[VOL 1. Kasus 502 - Mayat Beku] ● Babak 10

52 11 0
                                    

VOLUME 1. Kasus 502 - Mayat Beku

___________

Babak 10.

Yan Xie tersenyum dan berkata, "Aku sedang bertanya-tanya kenapa tiba-tiba kau mengambil inisiatif, ternyata Yang Mei sedang tidak ada di sini sekarang."

___________

"Nomor yang Anda hubungi sedang sibuk, silakan coba..."

Lalu lintas di jalan sangat ramai, Yang Mei berdiri dekat pintu mobil, mengerutkan alis, dan mencoba untuk menghubunginya lagi.

Setelah menunggu lama, telepon itu akhirnya diangkat sebelum nada sibuk masuk. "Halo."

"Jiang-ge, apa kau sudah selesai? Aku baru saja menyelesaikan urusanku, jadi aku akan menjemputmu ke rumah sakit—"

"Aku sedang diikuti."

"Apa?!" Yang Mei terkejut, lalu segera menurunkan suaranya, "Siapa? Dari Gongzhou atau..."

Jiang Ting tidak langsung menjawab, membuat perasaan Yang Mei menjadi takut.

Jika itu dari Gongzhou, orang itu pasti sedang mengincar nyawanya.

Tapi jika itu pihak lain, hal yang akan terjadi, mungkin akan menakutkan, bahkan tidak terbayangkan.

"Sulit menjelaskannya sekarang." Suara Jiang Ting terdengar lagi, dan Yang Mei merasa, dia sedang berjalan. "Orang ini datang ke rumah sakit mencariku, tapi dia meninggalkan jejak. Metode penanganannya sangat kasar, tidak seperti dari sisi yang lain."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?! Aku akan segera kesana!"

Namun, suara tenang Jiang Ting, meredam kecemasannya, "Entah pihak siapa mana yang ingin membunuhku, mereka tidak tahu keberadaanmu saat ini. Jangan kemari, kembali ke KTV, dan cari beberapa orang untuk membantu. Aku akan memancingnya keluar dari rumah sakit, dan menghubungimu nanti."

"Halo, Jiang-ge!"

Nada sibuk terdengar dari telepon, Jiang Ting sudah memutuskan panggilan.

Jiang Ting memasukan ponselnya kembali ke dalam saku celana, dan mendongak, menatap lurus ke depan. Pada pintu kaca di ujung koridor, seorang pria tiba-tiba muncul dari sudut di belakangnya.

— Membuntuti orang sedekat ini.

Apa dia terlalu amatir, atau memang disengaja?

Koridor itu berada di ujung, tidak ada jalan lagi, buntu. Jiang Ting meliriknya, dan langsung menuruni tangga. Dia melangkah dengan elegan dan lancar. Saat berbalik, angin berhembus, meniup rambut perawat. Dia tidak berhenti sama sekali, dan tetap lanjut turun ke lantai bawah.

LANTAI EMPAT

Bangsal rawat inap berakhir di lantai ini. Di bawah hanya ada pintu keluar darurat dan lift.

Jiang Ting menapakkan kakinya ke lantai. Tidak ada yang aneh pada warna kulitnya, dan matanya langsung menyapu keadaan sekitar. Kamar pasien, lift, pos jaga, pintu keamanan, semua terekam dalam ingatannya dalam setengah detik. Dia segera menganalisis denah lantai yang tergambar di benaknya. Tidak jauh, beberapa perawat sedang mendorong kursi roda pasien yang lanjut usia, perlahan, sekitar dua puluh meter dari tempatnya berada.

Ada suara berderak di atas kepalanya. Langkah kaki penguntit itu melambat, sepertinya dia sedang mengamati situasi.

Pada saat yang sama, pintu lift terbuka dengan suara 'ding!' Seorang perawat mendorong troli keluar dari lift, dan berbelok ke lorong lain yang terhubung ke ujung koridor, bersiap membagikan sup ke setiap kamar.

[BL] - Breaking Through The Clouds 破云 (terj. Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang