Dengan earphone di kedua telinga kanan dan kirinya, tidak lupa rambut yang digerai terkena hembusan angin. Naya, gadis yang sedang duduk pada balkon apartment miliknya, lebih tepat milik orang tuanya.
"Na, mama sama papa mau pergi belanja bulanan dulu. Kamu kalo mau keluar, jangan lupa kunci semua ruangan," pesan mamanya, mengalihkan fokus Naya pada lagu yang sedang diputar.
Naya tidak membalas dengan ucapan, hanya menaikan tangan kanannya membentuk kata OK.
Kawasan apartment tempat tinggal Naya, bisa dibilang banyak di tempati kaum elite. Daerah sana memang banyak berdiri apartment. Naya dan keluarganya tinggal di lantai 10.
Berjam jam berlalu, Naya tiba tiba merasa bosan dengan aktivitasnya.
Saat berjalan ke kamarnya tiba tiba terdengar bel dari pintu depannya. Sebelum membuka pintu, Naya mengintip pada lubang yang ada disana.
Naya dibuat kaget dengan dua orang laki laki yang bediri disana.
Dengan perlahan Naya membukakan pintu apartment miliknya. "Ada apa ya?" Tanya Naya membuka sedikit pintu itu dengan kepala yang muncul sebagian.
Pintu yang Naya pegang tiba tiba ditarik oleh salah satu laki laki berjaket demin. Sedangkan yang disebelahnya terkaget. Begitu pula Naya.
Laki laki tinggi itu masuk kedalam tanpa memperdulikan Naya.
"Eh? Kaya nya salah kamar deh. E-ehh! Kamar orang woi! Ayo keluar," ucap laki laki dengan kaos oblong.
Laki laki berjaket demin itu tidak mendengarkan apa yang temannya kata kan dan duduk di sofa apartment Naya.
Sebelum masuk, laki laki berkaos oblong itu menatap Naya. "Maaf ya, temen gue lagi mabuk. Ini lantai berapa sih?" Tanya nya pada Naya.
"E-em.. ini lantai 10, temen kamu tinggal di sini juga?" Tanya Naya sambil masuk bersama laki laki tadi.
"Iya, Jay tinggal di sini, tapi gue gak yakin lantai berapa. Anaknya lagi mabuk ga mau jawab. Oh iya gue Jake, ini Jay," ucapnya menunjuk Jay yang tertidur di sofa milik Naya.
"Aku Naya. Terus ini gimana?" Tanya Naya ikut bingung. Jake saja tidak tahu temannya tinggal di lantai berapa, apalagi Naya.
Jake melihat sekitar, lalu pandangannya tertuju pada air dimeja makan. "Minta tolong ambilin air dong. Btw, maaf ngerepotin," tanpa menjawab Naya segera mengambilkan air.
"Ini," ucapnya memberikan Jake air segelas. Kemudian duduk disebelah Jay. Posisinya Jay berada di antara Naya dan Jake.
Jake menerima dan kemudian membantu Jay untuk duduk. "Minum dulu njeng," ucapnya sambil mengumpat.
Jay awalnya menolak, tapi Jake memaksanya dan akhirnya tetap diminum juga. Beberapa detik kemudian laki laki itu kembali tertidur dengan posisi kepala jatuh pada pundak Naya.
Jake yang melihatnya kaget, lalu segera mengubah posisi tidur temannya yang sedang mabuk itu.
"I-ini gimana ceritanya bisa kaya gini?" Tanya Naya.
"Nih anak dari kemarin malem clubbing, tadi pagi udah tepar di bar. Terus gue ditelpon sama paman gue yang kebetulan emang kerja di sana. Gue ajakin pulang ke sini, tapi gak tau kamar dia yang mana," jelas Jake.
"Kamu gak punya nomor telpon keluarganya dia? Atau setidaknya yang tau apartment nya nomor berapa," ucap Naya.
"Eh, gue baru inget." Kaget Jake lalu mengeluarkan handphone milik Jay dari saku celananya.
"Ck.. password nya apa ya?" Bingung Jake. "Ulang tahun dia mungkin atau tanggal tanggal penting," ucap Naya memberi saran.
Setelah Jake coba dengan kode ulang tahun Jay, ternyata mau. Untung lah. Setelah itu laki laki berdarah Australia itu terlihat menelpon seseorang.
Jake bangkit dari duduknya dan mencari tempat untuk menelpon. Meninggalkan Jay dan Naya yang kebingungan harus melakukan apa.
Naya hanya menatap wajah Jay yang seperti tidak asing ia lihat. Tapi ini kali pertama Naya melihat Jay di kawasan apartment ini.
Selang beberapa detik tiba tiba Jay membuka matanya, membuat Naya kaget dan semakin kebingungan.
Jay menoleh kearah Naya, lalu memiringkan kepalanya dan duduk menghadap gadis itu. "Lo ngapain disini?" Tanya Jay sambil mengucek matanya.
"I-ini apartment aku, kamu salah—," ucapan Naya terpotong saat Jay menempelkan jari telunjuknya di bibir gadis itu.
"Sshtt.. hey baby girl shut up. Why you look so preety," Ucapnya ngawur. Tentu saja pertanyaan Jay membuat Naya membeku ditempat.
Tidak lama, Jay kemudian mengusap usap rambut panjang gadis itu. Tapi Naya berusaha menepisnya.
"Ouu.. my hand so hurt," ucap Jay berlebihan, Naya segera bangun dari duduknya dan berdiri.
Untungnya tidak lama, Jake datang dengan segelas air dan segera menyiram temannya itu. "hey! Ayo, gue anter lo. Nyusahin banget emang," ucap Jake lalu membantu Jay berdiri dan memberikan gelas yang ia bawa pada Naya.
Jake dan Jay berjalan keluar dari apartment Naya. "Maaf ya, Nay. Apartment lo jadi berantakan. Maaf juga udah ganggu," ucap Jake sebelum mereka berlalu.
"Iya, gapapa kok. Mau aku bantu?" Tanya Naya pada Jake yang terlihat kesusahan membopong temannya itu.
"Emm.. boleh deh,"
—————————-
Minta sarannya dong temen temen<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Among Us [Jay, Junho, Nayoung]✔️
Fanfiction[COMPLETED✔️] Kisah cinta yang berawal dari salah masuk apartment. Bahkan saudara kembar bisa menyukai satu gadis yang sama. Bagaimana mungkin? [Jay, Naya, dan Juno] Start: 04 Oktober 2020 End: 29 Januari 2021 Cover credit by pinterest.