Tweleveth Chapter

76 13 0
                                    

"Aku tak tahu jika kau sudah cukup lama menyukaiku."

✈✈✈


"Kau baik-baik saja?"


Aku melotot. Ketika menjelang jam pulang sekolah, Kak Dio tiba-tiba mengunjungiku. Sejenak aku melirik keadaan luar UKS yang sepertinya sepi.

"Kenapa Kak Dio ke sini? Bagaimana bisa?" Aku yang sebelumnya sudah duduk menyamping hendak menuruni ranjang, kini kembali duduk dan menarik selimut.

"Aku pergi diam-diam." Dio mengatakannya seraya menghela napas panjang. Aku tersenyum kecil melihatnya.

"Alison tak akan suka jika dia melihat Kakak ke sini. Dia tipe perempuan pencemburu."

"Kau tidak mengatakan padaku sebelumnya tentang bagian itu."

"Tidak ada perempuan yang sempurna, oke." Aku berdecak kesal kemudian menghembuskan napas jengah. Setelahnya, tatapan bersalahku tertangkap jelas di mata laki-laki itu. "Aku minta maaf."

"Untuk?"

"Melakukan hal ini padamu." Aku mengatupkan bibir dan hampir tak berani menatap dalam mata laki-laki itu. "Alison orang yang narsistik. Aku melakukan ini karena ... aku berpikir terlalu pendek. Aku tak ingin kau menggangguku yang sebenarnya tidak. Aku menghukummu jadian dengan Alison atas kesalahanmu yang sebenarnya tidak ada."

"Jadi ... ini hari pertama yang buruk bagiku?"

"Yap," aku mengangguk pelan. "Hari pertama yang buruk bagiku juga."

"Kau ada masalah?"

"Masalah pribadi."

"Oke." Selesai. Perbincangan kami mati dalam waktu yang lama. Entah apa langkah selanjutnya yang akan diambil Kak Dio. Memutuskan Alison akan menimbulkan konflik dan drama baru yang tentu saja akan semakin mempersulit kehidupan sekolahnya.

Akulah orang jahat di sini. Aku mungkin akan mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi.

"Semua tak berjalan seperti yang kukira." Suara laki-laki itu berubah dingin. "Kehidupan di sekolah ini ... menyebalkan."

"Aku minta maaf."

"Tidak cukup." Pernyataan itu membuatku sulit menelan ludah. "Aku tak mengerti kenapa harus bertemu perempuan sekejam dirimu."

"Apa?" Aku terlonjak seketika.

"Aku tak tahu kesalahanku apa sehingga kau harus melibatkanku dengan perempuan seperti Alison. Sulit bagiku terlepas dari perempuan sepertinya setelah ini." Tatapan Kak Dio berubah menjadi tajam dan mengiris. Aku menggigit bibir melihat laki-laki itu menatapku dengan penuh kebencian. Rasa bersalah kini memberikan tusukan yang kedua pada hatiku.

"Kak Dio, aku ... aku akan membantu apa saja setelah ini, aku akan membantu permasalahanmu, aku jamin." Aku menundukkan kepala dan memejamkan mata.

"Membantu kau bilang?" Mataku terbuka tatkala mendengar suara itu berubah menjadi suara perempuan. "Kau yang menjerumuskanku pada perempuan seperti itu. Kau mempermainkanku dengan menipuku. Sekarang kau bilang ingin membantu? Yang benar saja, kau pikir aku akan ditipu untuk kali kedua?" Kak Dio yang sebelumnya duduk di sampingku, kini berubah menjadi Emily yang melotot dan siap menerkam. Tatapannya persis seperti caranya menatap Ayah dulu.

"Sekarang kau suka kan, Cheryl? Kau suka melihatku tersiksa dan menyaksikan betapa menyedihkannya kehidupan Ibu?" Emily menggeram dan menggretakkan gigi seakan ingin menghajarku habis-habisan.

Emily's Clue [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang