14. Satria POV

2.3K 201 6
                                    

***

-Satria

"Gimana lo sama mahasiswa lo? Ada kemajuan?" tanya Jeral membuka obrolan.

Aku mengangkat ke dua bahuku, "engga niat buat maju juga."

Dia berdecak sebal, "katanya tertarik."

"Ya tertarik aja, kenapa harus maju?" tanyaku.

Dia hanya mengangkat kedua bahunya, "kenapa lo bisa tertarik sama dia, Sat?"

Menarik. Satu kata yang tiba-tiba terlintas di pikiranku ketika semakin mengenalnya lebih dalam lagi. Bukan sekedar mahasiswa kupu-kupu layaknya mahasiswa lainnya, yang satu ini beda spesies. Lebih berani, lebih ngotot, dan lebih sering ngegas, kadang engga ada takut-takutnya sama dosen, terutama aku.

Dia seperti menyimpan dendam yang begitu dalam kepadaku, entah apa penyebabnya, yang jelas aku saja heran sampai sekarang dia terlihat antipati disaat beberapa mahasiswi berbondong-bondong mencari perhatianku.

Sosok ini dari awalnya memang beda. Belum apa-apa udah berani ngatain di twitter.

Aku mengernyit, tidak berniat mengeluarkan apa yang ada di pikiranku. Biarkan alasan ini selamanya hanya aku yang tau.

Atensiku sepenuhnya teralih ke sosok yang baru datang ke tempat biasa aku dan Jeral melepas penat. Ghian? Dia cupu semenjak pacaran sama Anya.

Aku memperhatikan setiap gerak-geriknya, banyak pertanyaan hadir di pikiranku.

Kenapa dia ada di sini?

Kenapa sama Wira?

Ada masalah apa? Sampai dia datang ke sini cuman berdua sama Wira?

Dia kenapa?

Karena setauku, dia bukan tipe cewek-cewek yang suka nongkrong di tempat clubbing gini. Caca lebih menyukai nongkrong di McD atau engga coffe shop bareng Wira dan Anya. Kenapa tiba-tiba dia datang ke tempat ini.

"Woy anjing, gue ngomong engga didenger." Jeral menepuk bahuku kencang, dan berhasil mengalihkan atensiku sepenuhnya kepada dia.

"Apasih? Ganggu aja."

Jeral mengernyit heran lalu mengikuti arah pandangku, "lo lagi ngeliatin siapa sih? Ada yang menarik buat lo ajak ngeroom?" tanya Jeral.

Aku mendelik, walaupun aku sering nongkrong di kelab tapi engga pernah terlintas sedikitpun di pikiranku buat ngajak cewek one night stand, aku pikir cewek lebih berharga daripada sekedar satu malam saja. Ini pendapatku ya, kalau kalian berbeda pendapat ya terserah.

"Lo kali itu mah lagi nyari mangsa buat diajak ngeroom."

Jeral nyengir, "lagian lo ngeliatin siapa sih? Khidmat bener sampai engga dengerin omongan gue."

"Mahasiswa gue."

Sekali lagi Jeral mengikuti arah pandangku, tapi percuma saja, Jeral tidak mengenal Caca dan belum pernah bertemu dengan dia. Mungkin sekilas kalau lagi sama Anya. "Cewek apa cowok?"

"Cewek."

"Siapa sih anjing?" tanya Jeral ngegas setelah dirasa dia tidak kunjung mendapatkan jawaban.

"Caca."

"Yang mana or—," ucapannya terputus, "anjing! Caca yang bikin lu tertarik itu, Sat?" tanya Jeral heboh.

Aku hanya mengangguk, tidak berniat menjelaskan lebih dalam ke Jeral. Aku terus memperhatikan sosok yang sekarang sudah meneguk dua shoot minuman entah jenis apa, dan keadaannya sudah mulai hangover. Aku menggeleng, engga kuat minum tapi kok sok-sokan minum.

Grow Up: MercusuarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang