VOLUME 1. Kasus 502 - Mayat Beku
___________
Babak 22.
Yan Xie tahu, saat ini, di mata para pengedar itu, dia seperti seonggok daging yang hanya dipenuhi sperma.
___________
Ribuan kata terangkum dalam satu umpatan—Sialan!
Tapi, dia ditakdirkan tidak memiliki kesempatan untuk mengatakannya. Karena pada saat ini, pintu ruangan terbuka lagi, dan kedua preman itu mengantar seorang pria paruh baya kurus dengan hormat.
Yan Xie menangkap ada pergerakan dari sudut matanya, pria gendut itu mengangguk sedikit kepadanya.
"Ini Bos, Zong-ge," ujar Rambut Merah memperkenalkan. "Zong-ge, ini —"
Yan Xie berkata dengan terus terang, "Sudah, tidak perlu perkenalan, aku akan segera pergi, begitu dapat barang. Jika bukan karena orang bermarga Hu itu, aku tidak perlu susah payah datang ke sini langsung. Perjalanan dari Utara cukup melelahkan."
"Oh, teman Lao Hu?" Ekspresi yang sebelumnya waspada dan tertutup, segera menjadi rileks. "Kenapa tidak bilang sebelumnya? Ah, maaf atas ketidaksopananku. Kalian berdua, apa yang kalian lakukan?! Bahkan, kalian berani menyinggung pelanggan lama!" teriaknya, seraya menampar pria berambut merah.
Tamparan itu jelas sekedar gertakan, dan si Rambut Merah tertawa. Dengan cepat, Yan Xie berpura-pura menghadangnya.
"Memang benar, Lao Hu mengambil barang dariku beberapa waktu. Dia orang baik, hanya saja keberuntungannya kecil," ujar Zong-ge menghela napas. "Bisnis apapun saat ini sedang sulit. Regulasi ketat, banyak kasus dimana-mana setiap hari. Kalau bukan karena Gendut dan Lao Hu, aku tidak akan berani, terima orang baru sepertimu begitu saja!"
"Hei, jangan begitu," ujar Yan Xie, seraya melambaikan tangan dan tersenyum lebar. "Aku juga tidak mengerti, kenapa para polisi bergaji sepuluh ribu Yuan, yang bahkan tidak cukup untuk hidup keluarga sebulan, masih saja mau repot berurusan dengan kita setiap hari. Memangnya pekerjaan mereka masih belum cukup banyak? Uang yang aku gunakan untuk beli minuman saja, sudah bisa menutup gaji mereka setengah tahun!"
Zong-ge tertawa terbahak-bahak. Dia berkata dalam hati, ternyata dia memang hanya seorang tuan muda keluarga kaya yang berpikiran pendek, seperti yang dilihatnya di CCTV tadi.
Keduanya saling berbasa-basi untuk beberapa saat. Dengan santai, Yan Xie bercerita begitu saja tentang lokasi, harga, dan kualitas barang yang didapatkannya dari Hu Weisheng. Zong-ge dan kawanannya mendengarkan dengan seksama. Dia semakin senang dengan tingkat kebodohan tuan muda keluarga kaya ini, lalu mengambil inisiatif untuk memberi penawaran, "Karena kau rekan bisnis lama Lao Hu, aku berinisiatif hanya mengambil sedikit dari keuntungan, dan memberimu diskon lima persen. Tidak perlu khawatir tentang kemurniannya, aku pemasok Lao Hu, jadi tidak mungkin, kualitas barangku lebih buruk darinya."
Di saat yang tepat, Jiang Ting menguap, dan mulai melihat sekeliling dengan tidak sabar.
Jiang Ting telah menginterogasi sekian banyak pecandu yang tak terhitung lagi jumlahnya, hingga mampu meniru semua perilaku mereka dengan begitu halus, bahkan 'orang dalam' pun tidak dapat membedakannya.
Zong-ge, awalnya, ingin mengatakan sesuatu, dan tertawa saat melihat tingkah laku Jiang Ting. "Baiklah, baiklah. Akan kuberi tester untuk mencobanya dulu."
Yan Xie langsung tercekat.
Melihat Zong-ge mengulurkan tangan, si Rambut Merah sudah tahu, apa yang harus dilakukannya. Dia mengeluarkan kantong ziplock anti air berwarna buram dari saku dalam jaketnya. Setelah dibuka, ada sepapan obat di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] - Breaking Through The Clouds 破云 (terj. Indonesia)
AçãoNovel Breaking Through The Clouds 破云 by 淮上 (terj. Indonesia) by. Huai Shang ---------- Not my own story 155 Chap + 2 Ekstra Note. Found this novel after read the manhua, sepertinya bagus. Lolol. P.S. Karena banyak istilah kepolisian yang saya kurang...