Chapter 20 Epilog.

1.4K 98 38
                                    

Tiga tahun kemudian...

London pukul 07.00 waktu setempat, Gio sudah bangun seperti biasa menyiapkan sarapan untuk dirinya, Jimmy, dan Chan Dong. Kini mereka tinggal bersama satu atap, satu mahligai rumah tangga. Lalu terdengar suara tangisan bayi di rumah itu. Ya setelah mereka resmi menikah, Gio dan Jimmy memutuskan untuk mengadopsi anak, sebenarnya bukan memutuskan tetapi mau tidak mau memang harus, karena mereka menemukan bayi di depan rumah mereka.

"Selamat pagi anak manis dan uwuw... Lihatlah kalian bahkan tidurnya sangat mirip." ujar Gio.

"Kamu sudah bangun sayang? Ah anak ayah juga sudah bangun, sini cium dulu." ujar Jimmy yang ingin mencium Gio tapi Gio mengarahkan wajah bayi itu.

"Mandi dulu sana bau iler tau, sekalian mandiin Jimgyo ya..." ujar Gio.

"Baiklah sayangku, hah... Ayo sayang, ibumu tidak sayang lagi dengan kita..." ujar Jimmy.

"Heh bodoh, jangan mengada-ngada...." ujar Gio.

"Hahahaha iya iya, cium dulu tapi..." ujar Jimmy.

Gio mencium bibir Jimmy lembut lalu mencium pipi Jimgyo. Kemudian Jimmy dan Jimgyo pergi mandi. Nama anak mereka gabungan antara Gio dan Jimmy, idenyanJimmy sih. Gio sibuk memasak, lalu Chan Dong bangun dan sibuk mencari ponselnya.

"Kakak pagi, oh iya kakak melihat ponselku tidak?" seru Chan Dong.

"Bocah bodoh, yang kau pegang apa kalau bukan Ponselmu? Anumu?" ujar Gio dengan muka datarnya.

"Heheheh, iya maaf. Aku lapar, apa kakak sudah siap masak?" sahut Chan Dong.

"Sudah, duduk dan sarapan dulu sebelum kekantor. Abangmu mana lama sekali," ujar Gio.

Tidak lama kemudian Jimmy muncul bersama Jimgyo, lalu Gio menyambut bayi kecil itu. Jimmy mencium kening Gio lalu duduk untuk sarapan, mereka semua sarapan bersama, Gio menyuapi Jimgyo, dan Jimmy sibuk menyuapi Gio dan dirinya sendiri. Keluarga yang harmonis dan romantis. Setelah selesai sarapan Jimmy dan Chan Dong pamit pergi kekantor, sementara Gio sibuk mengurus Jimgyo di rumah. Gio mengingat kembali lembaran masa lalunya, masa lalu dimana ia di buang dan di campakkan, masa lalu dimana ia bersekolah dan berteman dengan Jimmy justru sekarang malah menikah, meski kakak dan adik kandung. Namun cinta dan perasaan tidak bisa di pungkiri, masa lalu dimana ia bertemu dengab Gumhyo juga Ruwen, masa lalu dimana ia selalu di permainkan oleh nasib dan kehidupannya yang pahit.

Gio tersenyum sendiri kala mengingat masa masa itu, kini ia tinggal dikota dimana ia bersama Jimmy, Chan Dong, dan Jimgyo hidup bersama, memulai lembaran baru yang penuh dengan kebahagiaan. Memiliki seorang anak meski bukan anak kandung, mengingat Gio laki-laki dan tidak bisa hamil, mana mungkin. Jadi mereka menemukan bayi itu tepat di depan rumah mereka. Gio dan Jimmy merasa senang, kehidupan mereka kini penuh dengan kebahagiaan.

"Jimgyo, kelak jika kau dewasa nanti, jadilah anak yang berguna bagi semua orang. Membantu dan berbagi setulus hatimu, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Karena dimanapun kau menebar kebaikan, disitipula kau akan bertemu dengan orang-orang yang baik pula." ujar Gio kepada Jimgyo.

Seolah mengerti, Jimgyo tersenyum dan mengoceh. Gio mencium Jimgyo lalu bermain dengan asiknya. Tidak terasa waktu sudah sore Jimmy dan Chan Dong kembali. Jimmy melihat Gio dan Jimgyo yang tertidur di ruangan santai. Gio memeluk anak mereka, lalu Jimmy pergi ganti pakaian mencuci tangan, lalu ikut bergabung bersama Gio dan Jimgyo. Gio bangun, lalu melihat Jimmy yang tengah memandinginya sedari tadi.

"Kenapa tidak membangunkanku?" ujar Gio.

"Aku tidak membangunkan istriku yang tertidur pulas. Seharian kamu pasti repot mengurus rumah, kantor, bahkan anak kita ini." ujar Jimmy.

BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang