Chapter 16

937 103 18
                                    

Gio dan Dr. Ru sudah kenyang, lalu mereka akan berjalan pulang. Ruwen pergi untuk mengambil mobil, tapi dari kejauhan mobil melaju dengan sangat cepat. Gio yang melihat itu langsung berlari dan mendorong Dr. Ruwen dan...

Braaaaaaak

Tubuh Gio tertabrak dan terpelanting. "Gioooooooooooooooo...."

Dr. Ruwen berteriak, lalu ia berlari mendekat ke Gio. Kepala Gio berdarah, namun Gio sempat melihat mobil yang menabraknya, itu adalah mobil Gumhyo. Dr. Ru langsung sigap membawa Gio kerumah sakit, lalu yang menangani Gio langsung pun Dr. Ru sendiri. Di alam sana, Gio bertemu dengan nenek yang menolong Gio dulu.

"Nenek, aku merindukanmu." ujar Gio.

"Nenek juga merindukanmu nak... Kau baik-baik saja kan?" ujar nenek itu.

"Aku baik-baik saja nek, tapi hatiku hancur. Aku sudah bertemu dengan keluargaku, tapi kenapa harus mereka nek kenapa? Aku ," ujar Gio.

"Seharusnya kau senang nak, tapi kenapa kau sedih? Sejahat jahatnya mereka, mereka tetap orang tuamu nak..." nenek itu.

"Aku ikut nenek ya nek, aku gak mau disini sendirian." ujar Gio.

"Tidak nak, kau harus tetap disini, meneruskan bisnisku. Ada orang yang mencintaimu, nenek pergi dulu nak." ujar nenek itu.

Gio menangis lalu nenek itu kembali dan mengajak Gio pergi, Gio pun melangkah meninggalkan rumah itu. Gio senang ia bisa bertemu dengan nenek itu. Sementata di ruang operasi Dr. Ru sedang berusaha menolong Gio. Detak jantung Gio semakin melemah, semakin lemah dan.... Garis luris di layar monitor detak jantung Gio lurus selurus-lurusnya.

"Dokter...." ujar suster itu.

"Tidak, Gio kau tidak boleh meninggalkan aku, Gio bangun aku mohon kembalilah. Giooo." ujar Dr. Ru.

Dr. Ru menguruh suster mengambil alat kejut jantung itu, pertama, kedua, ketiga bahkan lebih keras. Tetapi Gio tidak kunjung kembali. "Dokter, dia telah tiada."

"Tidak mungkin, Gio bangunlah Giooooo.... Kau tidak boleh mati, kau tidak boleh meninggalkan aku, Gio aku mohon" ujar Dr. Ru.

Dr. Ru merasa sangat kecewa, bagaimana tidak sebagai seorang dokter ia tidak mampu menolong nyawa kekasihnya. Lalu, saat suster akan melepas semua selang kabel dan lainnya dari tubuh Gio, detak jantung Gio kembali.

"Dokter lihat..." ujar suster.

Dr. Ru langsung memeriksa dan melanjutkan operasi itu. Semuanya selesai, masa Kritis Gio sudah lewat. Lalu, Dr. Gu memindahkan Gio keruangan khusus tepat pada saat Gio sakit dulu. Dr. Ru merawat Gio dengan baik, sebaik dirinya merawat diri sendiri, ia tidak mau melewatkan perkembangan Gio. Sudah tiga bulan Gio masih koma, dan selama itu pula Dr. Ruwen tidak pernah beranjak dari sana, ia setia menemani Gio, bahkan anjing lucu itu Ruwen bawa untuk menemani Gio dan Ruwen.

Setelah tiga bulan lama Koma, akhirnya Gio membuka matanya. Penglihatan semua gelap, gelap sekali. Ia tidak bisa melihat apapun, Dr. Ruwen senang akhirnya Gio sadar. "Gio sayangku, akhirnta kau sadar juga. Terimakasih tuhan terimakasih."

"Dd-dokter, dokter dimana...?" ujar Gio sambil meraba-raba tempat tidurnya mencari tangab Dr. Ruwen.

Dr. Ru terkejut lalu ia melambaikan tangannya ke wajag Gio... Deeeg

Gio mengalami kebutaan, Dr. Ru memeriksa mata Gio, lalu ia terduduk lemas di samping Gio. "Maafkan aku, maafkan aku. Ini semua salahku, kau menjadi buta gara-gara aku. Maafkan aku sayang maafkan aku, sebagai dokter aku gagal menolongmu. Aku gagal...."

Gio tersenyum, lalu mencari tangan dokter Ru dan dokter Ru memegang erat tangan Gio, lalu Gio meraba wajah dokter Ru. "Jangan menyalahkanmu, dan jangan menangis. Aku tidak apa-apa, ini sudah takdirku begini. Aku ikhlas,"

Ruwen semakin tersiksa dengan ucapan Gio, lalu Ruwen berbicara. "Aku berjanji akan selalu ada untukmu, aku akan berusaha mencari pendonor mata untukmu."

Gio tersenyum, Ruwen Rong memeluk tubuh Gio erat. Lalu setelah beberapa hari Gio di rawat dan kondisi fisik sudah kuat, Gio di bawa kembali kerumah Dr. Ruwen, Ruwen selalu memenuhi kebutuhan Gio selama Gio buta.

"Maafkan aku sudah merepotkanmu," ujar Gio.

"Kamu tidak merepotkanku, aku akan menjadi matamu. Aku akan selalu ada di sampingmu," ujar Ruwen Rong.

Gio hanya tersenyum, lalu Dr. Ru memeluk Gio dari belakang. Dan Gio bersandar di badan Dr. Ru, tapi Gio merasakan ada yang aneh dengan matanya. Sangat sakit dan nyeri. "Dokter, mataku sakit sekali... Aargh..."

Dr. Ru yang mendengar itu langsung sigap merubah posisinya dan membaringkan Gio, lalu tiba-tiba mata Gio  mengeluarkan darah. Dr. Ru langsung menganbil alat-alat medisnya dan mulai mengobati Gio. "Sayang aku mohon katakan bagian mana saja yang sakit?"

"Hanya mataku saja dok, tidak ada yang lain. Perih dan aku mencium bau darah, apakah mataku berdarah?" ujar Gio, wajahnya tampak tenang tidak ada rasa khawatir sama sekali.

"Maafkan aku sayang, aku belum bisa mengobatimu dengan sempurna, tapi apakah kamu bisa membuka matamu?" ujar Dr. Ru.

Gio mencoba membukanya pelan-pelan, lalu ia mencoba membuka perlahan, rasanya sangat silau sekali. Ia bisa melihat tapi pandangannya kabur dan tidak jelas. Rabun sangat rabun atau kabur, seperti ada kabut asap. "Dokter, pandanganku kabur dan seperti banyak kabut asap."

"Sayang, kita pergi kerumah sakit yang ada di luar negeri spesialis mata, aku tidak perduli berapapun biayanya aku akan melakukan apapun untukmu." ujar Ruwen.

"Tapi...." seru Gio.

"Ak mohon jangan menolak, aku tidak sanggup melihatmu menderita begini. Aku mohon." ujar Ruwen sambil meneteskan air matanya.

Air mata Ruwen jatubh telat di punggung tangan Gio. Gio yang merasakan itu langsung memeluk Dr. Ru. "Baiklah, kita akan pergi."

Ruwen memeluk erat, lalu mencium Gio lembut. Kemudian Ruwen memilih spesialis mata di Amerika karena Ruwen memiliki kenalan disana. Ruwen menyiapkan segalanya, dan tidak lupa Gio menghubungi Chan Dong untuk kepergiannya ke Amerika. Tapi Gio hanya mengatakan kalau dia akan pergi liburan dan menenangkan diri, awalnya Chan Dong khawatir, namun sata mengatakan pergi dengan dokter Ruwen Chan sedikit lega. Ruwen dan Gio berangkat ke Amerika, tetapi sebelum berangkat Ruwen sudah menyuruh orang untuk menyelidiki siapa yang menabrak Gio waktu itu, karena Ruwen juga melihat plat mobil yang menabrak saat itu.

Ruwen dan Gio sudah di bandara, namun saat di bandara Gumhyo ada disana dan langsung menghampiri Gio, lalu dengan seenak jidat ia mencemooh Gio. "Lihat siapa yang bertemu denganku lagi? Oh mantanku... Dan siapa laki-laki yang bersamamu ini ha? Aku tidak akan membiarkanmu bahagia dengan siapapun!"

Gio tersenyum dan kemudian membalas perkataan Gumhyo. "Ya, dia suami sahku. Kenapa? Dan perlu kau tau, jika kau macam-macam denganku, aku bisa saja langsung menjebloskanmu kedalam penjara."

Gumhyo mundur, ia merasa kalah. Ia bahkan langsung menerka kalau Gio tau siapa yang menabraknya. Dengan berat hati Gumhyo harus menelan pil pahit saat mendengar perkataan Gio.

"Aku tidak akan membiarkannya menyentuhmu sayang," ujar Dr. Ru yang sangat senang karena sudah di akui.

"Ya sudah ayo pergi, suamiku." ujar Gio. Dr. Ruwen sekali lagi di buat terkesima oleh kata-kata Gio. Mereka pun akhirnya berangkat menuju Amerika.

Bersambung...

Jangan lupa vote n komen ya

Jangan lupa vote n komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang