Part 14

152 24 0
                                    

Tidak terasa liburan telah usai, kini semuanya sudah kembali ke sekolah masing masing. Jay mulai sekolah pada sekolah baru nya. Kemarin malam Jay meminta izin pada papa Naya untuk menjemput dan mengantar Naya kesekolah.

Dan tentu saja, papa Naya setuju. Jay sengaja tidak memberi tahu Naya.

Pagi pagi sekali, sekitar pukul 6 lewat sedikit Jay sudah berada didepan apartment milik keluarga Naya. Ia menekan tombol yang ada disana.

Tidak lama, mama Naya membukakan pintu. "Ayo Jay, masuk dulu. Naya baru habis mandi. Kamu tunggu aja disofa," ajak Mama Naya untuk masuk.

Jay mengikuti perempuan paruh baya itu masuk kedalam. Kemudian duduk di sofa seperti yang mama Naya katakan.

Beberapa kali Naya bolak balik keluar masuk kamar, tapi tidak menyadari Jay yang duduk disofa. Jay juga sengaja tidak menyapa dan membiarkan gadis itu sibuk dengan aktivitasnya.

Ini terakhir kali Naya masuk ke kamar dan keluar membawa tas, "PA AYO BERANGKAT!" Teriak Naya sambil mengikat rambutnya yang panjang.

Entah sejak kapan Jay bangun, kini laki laki itu sudah berdiri didepan Naya. "AYO MA," ujar nya bercanda.

Naya sontak membelakkan matanya melihat Jay tiba tiba ada didepannya. "Sejak kapan kamu disini? Papa mana?" Tanya Naya malu.

"Papa kamu udah berangkat duluan. Hari ini spesial kamu aku anter ke sekolah," ujar Jay sambil menarik tangan Naya pelan.

Keduanya berjalan mendekat pada mama Naya. "Tante, aku sama Naya berangkat dulu ya," pamit Jay dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Naya.

"Iya, kalian hati hati,"

"MAA, AKU BERANGKAT YAA!" Teriak Naya karena Jay sudah menariknya menuju pintu keluar.

Sampai di luar, Jay masih menggengam tangan Naya. "Hari ini kita naik motor ya," ujar Jay. "Tapi aku gak punya helm," balas Naya, namun Jay menunjukan sesuatu dari jok motornya.

"Nih pake," ucap Jay memberikan Naya helm berwarna hitam mirip seperti yang Jay gunakan. Tapi ukurannya sedikit lebih kecil.

"Ini punya siapa?"

Melihat Naya yang belum juga memakai helmnya, Jay mengambil benda itu dari tangan Naya dan memakaikannya pada kepala Naya. "Punya aku, tapi sekarang punya kamu. Biar couple," katanya sambil memasangkan pengait helm Naya.

Wajah mereka begitu dekat saat ini. Tentu saja, Naya yang diberi perlakuan seperti ini tidak bisa menahan senyumnya. Jay tidak langsung menjauhkan wajahnya. Laki laki itu menatap mata Naya lekat lekat.

"Kalo malu gini, tambah lucu," ucap Jay, tapi kemudian Naya mendorong wajah Jay menjauh.

"Ayo nanti kamu telat, sekolah kita beda. Don't forget 'bout that,"

Jay hanya tersenyum, lalu naik keatas motor miliknya. Naya bingung bagaimana caranya naik. Motor Jay cukup tinggi. "Pegang pundak aku kalo mau naik," ujar Jay sambil membantu Naya naik.

Akhirnya Naya berhasil naik, dan motor Jay mulai melaju. Sebenarnya sekolah Jay dan Naya tidak dekat. Jika tidak cepat cepat Jay mungkin akan terlambat. Padahal ini hari pertamanya disekolah baru. Tapi demi Naya, Jay bahkan rela terlambat.

Naya menyadari Jay naik motor agak pelan, "Kenapa pelan banget, nanti kamu bisa telat tau,"

"Aku bawa sesuatu yang berharga soalnya. Nanti kalo kenapa kenapa, aku bisa di gorok sama papa kamu," balas Jay.

"Tapi ini, lambat banget Jay. Bisa bisa aku juga ikut telat," protes Naya, lalu Jay menambahkan sedikit kecepatannya.

Padahal Jay memang sengaja pelan pelan agar bisa lebih lama bersama Naya, apalagi mereka tidak satu sekolah. Berjam jam mereka tidak akan bertemu.

"Pegangan, aku mau ngebut," ucap Jay sedikit berteriak sambil menarik tangan Naya agar memeluknya lebih erat.

Setelah itu Jay benar benar menambah kecepatannya menjadi 2 kali lipat. Naya memeluk Jay sangat erat, Ia dapat merasakan hal itu. Melihat Naya yang sepertinya ketakutan dari spion, Jay kembali memperlambat. Lagi pula ini sudah sangat dekat.

Saat sampai di depan sekolahnya, Naya segera turun dengan bantuan Jay. Setelah itu Naya melepas helmnya dan memberikannya pada Jay.

"Ini, rambut aku berantakan ga?" Tanya Naya lalu tiba tiba Jay menarik tangan Naya agar mendakat pda motornya.

Jay menyisir rambut Naya menggunakan tangannya, menyelipkan rambut depan gadis itu dibelakang telingannya. "Perfect,"

Naya merasa ada banyak mata yang memperhatikan mereka berdua, Naya sedikit mundur. "Udah kamu berangkat sana, semoga gak telat ya," ujar Naya sambil melambaikan tangannya pada Jay.

"Belajar yang rajin!" Teriak Naya lagi ketika Jay menghidupkan motornya.

Jay melambaikan tangannya, lalu melajukan motornya. "HATI HATI!" Teriak Naya saat Jay motor Jay mulai menjauh.

Naya berjalan memasuki area sekolahnya, tiba tiba gadis itu dikejutkan oleh Herin, teman sekelasnya.

"Hm.. siapa tuh tadi? Seragamnya sih Anak Dwight," ujar Herin menggoda Naya.

"Temen kok, tadi kebetulan ketemu. Makanya bareng deh," jawab Naya membuat Herin memancingkan matanya tidak percaya.

"Dari mana sejarahnya Naya yang tiap hari di anter jemput papanya, tiba tiba dianter cowok kesekolah.. katanya sih cuma temen. Tapi kok???????"

Naya mendorong temannya itu pelan, "Serius Herin, cuma temen. Papa gak bisa nganter hari ini,"

Herin mendelikan bahunya seperti tidak percaya.

"Yaudah, gak usah cerita cerita sama gue lagi. Bye, you're not my friend now," ujar Herin bercanda sambil meninggalkan Naya dibelakanganya.

"Ih, tungguin..."

Among Us [Jay, Junho, Nayoung]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang