Sakura terkejut dengan apa yang Hinata lakukan padanya.dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.terakhir kali Sakura menyuruh beberapa pengawalnya untuk mengikuti hinata.sakura tau hinata hanyalah istri kontrakan saja.tapi rasa suka sakura yang begitu besar tidak ingin melihatnya dekat dengan Sasuke
Takut akan pernikahan palsu itu menjadi nyata
"a'apa yang kau lakukan!?" Teriaknya Sakura sambil memegang pipinya merasakan tamparan keras dari Hinata
"Menampar untuk si jala*Ng?memangnya kamu pikir kamu siapa?apa kamu kekurang kaca?" Ucap Hinata tanpa ekspresi
"Hah...apa kau masih ingat Hinata?dua tahun lalu!?kau yang menyebabkan kematian adikmu tersayang itu..." Balas sakura mengungkit masa lalu kelam hinata
hinata yang diam melamun mengingat hari itu...
Hari dimana dirinya tidak percaya akan cinta atau cahaya di dunia ini2 Tahun lalu
Seorang gadis kecil dengan mata yang putih bening seperti bulan dimalam itu.gadis itu berjalan mengikuti seorang anak laki laki berambut kuning.dengan wajah yang memerah padam gadis itu menunduk dan memegang erat sebuah syal merah yang dia rajut.gadis itu mengumpul seluruh keberaniannya untuk menyatakan cintanya dan berterimakasih pada orang itu
"Na...na..."
Lagi lagi bibirnya gagal mengatakan kata itu.jantungnya berdetak kencang"Naruto!"
Teriaknya membuat laki laki itu menoleh kearahnya"Hinata?"
Ucapnya heran saat mengetahui gadis lavender itu ada di sana entah dari kapanHinata menunduk malu.posisinya berhadapan.lampu jalan menyinari mereka dari kegelapan.suasana jalan yang tenang dan salju yang terlihat indah
"Ak'aku...a"
Hinata mulai bingung dia harus apa dan berkata apa.mungkin suara detak jantungnya terdengar"A'aku...me... menyukaimu!"
Teriak Hinata sambil memberikan syal rajutannya"Eto...Hinata...gomen (maaf)"
Balas Naruto merasa bersalah.dihatinya masih ada sakura.sepertinya pohon sakura sudah tertanam di hatinyaLagi...
Hinata mengangkat kepalanya dan menahan air mata itu yang terus saja mengalir " lagi... " batin Hinata
Hinata tersenyum sambil memegang pipi Naruto,awalnya Hinata hanya ingin memegang pipinya saja sambil berkata 'terimakasih telah jujur padaku...'
Tapi entah kenapa mulutnya malah berbicara sebaliknya.hinata melepaskan tangannya dan menunduk.terdengar suara tertawa dari Hinata ' aku merasa bodoh... seharusnya aku tau! ' batin Hinata
Hinata tertawa kecil sambil tersenyum kearah Naruto "ya... seharusnya aku sudah tau..." Ucap Hinata dengan tenang
tiba tiba air matanya turun dengan deras tapi dirinya tersenyum
"Naruto...""Aku menyukaimu!! Aku menyukaimu!! Kapan kau melupakannya? Apa yang kurang dariku? Naruto...aku mencintaimu..." Hinata berteriak keras membuat Naruto tertegung dengan sifat Hinata yang menurutnya sangat berbeda. Gadis lavender itu terus menunduk dan mencoba untuk berhenti menangis
"kenapa...?" Suaranya yang terdengar lirih
"Hinata..."
Naruto merasa bersalah dan mencoba memegang tangannya tapi Hinata sudah berlari sambil menutup matanya yang terus mengeluarkan air mata yang deras hingga membasahi pipinyaKenapa cinta tak terbalaskan itu menyakitkan?
Hinata berlari entah kemana hingga tanpa sadar dia sudah berada di jalan raya.mobil melaju kencang kearahnya
Dan...
Brak!'
Hinata mulai membuka matanya dan terkejut dengan apa yang dia lihat
"Ha...hanabi!"
Hinata memegang tubuh kecil adiknya itu dengan erat sambil menangis.hinata tidak sanggup menahan itu.cinta yang membuatnya seperti ini...
Hingga membuat Hinata membenci mendengar kata CintaCinta
kadang membunuhkuFlashback
Hinata menarik rambut Sakura dan menatap matanya " kamu bisa mengatakan itu jika ingin mati! "
Sakura mendorongnya kencang dan membuat Hinata terlempar tapi dia merasakan tangan kekar yang menahannya
"Apa kau terluka Hinata?" Ucap Sasuke dengan lembut sambil tersenyum namun lagi lagi tatapan matanya terlihat Tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
istri kontrakan
RomanceDemi kesembuhan ibunya Hinata terpaksa mendatangani Surat Kawin kontrak dari seorang Presdir dan menikah muda "kontrak ini akan selesai setelah 3 tahun berlalu dan aku akan mengabulkan semua keinginanmu!" Tapi saat pernikahan palsu itu selesai sang...