Sunghoon segera memacu motornya dengan cepat, semenjak dia menerima pesan di ponselnya, Sunghoon langsung ajak orang itu buat ketemuan, dan orang itu bilang, oke di markasnya tapi.
Selama perjalanan, Sunghoon deg degan parah. Hati dan pikirannya gak tenang gegara dia dikasih sebuah fakta? Bukan, sebuah plot twist yang gak pernah dia bayangin sebelumnya.
Sunghoon kira, omonganya gak dianggap serius waktu itu. Sunghoon kira orang itu gak akan juga bertindak sampe sejauh ini. Tapi kalau Sunghoon pikir pikir lagi, orang itu memang bukan orang yang tepat juga. Bukan orang yang baik baik, yang bahkan terjun langsung di dunia kriminal dan human trafficking. Sekelebat penyesalan pun muncul, yang bikin hati Sunghoon jadi gak enak selama nyetir, dia bahkan hampir beberapa kali nyerempet mobil dan nabrak orang.
Masa, dia baru aja seneng dan menyombongkan pendapatnya karena dia gak usah minta maaf, tapi sekarang malah dia dihantui rasa bersalah gegara satu pesan doang. Dia harus lebih kejam lagi dari ini kalau pun dia bener mau menghilangkan rasa bersalah itu. Dan kalau Sunghoon lebih kejem lagi dari ini, dia yakin dia bakal dibunuh saat itu juga sama Jay juga Heeseung.
Gak lama kemudian, Sunghoon akhirnya nyampe. Disebuah bangunan yang cukup megah namun terpencil dan berada di daerah padat penduduk yang kumuh. Buru buru dia parkirin motornya dan langsung masuk, melenggang begitu saja walau dia sadar tempat itu sedikit menyeramkan.
"Oh, lihat siapa yang dateng?!" orang itu menyambut dengan senyum lebar ketika Sunghoon membuka pintu dengan kasar.
Sunghoon mendecih kasar, "Gue gak bakal basa basi."
Orang itu mengangguk, dia letakkan rokok elektriknya dan memasukan permen loli ke mulutnya. Pria itu kalau mau fokus harus makan permen yang manis.
Permennya doang manis, tapi kalau sifatnya gak manis sama sekali sih, yaudah ya.
"Lo beneran jual dia?" Sunghoon memulai.
Orang itu lagi lagi mengangguk, "Lo yang ngebolehin. Untung gue waktu itu dapet, hampir aja itu orang diambil preman preman jalanan. Mending sama gue aja ya gak? dapet duit juga."
Sunghoon menghela nafasnya kasar lalu menggelengkan kepalanya, "Tapi waktu itu gue kalut doang, gue pikir lo gak bakal beneran jual dia bangsat!"
"Hahahahaha." Pria itu ketawa, "Sekarang aja lo bilangnya kalut, dua tahun lalu mana ada sih lo kalut, lo bahkan ngomong ke gue dengan senang hati. Maaf maaf ya, gue gak bakal sia siain penawaran bagus. Dia barang yang mahal kalau lo mau tahu. Harganya pernah nyentuh 50 m, cocoklah buat beli harga diri lo. Haha."
Sunghoon mengeraskan rahangnya. Kalau begini serasa percuma dia babak belur, dihabisi Jay sampe mau pingsan. Mungkin kalau mereka tahu, bukan pingsan lagi, tapi mati, cuman tinggal nama yang ditulis di batu nisan.
"sekarang gue tanya sama lo, dia balik lagi ke lo gak? Gue lagi nyari, kak Changbin sama choi-anjir lupa namanya- tuh lagi gue utus buat nyari dia." Sosok itu ngomong sambil nyilangin kakinya, dia kalau duduk emang gak pernah diem, apalagi di sofa. Keliatan sih aura menakutkan dan wibawanya, tapi itu juga diiringi sama sifat slengekannya.
"Gak." Jawab Sunghoon singkat, "Kalau bisa lo bahkan lepasin aja. Gue gak prnah ada niatan buat jual dia beneran."
Orang itu berdiri bagkit dari duduknya, dia berjalan mendekat kearah Sunghoon. Sosok itu lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Sunghoon dan berbisik.
"Jangan jadi orang linglung yang selalu jilat ludahnya sendiri Hoon, apa yang lo omongin dulu, bagi gue adalah hal yang serius. Dan lo inget baik baik, kalau buat lo emang itu cuman main main, belum tentu buat orang lain kayak gue yang bakal anggep serius omongan orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] AGONY
Fanfiction[I] AGONY - ✓ ... Sunoo pergi meninggalkan mereka setelah Sunghoon menyuruhnya. Pergi menghilang dengan rasa sakit yang dibawanya, dan tak pernah kembali selama dua tahun. Tapi kini dia kembali, dengan banyak hal yang dilaluinya selama dua tahun ta...