You've Got A Message: Bonus Chapter

134 27 0
                                    

Minggu pagi pukul delapan, Julia Choi baru saja bangun tidur. 

Lima hari selewat kejadian yang lalu.

===

You've got a message from Joanne S.

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: Pagi? Hehe.

𝒀𝒐𝒖             : Hai, pagi juga. How was your sleep?

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: It was fine. You?

𝒀𝒐𝒖             : Tidurku baik juga. Aku mimpi punya kebun stroberi luas, lalu petaninya kamu.

Joanne S. sent a confused sticker.

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: Memangnya wajahku mirip petani?

𝒀𝒐𝒖             : Hehehe, nggak.

𝒀𝒐𝒖             : Tapi kan, bukan salahku? Memangnya aku yang atur-atur siapa jadi siapa dalam mimpi?

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: Ya... bukan, sih...

You sent a mocking sticker.

Joanne S. sent an annoyed sticker.

You sent a pleading sticker.

Joanne S. left you on read.

Julia bingung, tidak biasanya Joanne meninggalkannya dalam keadaan sudah terbaca. Merasa sedikit berat hati, gadis tersebut beranjak dari kamarnya untuk menyiapkan sarapan. Lucunya, mata Julia tak berhenti melirik ke arah layar ponselnya setiap lima menit sekali.

===

Joanne sedang sibuk mengutak-atik ponselnya. Judy yang sejak tadi memasak nasi goreng, wajahnya kini sama merahnya dengan cabai yang baru ia masukkan dalam calon sarapan pagi mereka berdua. Sebal mungkin, sebab sejak bangun tidur Joanne hanya memasang mata pada layar dan bahkan tak menjawab ketika Judy bertanya ingin sarapan apa.

'Lihat saja. Akan ku sembunyikan ponselmu itu, Joanne Shin,' batin Judy dalam hati, tentu tidak serius.

Tanpa terasa sudah hampir jam sembilan ketika nasi goreng tersebut siap, dan Joanne menyumpah-nyumpah saat sadar kalau miliknya terlalu pedas. Judy tertawa, yang hanya dibalas dengan tatapan sinis.

You sent a message to Julia Choi.

𝒀𝒐𝒖              : Jules.

Balasannya datang sekitar lima menit kemudian, membuat Joanne yang sejak tadi menggigiti kuku akibat tegang sontak terjatuh dari sofa langsung menuju lantai. Sekali lagi, Judy tertawa.

𝑱𝒖𝒍𝒊𝒂 𝑪𝒉𝒐𝒊: Ya?

𝒀𝒐𝒖               : Dari tadi aku browsing internet. Ternyata kalau memimpikan seseorang, tandanya sedang rindu.

𝑱𝒖𝒍𝒊𝒂 𝑪𝒉𝒐𝒊: Baca artikel darimana?

You sent a link.

Julia Choi sent a shook sticker.

𝒀𝒐𝒖               : Tuh, kan.

𝑱𝒖𝒍𝒊𝒂 𝑪𝒉𝒐𝒊: Ih... apa?! : (

𝒀𝒐𝒖               : Kau rindu.

𝑱𝒖𝒍𝒊𝒂 𝑪𝒉𝒐𝒊: Bukan denganmu.

𝒀𝒐𝒖               : Tidak boleh bohong~

Julia Choi sent a sulking sticker.

You sent a laughing sticker.

Julia Choi left you on read.

Joanne terdiam sembari meratapi ruang obrolannya. Huh?

Apa Julia ingin balas dendam sebab Joanne tak membalas pesannya selama hampir satu jam? Tetapi, Joanne punya alasan logis untuk melakukan itu, kan? 

Kini giliran Joanne yang berat hati dan beranjak dari lantai untuk mulai mencuci piring.

===

Julia berjalan mondar-mandir di hadapan televisi, menimbang-nimbang dua keputusan tanpa henti.

Jadi... atau tidak jadi?

Tepat pukul sepuluh pagi, selesai memakai bedak tipis dan lipstik pada bibir, Julia mengirim balasan kembali.

𝒀𝒐𝒖             : Ayo, nonton film bersama.

Selewat lima menit, masih tak ada apa-apa.

Begitu juga di menit kesepuluh.

Dan baru merespon di menit kedua belas.

You've got a message from Joanne S.

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: I'll pick you up in ten. ;)

𝒀𝒐𝒖             : Astaga, kukira kau ketiduran.

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: Hahaha. Tidak akan ketiduran untuk Putri Stroberi.

You sent a rolling eyes sticker.

Joanne S. sent a sticking out tongue sticker.

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: Tunggu aku di depan apartemen, ya?

𝒀𝒐𝒖             : Okay~

𝒀𝒐𝒖             : Aku pakai kaus putih dan jaket berwarna cokelat.

𝑱𝒐𝒂𝒏𝒏𝒆 𝑺.: Aight, Princess. Please wait for me and the bus.

Joanne S . sent a laughing sticker.

You sent a laughing sticker.

𝒀𝒐𝒖             : Hati-hati, Joanne.

Joanne S. sent a nodding sticker.

You left Joanne S. on read.

===

Pukul setengah sebelas pagi, Julia Choi dan Joanne Shin sudah menyusuri jalanan menuju pasar pagi terdekat demi membeli cemilan.

Lima hari selewat kejadian yang lalu.

Kali ini keduanya lebih leluasa, lebih tenang ditemani yang lainnya.

Baik Joanne maupun Julia tak bisa meminta untuk hari yang lebih baik daripada saat ini.

Berjalan berdua di tengah-tengah kerumunan, 

namun merasa nyaman sebab jemari saling bertautan.

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang