Setelah mendengar jawaban Jake, Naya segera mengangkat tangan kanan Jay lalu dibawanya ke belakang lehernya. Kemudian tangan itu dipengang erat olehnya.
Jujur saja, walaupun sudah berdua. Jay tetap terasa berat. Naya tidak membayangkan bagaimana susahnya tadi Jake membawa Jay sendirian.
"L-lantai mana?" Tanya Naya gugup menyadari wajah Jay yang sangat dekat dengan wajahnya.
"12, kamar nomor 52. Tadi gue udah nanya sama keluarganya," jawab Jake.
Jay yang kesadarannya hanya sekitar 20% hanya bisa tersenyum senyum melihat Naya disebelahnya.
Setelah sampai di kamar yang Jake maksud, Naya memutuskan untuk kembali ke apartment miliknya. "Jake, aku sampe sini aja ya, nih buat dia,"
"Yoi, thank you so much. Sorry, udah ngerepotin lo," ucap Jake, dan dibalas senyuman oleh Naya.
Naya turun kebawah, dengan wajah yang panas. Sesekali ia memeriksa detak jantungnga yang berdetak dengan sangat kencang.
Sampai dikamar, Naya melihat kedua orang tuanya sudah pulang.
"Ini sofa kok bisa ada air Na? Celana papa sampe basah," ucap Papanya ketika Naya masuk.
Pertanyaan itu membuat Naya sedikit tersentak, "iya pa.. tadi aku gak sengaja numpahin minum,"
"Kok kamu gak lap? Terus kamu dari mana pakai baju tidur gitu keluar kamar?" Tanya papanya lagi.
"Eh? Itu tadi ketemu temen didepan. Makanya cepet cepet keluar, lagian cuma sebentar kok," elak Naya.
Sebenarnya Naya ingin cerita tentang masalah tadi. Tapi ia memutuskan untuk diam, daripada nanti jadi masalah besar.
Sedangkan di apartment Jay, Jake masih menunggu temannya itu sadar.
Disana tidak hanya ada mereka, ada asisten rumah tangga yang memang ada disana setiap pagi hingga sore.
Beberapa menit kemudian Jay, terbangun dan tersadar kalau ada Jake yag sedang bermain handphone disebelahnya.
"Kok lo bisa disini?" Tanya Jay.
"Bangun juga lo. Gue kira udah tewas," canda Jake tapi dengan wajah dan nada yang menyindir.
Jay berusaha bangun dari duduknya, sambil memegang kepala yang masih sedikit pusing. "Tuh minum," ucap Jake menunjuk minuman jahe di sebelah tempat tidur Jay.
"What is that? Gak mau, gak mau," tolak Jay.
"Lo habis mabuk, minum itu biar ga pusing," perintah Jake yang masih terfokus pada game di handphone nya.
"No way. Lo kan tau gue gak suka jamu jamu gituan. Ew!" Ucap Jay menolak lagi.
"Padahal itu dikasi Naya tadi. Kalo lo gamau sini kasi gue," ujar Jake.
Jay mengerutkan dahinya, "Naya? Siapa?" Tanya Jay bingung.
"Cewek yang bantuin lo sampe kamar. Sumpah tadi gue malu banget, gara gara lo," ujar Jake membuat dahi Jay semakin berkerut bingung.
"Lo ngomong apa sih anjing?" Kesal Jay karena tidak mengerti alur pembicaraan Jake.
Jake menghela nafas lalu duduk di sebelah Jay. "Lo inget lo kemaren ngapain?" Tanya Jake.
Jay mengangguk, "Tau lah,"
"Yang bawa lo kesini siapa?" Tanya Jake lagi pada temannya itu.
"Lo kan?" Jawab Jay. "Emang gue pernah main kesini?" Tanya Jake lagi membuat Jay sadar.
"Loh kok lo bisa tau apartment gue? Yang tau kan cuma Nicholas sama keluarga gue," kaget Jay paham situasi.
"Tadi pagi gue ditelpon sama om Chan, katanya lo tepar di bar sana. Pas gue nyampe sana. Lo udah kaya orang mati," ucap Jake dengan nada kesal.
"Gue inget lo pernah bilang nama apartment ini, tapi lo gak pernah ngasi tau gue kamar lo yang mana. Dan tadi lo salah masuk ke kamar orang," Jelas Jake membuat Jay yang tadinya bersandar di bantal langsung duduk tegak.
"Hah? Seriously?"
Jake mengambil minuman yang mereka maksud tadi. "Lo masuk ke kamar orang. Untung orangnya baik, cantik lagi. Terus dia yang bantuin gue bawa lo kesini," ucap Jake.
"Dan ini, tadi sebelum balik, dia ngasi lo ini. Tapi kalo gak mau biar gue yang minum,"
Mendengar cerita Jake, membuat Jay langsung menarik minuman itu dari tangan temannya.
"Eh apa apaan. Lo bilang tadi gak mau?" Protes Jake ketika Jay mengambil kembali minuman yang memang diberikan kepadanya.
"This is for me, not for you," ucap Jay lalu berjalan ke arah kulkas dan menaruh minuman itu.
"Giliran denger ceweknya cantik aja, langsung semangat. Dasar emang lo," teriak Jake, dan Jay tidak menanggapi hal itu.
Beberapa menit kemudian, Jay kembali menuju tempat mereka tadi. "Eh, siapa tadi namanya?" Tanya Jay.
Jake memancingkan matanya, pasti ada sesuatu yang tidak beres, "Naya, kenapa?" Tanya Jake balik.
"Tinggal di lantai berapa?" Tanya Jay. Feeling Jake memang tepat.
Jake tidak menanggapi pertanyaan Jay dan segera bersiap siap untuk pulang. Lagi pula Jay sudah sadar.
"Lo mau kemana?" Tanya Jay. "Cabut, udah berjam jam gue disini," balas Jake.
"Naya tinggal di apart nomor berapa?" Tanya Jay lagi, dan lagi lagi Jake diam, sengaja.
"Kalo lo pengen tau, coba cari tau sendiri. Dah lah gue mau balik. Sama sama," ucapnya pada diri sendiri.
"Eh iya, thank you bro,"
————————————
Om chan itu maksudnya Bang Chan ya hehe, soalnya kan sama sama dari Aussie.Jangan lupa like. Love ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Among Us [Jay, Junho, Nayoung]✔️
Fanfiction[COMPLETED✔️] Kisah cinta yang berawal dari salah masuk apartment. Bahkan saudara kembar bisa menyukai satu gadis yang sama. Bagaimana mungkin? [Jay, Naya, dan Juno] Start: 04 Oktober 2020 End: 29 Januari 2021 Cover credit by pinterest.