Sunghoon pernah bilang sesuatu ke Sunoo dua tahun yang lalu, dan omongan itulah yang membuat Sunoo pergi menjauh dari mereka, menghilang tiada kabar.
Semua orang menyesali perbuatan Sunghoon, beberapa dari mereka bahkan membencinya. Tapi Sunghoon bisa apa, dia memang berbicara sesuai apa yang dirasakannya. Dia tidak bisa memendam begitu lama, walau ujung ujungnya hubungan ini jadi retak, tapi Sunghoon kala itu tidak peduli.
Sekarang, sesal begitu kuat hinggap di relung nya. Hampir setiap hari setelah Sunoo pergi, Sunghoon selalu mengingat perlakuan menyebalkan pria itu. Anehnya, ingatan itu bukan buat dia semakin benci, namun semakin bersalah.
Omongan omongan kasar yang membalas sebuah candaan yang pria itu berikan. Sikap dingin yang ia beri sebagai bentuk balasan dari sikap hangatnya. Semuanya membuat Sunghoon kesal bukan main, dia menyesal.
Dan Sunoo sudah pergi selama 2 tahun. Tidak kembali. Tidak bisa dihubungi, tidak bisa di prediksi.
Yang Sunghoon harapkan adalah, dia bisa memastikan untuk Sunoo baik baik saja. Walau apa yang dia lontarkan kala itu sudah seperti sel kanker yang melekat dan menjadi parasit.
"kalau lo masih kayak sekarang, lo pergi aja. Jangan muncul di hadapan gue lagi. Gue benci, gue jijik, dan gue risih."
"Tapi..."
"Pergi yang jauh, sumpah gue gak sudi liat muka lo. Dan satu lagi, kalau lo mau tetep di sini, lo gak usah ganggu gue, nyapa gue, atau ganggu hidup gue. Kalau lo lakuin itu, gue yang bakal pergi."
Sunghoon sangat benci pada dirinya saat itu. Walau menurutnya tidak ada kata maaf untuk sikapnya saat itu, dia hanya berpikir kalau Sunoo masih baik baik saja di luaran sana.
Cast :
Sunghoon | Yang Jungwon | Jay | Jake | Niki | Heeseung | Sunoo
...
Heeseung membuka pintu kos kosannya sambil menguap lebar. Semalam dia meronda sambil ngerjain tugas kuliah yang numpuk kayak cucian piring, jadi gak sempat buat tidur cepet cepet. Mana dosennya rese kan minta pakek template ini, format nya ini, jenis font nya ini, dan lain lain lah, banyak banget maunya.
Di sebelah kamarnya ada Jungwon yang juga sama baru bangun. Cuman bedanya dia gak nguap gede gede kayak Heeseung. Jungwon malah garuk garuk rambutnya pelan sambil megangin perutnya.
"Kak Heeseung, hari ini kita sarapan apa?"
Yang Heeseung sebelin dari Jungwon itu satu, SELALU NANYA MAKAN SAMA APA.
Kak, makan malam sama apa? Kak besok sarapan sama apa? Kak makan siang sama apa?
Sampe gedek sendiri. Ya habis gimana ya, Jungwon nanya besok sarapan sama apa padahal dia aja lagi sarapan. Kan emosi mendarah daging.
"Tanya Jay aja sana, dia yang masak sekarang." Heeseung nyuruh Jungwon buat ke lantai atas yang disitu ada kamarnya Jay, Jake, sama Sunghoon.
"JANGAN LUPA BANGUNIN YA, NOH RUMPUT DI TAMAN UDAH TINGGI!" Gak lupa Heeseung berteriak, soalnya dia baru nyadar kalau taman di depan rumputnya udah tinggi tinggi, bunga bunga yang dia tanem jadi gak keliatan karena saking tingginya tuh rumput.
Heran, subur amat.
Heeseung mau ke luar untuk nyari udara segar. Dia ngelewatin satu kamar di sebelahnya yang udah dua tahun ini kosong. Di pintunya di gantung sebuah papan dengan warna kuning cerah bertuliskan 'KIM SUNOO'. Heeseung menghela nafas sebentar, dia mau coba buka kamar itu.
Masih rapih, dan gak ada satupun yang berubah. Semua barang barangnya masih ada, karena Sunoo pergi tanpa membawa barang apapun di kamarnya.
"Kapan lo balik sih Noo..." bisik Heeseung.
Perlahan Heeseung tutup lagi pintunya dan juga ia kunci.
Baru aja beberapa langkah dia keluar dari kamar, dia dikagetin sama sosok Sunghoon yang lagi melamun di kursi ruang tamu. Udah biasa, Sunghoon pagi pagi emang suka gitu, katanya ngumpulin nyawa.
"Oh udah bangun toh."
"Hmm." Cuman dibales gitu doang, emang dasar.
"Hem ham hem, bales tuh yang jelas. Mulut lo ke lem apa gimana sih?"
"Hemm..."
Heeseung pun kesal, masih pagi padahal, "Tau lah anjrit!"
Akhirnya Heeseung pun membuka pintu. Hal pertama yang dia lakukan adalah menghirup nafas dalam dalam karena udara pagi yang masih segar. Maklum, kos kosan sumpek banget, apalagi perang dingin yang gak beres beres, bikin dia makin sesek aja tapi gak bisa pergi dari sana.
Baru aja Heeseung mau duduk di salah satu kursi sambil ngasih makan ikan koi peliharaan yang punya kosan, Heeseung ngelihat sebuah amplop yang nyangkut di pager kos.
"Lah, apaan tuh? Tagihan listrik?" Heeseung berlagak, "Tapi gak mungkin juga, perasaan bayar kosan kan tepat waktu."
"Atau jangan jangan, surat teror lagi?"
Hem, kita biarkan seorang Lee Heeseung ini menerka nerka, kita liatin aja kebodohan di pagi hari ini.
"Ambil aja napa sih, ribet amat make segala gegayaan!" Heeseung kenal suara ini, suara tanpa akhlak milik lelaki bernama Niki.
Si bontot yang entah kenapa songong beut.
"Brisik lo, ganggu aja!"
Akhirnya setelah puas melangkah dengan gaya, Heeseung pun mengambil amplop yang ternyata berisikan sebuah surat itu.
Dia lihat pelan pelan, gak ada nama pengirimnya. Hanya ada sebuah inisial dan prangko, juga alamat kos kosan beserta nama nama penghuninya disana. Heeseung heran dong, siapa yang ngasih surat, mana di selipin di pager lagi. Kan kalau pos mah minimal ada ketuk pintu dulu, lah ini.
'KSN'
Kayak yang familiar inisialnya.
Pas Heeseung buka, sebuah kertas kecil yang terlipat menyambutnya. Dan ketika ia baca, hanya ada satu paragraf disana.
Heeseung ngeblank, bikin Niki jadi penasaran apa yang ada dalam surat tersebut.
Karena Heeseung juga masih gak bergerak dari posisinya, Niki berinisiatif untuk melihat sendiri. Dan setelah ia baca...
Halo, ada yang kangen Sunoo gak? Maaf, Sunoo ngilang nya kelamaan. Bentar lagi Sunoo pulang ke sana boleh kan? Kalau gak boleh, Sunoo ikut ambil barang aja deh, hehehehe. Sayang semuanya!
"KAK SUNOO BALIK!"
Jake, Jungwon, dan Jay yang baru turun dari tangga pun kepeleset.
Sedangkan Sunghoon,
Dia reflex nendang meja.
...
To be continue...
Hai :) ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] AGONY
Fanfiction[I] AGONY - ✓ ... Sunoo pergi meninggalkan mereka setelah Sunghoon menyuruhnya. Pergi menghilang dengan rasa sakit yang dibawanya, dan tak pernah kembali selama dua tahun. Tapi kini dia kembali, dengan banyak hal yang dilaluinya selama dua tahun ta...