Chapter 4

1.9K 168 24
                                    

Gio menarik tubuhnya agak sedikit renggang, lalu ia melihat jam di ponselnya kemudian berbicara. "Bangun, hari sudah hampir jam 8 pagi. Nanti terlambat ke kantor."

"Hari ini hari sabtu, sabtu dan minggu kantor libur. Jangan mencari alasan untuk menjauh dariku." ujar Park Gumhyo.

"Aku masak dulu," ujar Gio.

"Aku yang akan memasak nanti, jangan mencari alasan. Mulai detik ini kau tinggal disini bersamaku," ujar Park Gumhyo.

"Heh, aku punya rumah sendiri." ujar Gio.

"Aku tau kau hanya menyewa, jangan buang-buang uangmu. Lagi pula rumah ini cukup besar, jangan membantahku. Aku yang akan memindahkan barang-barangmu." ujar Park Gumhyo.

Gio menghela napas panjang, lalu ia kembali meringkuk di pelukan Park Gumhyo. Lalu Park kembali berbicara. "Aku mencintaimu, sejak saat itu aku hanya mengingat wajahmu, dan saat itu juga mulai mencintaimu."

Gio hanya diam, ia memegang tangan Park Gu yang memeluknya. "Terimakasih sudah mencintaiku."

"Apa kamu masih ngantuk?" ujar Park.

"Sedikit," sahut Gio.

"Tidurlah, sini..." ujar Park Gumhyo. Sambil merentangkan tangannya.

Gio tidak menurutinya, ia bangkit dari tempat tidur dan pergi kekamar mandi. Park Gumhyo juga bangun lalu mengikuti Gio, ia melihat Gio tengah mencuci wajahnya. Lalu Park Gumhyo melihat kesedihan yang mendalam di mata Gio. Merasa ada yang tidak beres Park Gumhyo langsung berbicara. "Kau kenapa? Kenapa tiba-tiba terlihat sedih?"

"Hmmm, salah lihat. Aku tidak sedih, aku hanya mengantuk. Lagi pula aku tidak mau tinggal bersamamu, ya sudah aku mau masak sarapan dulu." ujar Gio.

"Kau ini, apa salahnya tinggal bersama abang tamfan ini?" ujar Park Gumhyo.

"Cuci wajah dan mulutmu dulu," ujar Gio sambil beralalu pergi.

Jujur saja ia Gio menyewa appartment itu, mereka sama-sama menyewa disana. Gio menyewa Appartement sementara karena rumahnya lagi di renovasi, sementara Park Gumhyo menyewa Appartement itu demi dekat dengan Gio. Gio memasak sarapan untuk mereka berdua, lalu mereka pun sarapan bersama. Park Gumhyo menikmati sarapan yang lezat itu, terlebih masakan itu di buat oleh orang yang ia cintai.

"Kau pandai memasak, sudahlah tinggal bersamaku dan menjadi istriku." bujuk Park Gu.

"Pppfffff...." Gio menyemburkan makanannya. Lalu ia berbicara. "Apa kau sudah gila? Kalau kau menikah, menikahlah dengan perempuan bukan denganku. Haaaah ada-ada saja, otak mu sudah tidak waras akibat Covid-19 ya?"

"Iya, tapi di Korea kan sudah aman, apa masalahnya? Lagian banyak kok yang begitu," ujar Park Gumhyo.

"Kau menghilangkan selera makanku saja," ujar Gio.

"Eeeeh, aku bercanda. Makanlah," ujar Park Gumhyo.

Ya walau sebenarnya jauh didalam benak Park ia menginginkan hal itu terjadi, namun melihat sikap Gio sepertinya memang betul kalau Gio tidak menyukainya. Atau Gio hanya gengsi mengakui perasaannya? Park Gumhyo memperhatikan Gio yang sedang makan dengan lahapnya, seperti orang tidak makan dua hari.

"Gio, apa kau selapar itu?" ujar Park Gu memecah keheningan.

"Dilarang berbicara saat sedang makan." sahut Gio.

"Kau ini, jangan seperti orang tua begitu. Kau masih muda, sering-seringlah bergaul dengan yang lain." ujar Park Gumhyo.

"Aku sudah selesai makan, aku akan mencuci semuanya lalu pulang. Cepat habiskan makananmu." ujar Gio.

BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang