01. Kerjaan dan Teman Kontrakan

580 104 1
                                    

Setelah selesai bertukar kontak dengan perempuan yang ia serempet mobilnya, Mahesa bergegas kembali ke kendaraannya sendiri dan melaju kencang. Saat ini ia harus segera kembali ke kantor untuk bertemu klien. Dan melihat jam di dashboard, sepertinya ia akan terlambat lima sampai sepuluh menit.

Mahesa menggeleng dan mendecak pelan. Ia segera menghubungi salah satu rekan di timnya.

"Mbak Tera!" seru Mahesa saat teleponnya diangkat.

"Woy, dimana, Sa?" balas Tera.

"Mbak sori banget, tadi ada insiden di jalan. Tolong bilang ke Mbak Mutia, kayaknya aku telat dikit."

"Ooh gitu, nggak apa-apa, sih. Nanti gue handle dulu,"

Mahesa sedikit bernapas lega. "Makasih ya, Mbak. Secepatnya deh nyampe kantor."

"Iya, pelan-pelan aja, Sa. Mutia bilang dia santai kok," ucap Tera.

Telepon terputus dan Mahesa melajukan mobilnya semakin kencang.

* *

"Maaf telat," ucap Mahesa sesampainya di ruangan Tera yang menjadi tempat berkumpul siang itu. Sudah ada Tera dan dua perempuan lain di dalamnya.

"It's ok, kita baru sampai juga," jawab Mutia, klien mereka siang itu. "Nggak usah kaku-kaku, deh, Sa."

Mahesa terkekeh setelah mengatur nafasnya. Mutia ini sudah beberapa kali menjadi klien mereka, jadi lama-lama seperti teman akrab. "So, gimana? Mau foto apa lagi Mbak Mut? Sampai langsung minta ketemu gue,"

"Anjir, langsung ganti ya vibes-nya," ucap Mutia. "Foto baju, lah, Sa. Kan usaha gue butik," lanjutnya. 

"Tapi tumben banget minta ketemu Mahesa langsung," sahut Tera.

"Soalnya gue mau yang motret Mahesa, pokoknya harus Mahesa," ucap Mutia yang membuat rekannya terkekeh pelan.

Mahesa menggeleng pelan. "Iya, oke, gue yang motret, tapi lo yang menyesuaikan jadwal ya, Mbak. Soalnya jadwal gue agak penuh, nih,"

"Siap!" Jawab Mutia cepat. "Lo jadi mau pindah kerja kantoran gitu ya?"

"Yap, biar ilmu kuliah gue kepake. Tapi kalau emang lagi lowong ya gue motret-motret disini," jawab Mahesa.

"Oke, nanti masalah jadwal gue yang atur. Lo kasih tau aja kapan kosongnya. Sekarang perkara konsep, gimana?" sahut Mutia cepat.

"Gue udah coba bikin sesuai gambaran lo kemarin, sih, Mut. Ini ada contoh foto-fotonya," ucap Tera sembari mengangsurkan iPad-nya. 

"AH CAKEP EMANG LENTERA," seru Mutia. "Gimana menurut lo?" tanya Mutia pada rekannya.

"Bagus, Mbak. Tapi nanti aku coba kirim konsepku, ya? Terus Mbak Tera bandingin lagi," ujar Farah, rekan Mutia.

Tera mengangguk. "Boleh, kirim ke whatsapp aja nggak apa-apa, nggak usah ke e-mail."

"Modelnya udah ada, Mbak?" tanya Mahesa. "Kalau lo udah ada model yang cocok sama konsepnya kan bisa kita garap lebih cepat,"

"Ada, Sa," jawab Farah. "Tapi belum kita hubungin lagi karena kemarin konsepnya masih kasar banget,"

Mahesa mengangguk. "Nanti kalau udah fix banget, kasih kabar ke gue lagi ya. Gue coba cari referensi foto yang sesuai biar dia juga menyesuaikan."

Setelah itu keempatnya mulai mematangkan konsep serta mendiskusikan lokasi yang cocok dengan tema pemotretan brand milik Mutia. Tera juga segera menghubungi bagian budgeting agar projek ini lekas terlaksana sebelum Mahesa hengkang dari sini. 

EnchanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang