Episode 22

943 75 7
                                    

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙑𝙤𝙩𝙚𝙣𝙮𝙖 (❁´◡'❁)

𝙊𝙠, 𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜𓅪
_____________________________________

Zen malas menghampirinya namun  entah kenapa kakinya malah berjalan kearah gadis bersurai coklat itu

Tatapan matanya terkunci dengan irish hitam miliknya dan manik mata berwarna coklat tanah "kenapa... Kau disini lagi?" Ucap pemuda Uchiha itu dengan dingin sambil menatap rendah ke gadis yang didepannya

Padahal hinaga sering sekali menasihatinya untuk menjadi pria yang lembut takut akan sifat anaknya itu akan sama persis dengan sang ayah...

Tapi mau bagaimana lagi? Darah Sasuke juga mengalir disana

Sementara Gadis itu hanya bisa menundukkan wajahnya dan berbicara kecil "a'anu... Eto... A'aku i'ingin pindah...ja'jadi... "

Tiba tiba gadis bermanik coklat dengan rambut sepundak itu meneteskan air mata "a'aku hiksss.. Hiksss" Tidak bisa tertahan lagi...
Air mata itu terus turun dengan deras

Sementara Sora, Seira dan Neji sedang asik menonton acara itu...

"O...Oyy! Jangan nangis... Memangnya aku apakan kamu!?" Tanya Zen dengan perasaan campur aduk

"Huwwwwaaaa" Tangisan gadis itu semakin tercurahkan "a'aku hanya ingin memberimu Liontin Kiria sebagai permintaan terimakasih.memangnya tidak boleh!?" Teriak gadis itu yang tiba tiba menjadi 𝙏𝙨𝙪𝙣𝙙𝙚𝙧𝙚

Zen mulai berpikir bagaimana caranya menghentikan tangisannya itu. Karena Zen terbiasa melihat sang ibu menenangkan Seira yang menangis dengan cara memeluknya maka Zen yang 𝙥𝙤𝙡𝙤𝙨 itu langsung memeluknya tanpa tau bahwa itu adalah 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩

"Cup'Cup'Cup" Ucap Zen jenius itu yang tiba tiba menjadi bodoh

"Heee!" Histeris sang gadis. Wajahnya memerah padam

Plak!'

"Jangan menyentuhku seenaknya!" Lagi lagi sifat sang gadis berubah menjadi tsundere membuat Sang pemuda uchiha itu linglung dan bertanya tanya apa yang salah darinya?

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

Sinar matahari mulai menghilang menyisakan sang bulan dan bintang yang menyinari kegelapan entah sampai kapan cahaya itu akan bertahan...

Jam menunjukkan angka 24:08
bos uchiha itu masih terdiam. Pikirannya kacau disaat seperti ini
Dimana otak jenius nya itu sekarang

Sasuke masih duduk dikursinya sambil menatap layar laptop yang berisi Foto Hinata,Siapa yang menyangka Sasuke adalah pria seperti itu?

Senyum wanitanya itu sudah hilang dari pandangan Sasuke karena ulahnya sendiri...

Dia sedang memikirkan nasib wanitanya kelak. Jika tidak mengobati trauma wanita lavender itu hinata akan terus menjadi mayat hidup namun jika berobat menggunakan Temotherapi hanya ada dua kemungkinan...

Jika gagal makan hinata akan mati...
Sasuke menyalahkan dirinya sendiri dan meminta maaf dalam hati berkali kali, Sasuke merasa bersalah...
Andaikan dari dulu Sasuke jujur bahwa dirinya 𝙈𝙚𝙣𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙞 Hinata

Sementara Hinata yang tengah menatap intens wajah Sasuke yang terlihat pasrah dan menghentikan nafasnya kasar. Dia bertanya tanya kenapa dengan pria itu

Tanpa sadar kaki Hinata berjalan kearah pria itu dan membuat Sasuke menghilangkan pikirannya

Terlihat ekspresi khawatir dari Hinata. Wanita lavender itu masih mencintai Sasuke "ada apa?" Tanya Hinata dengan nada yang lemah

Sasuke tersenyum mendengar suara yang keluar dari bibir peach Hinata. Walaupun hanya mengeluarkan dua kata saja

Brak! '

Sasuke memukuk mukuli mejanya beberapa kali merasa bahagia mendengar Suara wanitanya itu "katakan lagi!" Ucap Sasuke dengan wajah yang tersenyum lebar

"Baka... " Ucap malas Hinata dengan tatapan yang masih sama. Seperti Mayat hidup
______________________________________

𝙒𝙖𝙡𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙖𝙠𝙪 𝙨𝙚𝙠𝙚𝙘𝙞𝙡 𝙗𝙪𝙩𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜
𝙄𝙣𝙜𝙖𝙩𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪...

istri kontrakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang