Chapter 18

987 98 39
                                    

Orang berjubah hitam itu mengayunkan kapaknya, tetapi Gio langsung bangkit dan mendorong orang itu. Orang itu limbung lalu Gio memukul wajah orang itu, kemudian Gio mengambil kapak yang tadinya akan di gunakan membunuh Ruwen. Gio naik pitam, lalu ia mengayunkan kapaknya dan...

Kreeees kreeees

Gio mencincang orang itu, lalu Gio membuang kapak yang di gunakannya, ia kembali kepada Ruwen. Dokter Ruwen bangun dan kemudian memeluk Gio. "Sayang, kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, dokter Iman dan Anton masih pingsan," ujar Gio.

Ruwen dan Gio berusaha menyadarkan Iman dan Antonio, lalu mereka pun sadar. Saat sadar mereka langsung pergi dari hutan itu, mobil yang mereka gunakan masih bisa menyala. Ruwen, Iman, dan Antonio bergidig ngeri saat melihat jasad yang tercincang disana. Lalu Ruwen berbicara. "Itu jasad siapa?"

"Orang itu ingin membunuh kita semua, aku memukul nya dan membunuhnya. Aku...." ujar Gio gemetaran.

"Terimakasih, kamu telah menolong kami. Ayo kita segera pergi dari sini," ujar Iman.

Mereka semua pergi dari sana, tetapi saat akan masuk kemobil, makhluk menyeramkan itu datang lagi. Makhluk itu merangkak di atas mobil, Gio mengambil kapak itu lagi lalu melempar kemakhluk itu, makhluk itu melolong keras, dan kemudian kepalanya terpenggal. Iman mengambil korek api, lalu menghidupkannya dan melempar kearah mobil. Mobil itu meledak, dan makhluk itu terbakar, suara lolongan keras memekakkan telinga, lalu keluar sosok lebih menyeramkan dari balik api yang membara. Park Gumhyo datang bersama pasukan jubah hitam.

"Kau... Aku tidak menyangka kau menjadi pemuja setan." seru Gio.

"Ya, aku menjadi kaya raya karena aku menjadi pemuja setan. Dan aku akan membunuhmu," ujar Gumhyo.

"Sekali kau menyentuh istriku, akan aku habisi kau." ujar Ruwen.

"Ciiiih, manusia-manusia bodoh seperti kalian tidak ada gunanya, ahahahha." ujar Gumhyo.

"Apa mau mu Gumhyo?" ujar Gio.

"Aku hanya ingin kau kembali padaku, maka aku akan membahagiakanmu. Dan mereka akan aku lepaskan," ujar Gumhyo.

"Baiklah aku akan ikut bersamamu, lepaskan mereka dulu." ujar Gio.

"Tidak Gio, aku tidak akan membiarkanmu pergi bersamanya. Giooo." ujar Ruwen.

"Gio, kami lebih baik mati jika harus mengorbankan dirimu." ujar Iman.

"Kalian pergilah," ujar Gio.

"Gioooooo...." ujar Ruwen.

Gio menyuruh mereka pergi, tetapi kapak entah dari mana tiba-tiba melayang dan Gio menangkapnya. Dengan sigap, Gio langsung mengayunkan kapak itu lagi kearah orang-orang Gumhyo. Semua anak buah Gumhyo habis dan tumbang, lalu Gio berjalan kearah Gumhyo.

"Kau tidak akan berani membunuhku Gio," ujar Gumhyo.

"Aku bahkan lebih suka melihat kau mati!" ujar Gio.

Gumhyo sedikit takut, saat melihat Gio mulai sedikit berubah. Matanya tajam, aura gelap menyelimuti Gio, lalu Gumhyo menghilang dan pergi entah kemana. Lutut Gio lemas, Ruwen berlari kearah Gio dan menarik tangan Gio. Mereka semua pergi dari sana dan meninggalkan hutan itu, tapi...

Jleeeeb Jleeeeb

"Imaaan, Antoooon...." teriak Ruwen.

Gio melotot saat melihat orang berjubah hitam menebas tubuh Iman dan Anton. Iman berteriak. "Pergiii, lariiiiii..."

Ruwen dan Gio pergi meninggalkan Iman dan Anton. Gio menangis, Ruwen tidak melepaskan tangan Gio sama sekali, Ruwen dan Gio berhenti, mereka tidak bisa berlari lagi karena di hadapan mereka saat ini adalah jurang yang dalam. "Sayang, kita tidak bisa lari lagi. Berjanjilah padaku, kau harus tetap hidup, kau tidak boleh mati. Jika aku harus mati, paling tidak aku akan mati bahagia karana aku membawamu dalam hatiku."

BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang