1st Phase - Big Project

1.1K 199 18
                                    



"Gimana Act.Ink?" tanya Radit ke Jek, begitu cowok paling sibuk se-antero Resonance itu masuk ruangan AE.

"Beres mas, kemarin udah deal sama Daneera" jawab Jek sumringah.

"Oke good job. Jangan lupa brief nya kasih ke Kuncoro, terus bikin PO ke Danang biar kalo udah kelar tinggal Invoicing"

"Siap Mas Radit!"

"Eh Dit, dari mana?" Tanya Bowo yang baru masuk ruangan— sepertinya baru selesai morning brief.

"Remote dulu tadi gue ada urusan bentar." ujar Radit dengan wajah yang agak lelah, "Eh lo lagi banyak kerjaan gak, Wo? Bantuin build decknya Sociolla, bisa? Gue mau meeting nih abis lunch" Radit melihat jam yang melingkar di tangan kiri nya.

Belum sempat Bowo menjawab pertanyaan Radit, handphone Radit berdering, Radit memberi isyarat 'tunggu bentar' ke Bowo sambil mengangkat telepon yang datang.

"Yooo, wassup man? Gimana-gimana?" Radit duduk bersandar di kursinya. "Gue lagi garap sama team gue, gampang lah itu. Mau ketemu dimana? Lunch aja deh ya sekalian. Yaudah besok? Oke. Sekalian gue bawa deck nya. Yoi. Oke oke see you, Syid" Radit mengakhiri teleponnya lalu memutar kursinya ke arah Bowo dan Jek.

"Sociolla—" ujar Radit setelah menyimpan handphonenya, "Deck nya besok sebelum jam 11 harus udah jadi, bisa Wo?"

Bowo spontan membelalakan mata, tapi berusaha tenang, "Brief nya udah ada? Gue usahain ya"

"Nah ini gue mau mau meeting bareng kreatif, media sama research. Abis ini deh ya nanti Joni yang email brief nya"

"Tam, lo serius mau pake konsep ini buat Sociolla?" tanya Radit sekali lagi.

"Kenapa nggak serius? Brief dari Rasjid kan dia mau campaign nya 'how to take care of your skin dengan benar secara universal' dan menurut gue masuk-masuk aja, kan nggak cuma kaum perempuan yang harus menjaga kulit, tapi let say 'Si Tampan' juga butuh pemahaman yang benar soal perawatan kulit. Itu definisi universal yang mau gue tekenin disini." jelas Tama dengan yakin.

"Gue setuju sih sama Tama" Joni menegakkan duduknya.

"Tapi menurut gue ini ide tricky banget sih. Masalahnya, belum pernah ada loh beauty brand yang pake konsep gini" Radit masih berusaha meyakinkan diri.

"Mas Radit, di Korea malah brand ambassador beauty product tuh banyaknya cowok kok" Yanuar tiba-tiba masuk ke percakapan.

"Yan, itu di Korea. Ini di Indonesia, apa nggak dikatain banci?"

"Nah, ini dia, justru gue mau cowok-cowok itu sebagai spokesperson yang mengkomunikasikan authentic beauty sama semua kalangan bahwa ngerawat kulit tuh salah satu bentuk self love, bukan berarti jadi banci." jelas Tama lagi.

"Gue sepakat. Dit, ini campaign setali 3 uang loh. Practical, emotional dan social valuenya dapet semua" Joni membantu meyakinkan statement Tama.

"Tapi return of salesnya bakal dapet gak?"

"Ya balik lagi lah, Sociolla key purpose nya apa?" tanya Joni, "Awareness doang, kah? Sales kah? Branding kah? Kalo mau push ke salesnya, ya kita tinggal ngarahin campaign #AuthenticBeauty ini buat persuasi mereka untuk bisa tampil sempurna dan otentik dengan pakai produk-produk asli dan resmi dari Sociolla"

Radit mengangguk sambil bertepuk tangan, "Nice idea. Gila, pinter lo Jon."

"Kalo gitu tim lo bikin content breakdown nya deh. Nggak usah terlalu detail, gambaran besarnya aja dari content direction, type & pillars, terus konsep outreach & activitynya, sekalian lo diskusiin sama si Eja." kata Radit lagi, "Nah, Wa, sekarang tugas lo nih, nyari si spokesperson nya itu, kira-kira mau siapa?"

Resonance TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang