entah apa alasan nya, tetapi ia yakin jika itu bersangkut paut dengan nya.

Lia ingin menutup mata nya, tetapi mata nya malah menatap soobin. Terlihat telinga soobin yang memerah.

"Oi idiot." Lia memanggil soobin, tetapi soobin tidak menjawab.

"Soobin." Sekali lagi, lia memangil soobin dan masih tidak ada jawaban.

Lia tidak percaya jika soobin tertidur, lia sempat meletakan tangan nya diatas kening soobin, dan ya, soobin masih demam. Lagi pula tidak mungkin demam nya bisa turun begitu cepat dengan waktu semalaman.

Tbc...
MAAP TYPO NYA BERTEBARAN
votemen jangan lupa><

[✔] idiot || choi soobin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang