****
"Posttraumatic Stress Disorders atau gangguan stres pascatrauma. Sepertinya istri anda telah mengidap ini sejak lama, Choi-ssi. Apa anda tidak mengetahuinya?"
"Apa itu, Dok?" Jungkook bertanya dengan raut wajah serius.
"Gangguan stres pasca trauma yang merupakan gangguan mental di picu oleh ingatan kilas balik setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan atau traumatis. Gejala stres akut dan gangguan stres pasca trauma masih sama-sama menimbulkan reaksi emosional negative bagi pasian. Stres pasca trauma juga dapat menyebabkan seseorang mengalami serangan panik dan serangan kecemasan ketika mengingat kembali beberapa peristiwa traumatis yang di alaminya tersebut." Papar sang dokter yang memeriksakan Eunbi saat tadi tiba-tiba pingsan di dalam ruangannya. Mampu membuat Jungkook tertegun untuk beberapa saat sebelum dokter itu kembali menjelaskan.
"Stress pasca trauma juga menyebabkan timbulnya pikiran dan asumsi yang terlalu negatif tentang diri sendiri atau dunia sekitar, pesimis terhadap masa depan dan mampu menyalahkan diri sendiri atau orang lain karena menyebabkan trauma yang terjadi pada dirinya."
"Dan lagi, bila nona Eunbi tidak segera mendapatkan perawatan traumanya. Gangguan stres tersebut bisa akan terus berkembang menjadi depresi berat, gangguan makan, penyalahgunaan alkohol." Jeda dokter berkacamata itu menjelaskan. "Dan lebih parahnya lagi dapat berdampak pada penggunaan obat-obatan hingga gangguan kecemasan kronis."
Jungkook terhenyak pada posisi duduknya di hadapan benar-benar tak tahu jika Eunbi lebih dari kata tak baik-baik saja selama ini. Sikap yang ia tunjukkan selama ini, apakah karena trauma yang ia derita?
Kejadian kelam itu yang ternyata membuat istrinya menjadi seperti ini. Tak hanya bayi kecilnya saja yang mendapat efek dari perbuatan di masa lalu itu. Eunbi pun sama. Mencoba utuk menyembuhkna trauma itu sendirian tanpa Jungkook tahu.
"Lalu, apa yang harus saya lakukan,Dok? Apakah istri saya bisa sembuh dari trauma itu?"
"Untuk saat ini, efek dari trauma itu tidak memiliki obat untuk penyembuhan sama sekali. Tapi, nona Eunbi bisa melakukan psikoterapi atau bimbingan konseling untuk membantu meminimalisir gejala yang dia alami dan mengubah cara berpikirnya mengenai trauma yang menimpanya.
Di dalam ruang kerja yang luas dan tertata rapi itu, Jungkook termenung dengan berbagai macam fikiran yang menggerogoti isi kepalanya.
Jungkook fikir semua masalah akan selesai ketika ia mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menikahi Eunbi. Tapi ternyata semua salah, Eunbi membutuhkan dukungan seseorang yang bisa digunakan untuk melupakan traumanya. Namun masalahnya di sini, Jungkook sendiri yang menyebabkan trauma Eunbi. Tak segampang itu bagi Eunbi melupakan semuanya, di saat dirinya si penyebab masalah selalu berada didekatnya.
Lalu, apa yang harus Jungkook lakukan?
Di satu sisi ia merasa lega ketika mengetahui bahwa penolakan Eunbi pada anak mereka bukan semata-mata karena ia benci pada sang anak, tapi itu disebabkan karena trauma yang ia alami. Dan di sisi lain, Jungkook merasa bersalah pada sang anak, sebab ulahnya yang membuat bayi tak berdosa itu mendapat kebencian dari sang ibu yang mengandungnya.
Pintu ruang kerja Jungkook diketuk pelan dari luar, dan setelahnya tedengar suara Han Ahjumma yang memanggilnya.
"Choi-ssi..."
Jungkook yang mendengar panggilan pun menjawab dan berjalan kearah pintu kayu itu. "Iya, Ahjumma... sebentar."
Ketika pintu kayu tersebut terbuka, nampaklah wanita paruh baya itu yang menarik koper hitam miliknya, berisi perlengkapan selama ia nanti berada di luar kota untuk beberapa hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCAR ✔
Hayran Kurgu[SELF PUBLISHING] Tentang perjuangan Choi Jungkook untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya, sekaligus menebus sebuah kesalahan pria itu dimasa lalu. Berawal dari sebuah tragedi memilukan, dimana pria itu tanpa sadar telah melecehkan Lee Eunbi...