[VOL 1. Kasus 502 - Mayat Beku] ● Babak 15

38 7 0
                                    

VOLUME 1. Kasus 502 - Mayat Beku

___________

Babak 15.

"...Kau tahu bisnis narkoba dengan cukup baik," Yan Xiu tiba-tiba melihat ke arah Jiang Ting setelah beberapa saat.

___________

Huang Xing, Direktur Investigasi Teknis, pria paruh baya, dengan kepala yang cerah berkilau, berjalan mondar-mandir dengan geram. Dia bicara tanpa jeda, seperti senapan mesin, "Tadi malam, aku memulihkan data hingga pukul 11, dan kembali lagi ke kantor pukul 4 pagi. Jadi, cepat selesaikan, supaya aku bisa pergi ke pertemuan orang tua murid di sekolah... sore ini! Setiap kali ke sana, aku selalu dinasihati wali kelas seperti anak kecil, lagi dan lagi! Jika bocah itu gagal lagi kali ini, kalian tidak akan melihatku mulai besok hingga akhir ujian. Aku akan menghajarnya habis-habisan!"

Yan Xie menghiburnya, "Tidak apa-apa. Tenang saja, anakmu masih bisa jadi polisi di masa depan."

Huang Xing tercengang, matanya tertuju pada Yan Xie, dan tanpa sadar berkata, "Tidak akan!"

Yan Xie, "..."

"Jadi, sampai dimana kita?" Huang Xing terbatuk, seakan percakapan itu tidak pernah terjadi. "Oh, ya, pemulihan data."

Yan Xie, "..."

"Galeri foto, daftar kontak, kontak terakhir, termasuk data akun WeChat korban, Feng Yuguang, telah dipulihkan. Hanya riwayat obrolan WeChat, yang belum bisa diperoleh untuk saat ini. Di sini, riwayat panggilan terakhir korban. Panggilan terakhir yang diterima korban, sebelum kematiannya, berasal dari kartu sim yang terdaftar dengan nama samaran, dan tidak dapat di-triangulasi, serta mengidentifikasi siapa pemilik sebenarnya."

"Bagaimana dengan yang ini?" tanya Yan Xie, seraya menunjuk baris kedua dari daftar itu.

Itu adalah panggilan keluar, hanya berbeda tiga menit, dari panggilan masuk misterius terakhir, dan panggilan itu hanya berlangsung selama 48 detik.

Empat puluh delapan detik, tidak dapat dianggap terlalu lama, ataupun terlalu pendek. Jika jangka waktu itu digunakan, untuk membuat kesepakatan mengenai tempat pertemuan, itu akan terlalu lama. Tapi, jika digunakan untuk membahas hal yang lain, maka akan terlalu singkat.

"Mengenai itu," ujar Huang Xing. "Pemilik nomor itu bernama Ding Dang, putri direktur di perusahaan tempat Feng Yuguang magang. Seorang siswi jurusan seni berusia 21 tahun. Korban sering melakukan kontak dengannya, selama sebulan terakhir. Sejujurnya, kurasa kedua anak ini pacaran."

Yan Xie menyeringai.

"Apa yang kau tertawakan?" tanya Huang Xing penasaran.

"Korban dan gadis ini, tidak mungkin dalam hubungan asmara," ujar Yan Xie, seraya mengguncangkan tas bukti yang berisi ponsel. "Ingin bertaruh?"

"..." Huang Xing berkata dengan hati-hati, "Aku sarankan, kau lihat log panggilan terlebih dulu."

"Tidak perlu, aku sudah tahu."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Kau mau taruhan atau tidak?" balas Yan Xie, seraya tersenyum.

Huang Xing menghentikan langkahnya, dan berkata, "Apa kau mau berdebat denganku sekarang?"

"Berdebat apa? Pernyataanku di sini, hasil dari deduksi yang masuk akan berdasarkan fakta. Kau yang tidak sepenuhnya memahami kasus ini..."

Tiba-tiba ada satu sosok yang bergegas naik, hampir menyundul Yan Xie dengan kepalanya, "—Aw!"

[BL] - Breaking Through The Clouds 破云 (terj. Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang