02 |

3.8K 659 165
                                    


Sekarang, Sunoo lagi dibawa Jungwon ke kamar. Biasa kangen kangenan. Niki sendiri awalnya mau ikut, tapi langsung di stop sama Jungwon, dia gak mau diganggu berduaan sama Sunoo.

Sedangkan yang lainnya berkumpul di ruang tengah. Ada yang lagi nugas, lagi diem aja, melamun, nonton tv, bahkan tidur di sofa. Kayak contohnya Jay yang asik sendiri nontonin ftv sore.

"Gak ngerti gue, kenapa coba si ceweknya bukan ngehindar malah teriak? Mobilnya kan masih jauh."

"Ini apa apaan pula anjir, ya masa suaminya lebih milih mabar daripada malem jumatan sama istrinya? Rugi anjir."

"Ini nih yang gue gak paham, masa mau tidur pakek bulu mata sama eyeliner!"

" LAH POLISINYA KOK SAMA SIH DARI KEMARIN GUE TONTON, TU POLISI DARI GUE OROK SAMPE SEKARANG MASIH SAMA AJA!"

Jay yang ribut komen sana sini disetiap scene yang aneh, bikin Heeseung yang lagi nugas jadi gak konsen. Dia mau bekep mulutnya Jay, cuman bibirnya basah, ntar malah tangannya yang kena air liur Jay. Tapi untungnya ada Jake, dia tuh hampir ketiduran, tapi kebangun gara gara teriakannya Jay. Makanya dia sekarang ngambil bantal terus pukul kepala Jay keras keras.

Doain aja semoga otaknya gak jatuh, pukulan Jake kenceng soalnya.

"ANJIM! KAMU INI BERDOSA BANGET!"

"BERISIK LO BAB—"

"JUNGWON, JAKE NYA NGOMONG KASAR!"

"IH KAMU MAH NGADUAN! AKU GAK MAU TEMENAN AMA ORANG YANG SUKA NGADUAN!"

"BIARIN AKU NGADUAN, DARIPADA KAMU JADI BIDUAN!"

"APA SIH JAY, GAK LUCU BANGSAT!"

Niatnya emang mau berhentiin Jay ngomong, eh tapi malah jadi ribut. Udah biasa, Heeseung sendiri cuman bisa ngelus dada, sing yang waras ngalah, gitulah pikirnya.

Sedangkan Sunghoon sendiri, dia duduk rada pisah dari yang lain. Ibaratnya yang lain duduk satu sofa terus sisanya duduk dibawah tetep deket, nah Sunghoon sendiri duduk di kursi dan sisi yang berbeda. Dia canggung kalau harus gabung, dan yang lain pun kayaknya juga gak bisa buat bertindak lebih. Mereka tahu kalau Jungwon beneran benci, dan mereka juga pernah kesal dan marah, oleh sebab itu walau dua tahun berlalu hubungan mereka belum membaik juga.

Sunghoon sendiri sedang berpikir, lebih tepatnya dia lagi galau, menerka nerka dan masih dalam keterkejutannya.

Setelah Sunoo menyapanya, Sunghoon gak jawab apa apa. Dia malah bengong, membeku. Sedangkan yang lain natap Sunoo dengan tatapan yang aneh. Sunoo nya senyum, tulus, kayak gak ada apa apa. Aneh banget.

Jadi selaku orang yang paling dekat, Jungwon langsung menarik Sunoo buat ke dalam kamarnya, biar bisa ngomong berdua tanpa gangguan. Padahal Sunghoon yakin, yang lain juga sama penasaran, tapi biar aja dulu Jungwon sama Sunoo yang bicara.

Nah, sekarang Sunghoon jadi bingung. Rasanya dia mau ngerem diri aja di kamar. Tapi minus nya, sinyal wifi lemah kalau udah masuk kamarnya yang di atas, mana ujung pula. Jadi dia gak bisa buat ngerjain tugas atau menghibur diri. Gak mungkin juga dia pakek paketan data, udah tahu anaknya boros soal kuota.

"Hoon?" Heeseung yang lagi regangin badannya yang pegal memanggil Sunghoon, membuat pria itu tersadar dari lamunannya.

"Iya?" gitu gitu, kalau sama Jungwon bar bar, kalau sama yang lain dia rada kalem.

"Ngelamunin apa?" penasaran amat ini bapak.

Sunghoon diem dulu sebelum jawab, "Kayaknya lo juga tahu apa yang gue pikirin."

Heeseung ngangguk, dia juga sama kok bingungnya. Kalau dia jadi Sunghoon sih udah pasti dia juga bingung, serba salah. Mau bersikap biasa aja, kayak orang gak tahu diri. Mau minta maaf, lah gengsi. Mau diemin aja, ya mana mungkin, apalagi dia disapa seramah itu. Kan menangis.

[I] AGONY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang