VOLUME 1. Kasus 502 - Mayat Beku
___________
Babak 19.
Yan Xie akhirnya menarik pelatuk yang mematikan itu perlahan
___________
"Kau menggunakan Adderall palsu untuk menjerumuskan para siswa kecanduan narkoba, dan kami sudah mengambil banyak sidik jari dari peralatan pembuatan obat yang ditemukan di atap kontrakanmu. Kau sudah tertangkap basah, mau mengelak apa lagi?!"
"Pak Polisi, aku tidak tahu apa yang sedang kalian bicarakan. Semua itu hanya barang-barang bekas yang aku pungut. Aku tidak mengerti peralatan obat itu seperti apa."
"Berhenti mengelak. Jujur saja, dan kami masih bisa mengusahakan keringanan hukuman untukmu. Tapi, jika masih bersikeras, tidak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!"
"Hahaha, Pak... Pak... Apa kau sedang memanfaatkanku untuk menaikkan bonus akhir tahunmu? Membuat dan menjual narkoba itu pelanggaran fatal, apa kau mencoba menipuku agar mengaku?"
•••
Di balik kaca satu arah ruang interogasi, Yan Xie mengenakan headset Bluetooth, membelakangi pemandangan interogasi yang sedang terjadi.
Di bawah kucuran air yang deras, dia membuka perban di tangan, dan meregangkan jari-jarinya, yang kulitnya masih mengelupas di bawah keran. Darah yang menggumpal segera larut menjadi air merah, dan mengalir melewati ujung-ujung jarinya.
Rasa sakit sedingin es, seperti tersengat ribuan jarum halus, menembus sumsum tulang. Tapi dia seperti tidak merasakan apapun, bahkan alisnya tidak bergerak sama sekali. Dia mendengarkan percakapan dengan seksama melalui headphone.
"Jika kau berterus terang, mengatakan siapa kaki tanganmu yang duduk di kursi belakang mobil pada malam kasus 502, dan memberi kami petunjuk, pengadilan akan memberimu hukuman yang lebih ringan!"
"Kaki tangan apa? Dia penumpang. Aku bahkan tidak kenal."
"Kalau begitu, berarti kau bisa memberitahu kami, apa penumpangmu laki-laki atau wanita, usia, seperti apa ciri fisik, dan bagaimana dia melakukan pembayaran?"
"Aku sudah lupa. Tidak ingat apapun."
•••
"Sial! Mulut bajingan ini rapat sekali," ujar Ma Xiang marah. "Ini sudah lebih dari delapan jam dari semalam, antara memang tidak tahu atau lupa, aku benar-benar ingin..."
"Memangnya, apa yang ingin kau lakukan?" sambung Yan Xie, tanpa menoleh padanya sedikit pun.
Ma Xiang menelan ludah, dan melihat hanya ada satu orang luar di dalam ruangan itu, Qin Chuan. Dia diam-diam mengedipkan mata pada Yan Xie, "Aku akan minta petugas magang mematikan CCTV. Yan-ge, apa kita melakukan 'perlakuan khusus?'"
Qin Chuan mengangkat kepala di pantulan kaca, dan tertawa, "Oh, aku tidak mendengar apapun, oke?"
"Perlakuan khusus?" Yan Xie mendengus geli, dan menyeka tangannya perlahan dengan handuk putih. "Perlakuan khusus macam apa yang kau pikirkan?"
"Hizz. Kita pakai bantal, dan pukul perutnya! Borgol tangannya ke belakang kursi, lalu biarkan saja dia di sana semalaman! Kudengar, cara ini tidak menimbulkan bekas sama sekali, aku jamin dia pasti akan..."
"Itu perlakuan khusus?" potong Yan Xie.
Ma Xiang mengedipkan matanya yang besar dan polos.
"Biar aku beritahu, arti perlakuan khusus yang sebenarnya," ujar Yan Xie. "Cukur rambutnya, campur ke dalam teh susu, dan suruh dia minum. Ambil lampu tembak, sorot matanya, lalu biarkan tiga hari tiga malam. Dia tidak akan bisa tidur selama itu. Bakar jarum hingga panas, tusuk ketiak dan belakang lututnya. Kalau masih belum cukup, gunakan dua bohlam watt besar, taruh dekat pelipis kiri dan kanannya secara bersamaan, pasti dia akan terpanggang. Atau mau menggunakan cara orang Amerika untuk menangani anggota geng? Tenggelamkan mereka langsung dalam air. Ada yang sudah pernah mencoba ini, tapi kemudian..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] - Breaking Through The Clouds 破云 (terj. Indonesia)
AçãoNovel Breaking Through The Clouds 破云 by 淮上 (terj. Indonesia) by. Huai Shang ---------- Not my own story 155 Chap + 2 Ekstra Note. Found this novel after read the manhua, sepertinya bagus. Lolol. P.S. Karena banyak istilah kepolisian yang saya kurang...