[VOL 1. Kasus 502 - Mayat Beku] ● Babak 11

44 8 0
                                    

VOLUME 1. Kasus 502 - Mayat Beku

___________

Babak 11.

"Jika dilihat dari sikapmu, sepertinya banyak orang yang menginginkan nyawamu, kan?" "Nanti juga terbiasa."

___________

Jiang Ting menyikut tepat di rusuknya, dan membuatnya mundur setengah langkah, dan mendesis dingin. Tapi, orang ini jelas, seorang veteran yang terbiasa dengan rasa sakit. Jiang Ting baru ingin berbalik, tapi sudah ditahan, didorong kembali ke dinding, dan kini, jarak hidung mereka, kurang dari sejengkal.

Posisi mereka saling menekan dengan erat, membuat hawa panas pada tubuh berotot lawannya masing-masing, terasa mengalir tanpa henti.

Jiang Ting mendongak sedikit untuk menghindar hawa panas dari napas orang itu, dan berkata dengan lembut, "...Deputi Yan."

Sudut mulut Yan Xie bergerak, hampir menyentuh bibir Jiang Ting dan bertanya, "Ada apa? Istri siapa yang kau tiduri, hingga suaminya marah dan ingin membunuhmu?"

Jiang Ting, "..."

Pada saat ini, terdengar suara dentuman dari balik semak-semak. Dengan diikuti suara keras lainnya, pria bertopi bisbol, melompati pagar, dan semakin dekat dengan posisi mereka berada.

Jiang Ting bergerak, Yan Xie langsung menekannya lebih cepat dan lebih kuat. Keduanya berhadapan dengan tatapan yang terkunci satu sama lain, selama setengah detik. Jiang Ting tidak berdaya, jadi dia mengangkat dagunya keluar dari semak-semak, seraya mengangkat alisnya, dan berkata 'tolong' tanpa suara.

Yan Xie menangkap apa yang dia inginkan.

"Tunggu, jangan bergerak." Yan Xie menepuk pundaknya, dengan suara yang terdengar jahil. Lalu, dia berbalik dan keluar dari semak-semak.

Semak-semak bergetar dengan langkah kaki Yan Xie, dan pria bertopi bisbol menoleh ke belakang. Sebelum sempat mengucapkan 'siapa di sana,' dia sudah hampir melayang, karena tendangan di dadanya, dan terjatuh dengan suara keras, hampir meratakan petak bunga yang ada di belakangnya.

Karena serangan yang tiba-tiba, pria bertopi bisbol itu terkejut dan geram. Dia terhuyung-huyung, seraya menahan rasa sakit. "Kau mau kemana? Kenapa menghalangiku?!"

Yan Xie tidak menjawab, langsung menerjangnya lagi dengan tendangan, dan pria itu hanya bisa mengutuk, 'Sial!' seraya mengeluarkan belati. Dengan dingin, dia mengarahkan langsung ke kepala Yan Xie!

Pertarungan ini menjadi serius. Pria bertopi bisbol itu, jelas orang terlatih, beberapa tebasannya hampir mengiris wajah Yan Xie. Untungnya, gerakan Yan Xie cepat. Selama sepuluh tahun terakhir di kepolisian, dia sudah menghajar pencuri, perampok, pengedar narkoba, dan bahkan rekan kerja, sehingga tidak kehilangan keterampilan bertarung. Pria bertopi bisbol itu goyah. Yan Xie memanfaatkan kesempatan ini dengan mengambil bata dari petak bunga yang rusak, dan menghajarnya.

Pria bertopi bisbol itu memalingkan wajah, berusaha mengelak. Batu bata itu meleset mengenai kepalanya, dan hancur menghantam tanah. Pada saat itu, pria bertopi bisbol menggertakkan giginya, mengarahkan ujung pisau langsung ke arah tenggorokan Yan Xie tanpa ampun. Dengan suara keras, Yan Xie meraih pergelangan tangannya, memutar dan memelintir, membuat belati itu terlepas, dan melemparkan hingga beberapa meter ke depan.

Pria bertopi bisbol itu berusaha berbicara melalui sela-sela giginya, "Siapa kau? Apa kau tahu, urusan siapa yang sedang kau ganggu?!"

Yan Xie tersenyum dengan rendah hati, dan mengeluarkan borgol, "Bisa dibilang, hamba yang rendah hati ini, polisi rakyat agung yang legendaris."

[BL] - Breaking Through The Clouds 破云 (terj. Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang