Prolog

320 37 6
                                        

✈✈✈

Mungkin ingatan masa kanak-kanak adalah ingatan jangka pendek yang mudah untuk terlupakan.

Garis bawahi pada kata terlupakan.

Beberapa mungkin ingat kejadian tak mengenakan seperti dikejar anjing, terjatuh, terkunci di dalam rumah, disengat lebah, dan berbagai hal lainnya yang membuat mereka terus mengingat memori itu. Aku sendiri mengingat satu hal saat aku berusia tiga tahun. Kejadian yang baik sekaligus kejadian yang buruk.

Saat itu aku tengah duduk di atas ayunan di pekarangan belakang rumah. Secara harfiah Emily lah yang duduk di atas ayunan sementara aku duduk di atas pengkuannya. Kala itu, dalam damai siang menuju sore, Emily memelukku. Dia sedikit mengayunkan ayunannya dengan ujung kaki panjangnya.

Aku mendongak, menatap wajahnya, sementara dia mendongak menatap langit hari itu.

"Lihat!" Tunjuk Emily tiba-tiba yang secara refleks mengalihkan fokusku pada langit yang ia tunjuk. Aku tersenyum melihat benda kecil yang mengapung di atas langit biru setengah sore.

"Pesawat Jet." Emily masih tak kalah histerisnya. "Pesawat Jet, minta duit!!!"

Aku mengejap berkali-kali karena kali ini Emily tidak berteriak. "Jet, Ntak Duit!!!" Aku membalasnya dengan teriakan yang lebih kencang. Emily menertawaiku dan akhirnya gadis itu menatap wajahku. Aku turut tertawa melihat Emily yang tertawa.

"Menyenangkan ya." Emily kembali mengayunkan ayunan dengan ujung kakinya. "Menyenangkan ada di sana. Bersama langit kosong, dan tak ada yang mengganggu bahkan cumulonimbus sekalipun."

Kali ini aku tak mengerti apa yang Emily ucapkan. Dalam usiaku yang saat itu, aku meyakini jika Emily mengetahui segala hal di dunia ini. Hal yang tidak kuketahui bahkan yang orang lain tidak ketahui. Dia tahu segalanya.

"Kapan kita ke situ?" Tunjukku pada pesawat jet yang semakin menjauh.

Emily menggeleng, "entahlah, Cheryl. Tapi Kakak pastikan kita akan berada di langit tenang seperti itu."

Aku mengangguk. Merasa aman. Aman karena Emily bersamaku. Aman karena dia memelukku, menutup kedua telingaku dengan tangannya, dan menenggelamkan kepalaku dalam dekapannya.

Aku berusaha mendongak melihat wajah Emily, tetapi hanya dagu yang mendongak ke langit yang dapat ku tangkap. Tangannya terlalu kencang menekan kedua daun telingaku. Meskipun begitu, aku masih dapat mendengar sayup-sayup kebisingan yang terjadi di dalam rumah. Perdebatan Ayah dan Ibu yang tak ada habisnya. Biasanya Emily sedih jika mereka sudah saling meneriaki. Namun, kini aku tak dapat melihat pasti karena dia menyembunyikan wajahnya ke atas langit.

Dia semakin menekankan tangannya pada telingaku dan itu mulai membuatku merintih kesakitan. Aku berusaha melepaskan tangannya dan tekanannya mulai berkurang.

Kudongakkan kepala seperti Emily dan menikmati lautan di atas kepala. Pesawat jet itu terlihat seperti ikan yang berenang ke satu arah tanpa hambatan di laut tenang, meninggalkan bekas keberadaannya dengan tarikan garis putih panjang yang membentuk awan baru di atas lapisan tinggi langit.

Beberapa tetes air jatuh di atas kepalaku dan aku tahu itu milik Emily.

Namun, demi Tuhan dan segala hal yang tercipta di alam semesta, siang menjelang sore hari itu merupakan hal terbaik dalam hidupku.

✈✈✈

Tiga tahun kemudian Ayah dan Ibu bercerai. Aku tidak menyangka jika harus berpisah dengan Emily karena hal ini. Yang pasti tanpa Emily, aku tidak lagi menemukan orang dalam kehidupanku.

Hanya saja Tuhan berlaku adil. Ketika SMA, ia mempertemukanku kembali dengan Emily.

Aku senang bukan main karena kembali bertemu dengan satu-satunya orang yang kusayangi. Tapi ... benarkah itu?

 benarkah itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hi, I'm Back!
Thanks for appreciate my work and transfered your support here✌

Kali ini ceritanya agak sedikit lebih serius dari yang biasanya, tapi don't worry, teenfecnya masih terasa kok👍

I forgot about the inspiration that encourage me to wrote this little story, but for sure I presented this story for everyone who felt lost a thing, or much more. I just wanna say that ...

You're no alone




At all

.

Emily's Clue [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang