Sesampainya mereka di rumah, mereka berdua langsung menuju kamar untuk beristirahat.
" fanyaaa.. Ya ampun. Nih anak ya, rusuh banget. " radit melihat ke arah kasur yang penuh dengan barang belanjaan fanya.
" astaghfirullah... Banyak banget ini "
" kenapa sih emangnya dit? "
" kamu habis belanja ya? "
" oh itu, hehe iya.. "
" banyak banget, kamu beli apa aja. Katanya harus hemat gak boleh boros, ini kamu belanjanya banyak banget. "
" yakan buat acara pensi juga, punya lo udah gue beliin tuh. "
" eh ada, makasih ya. Beli apa aja nih kamu, ada lipstik, sepatu, jilbab, bando, kaos. Banyak banget, udah gitu kenapa beli warnanya sama semua? Kebanyakan warna hitam sama putih nih, warna lain juga ada sih. " radit melihat satu-persatu barang yang dibeli oleh fanya.
" hahaha.. Lo tau aja deh. Namanya juga perempuan dit, ya harap di maklumi lah.. "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Radit sedang duduk di sebuah sofa yang berada di depan pintu kamar mereka.
" fanya, kamu udah siap belum? "
" iyaa.. Bentar lagi, ini mau pasang sepatu dulu! " teriak fanya dari dalam.
Setelah itupun fanya keluar dari kamar.
" lama sih, itu kenapa lagi mukanya? Kok cemberut gitu?? "
" gak ada! "
Pasti kamu lagi ada masalah kan?
" fan, aku disana cuma ngurusin bisnis dan apartemennya papa. Kamu tenang aja, aku gak bakalan macam-macam kok. "
Lah, kok dia bisa tau sih isi pikiran gue!?
" yang khawatir itu aku, bukan kamu. Kamu gak papa nih tinggal sendirian dirumah? Kamu janji ya jujur sama aku dimana pun kamu berada! "
" iya, gue janji. "
" kamu percaya kan sama aku? " radit mengambil tangan fanya dan meletakkannya di dadanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
