"Astaga, aku lupa kalau kau sedang sakit. Maaf maaf, sebagai dokter seharusnya aku menyuruhmu istirahat, ini malah mengobrol." ujar Dr. Ru.
"Ahhahahaha, tidak apa-apa dok. Aku suka berbicara dengan anda. Bahkan anda jauh lebih cocok menjadi seorang pelawak ketimbang dokter." ujar Gio.
"Baiklah, aku akan mengundurkan diri sebagai dokter, lalu menjadi pelawak agar aku selalu bisa melihat senyuman manis itu." ujar Dr. Ru.
Gio tersenyum lalu, lalu Ruwen menyuruh Gio untuk tidur. Gio pun mengangguk tanda setuju. Ruwen Rong pura-pura pergi meninggalkan ruangan Gio, saat melihat Gio sudah mulai tertidur pulas, Dr. Ru masuk kembali keruangan Gio. Ia membenarkan selimut Gio, lalu ia menggeser bangku yang ada di sana lalu ia duduk dan menjaga Gio sepanjang waktu. Karena ia sedang tidak sibuk, ia bisa menjaga Gio sesuka hatinya. Di sepanjang hidupnya ia baru saja bertemu dengan seseorang yang benar-benar spesial baginya. Ya Gio sangat berbeda dari kebanyakan orang yang pernah ia temui. Gio tampan, manis, wangi, ramah, cerdas, baik hati, dan simpatik.
Dr. Ruwen melukis wajah Gio yang sedang tidur, saat melihat air mata yang mengalir dari sudut mata Gio, ia langsung menghapus air mata itu. 'Apakah ada yang sakit? Atau kau bermimpi bertemu dengan siapa? Aku paling tidak bisa melihat air mata orang yang spesial untuk ku. Jika kau ingin berbagi denganku, aku akan siap.'
Ruwen memeriksa suhu tubuh Gio, lalu kondisi Gio. Tubub Gio panas tinggi, ia langsung buru-buru mengambil alat kompres. Ia tidak mau langsung memberi obat penurun panas. Asma itu kambuh lagi, Gio tidak tahan, lalu Ruwen masuk dan memberikan oksigen agar Gio tidak Asma. Asma Gio reda, Ruwen kini sedikit lega tetapi ia harus tetap terjaga. Ruwen memindahkan Gio keruangan khusus yang tidak banyak orang lalu lalang, ruangan steril dan bersih. Gio benar-benar harus mendapatkan udara yang bersih, jadi dokter Ru memindahkannya. Gio masih tertidur, Ruwen akhirnya tidak tahan dengan kantuknya. Ia pun tertidur dan menyandarkan kepalanya tepat di samping lengan Gio..
Pagi harinya, Gio bangun. Lalu tangannya tanpa sengaja menyenggol tangan dokter Ru. Lalu Ruwen terbangun dan melihat Gio tersenyum kearahnya. Ruwen berbicara. "Kau sudah bangun, apakah ada yang sakit?"
Ruwen memeriksa kembali, bahkan kondisi Gio jauh lebih baik sekarang. Saat Ruwen sedang memeriksa Gio, Jimmy dan Riujie datang menjenguk.
"Selamat pagi, oh maaf tidak tau kalau ada dokter." ujar Jimmy.
Ruwen menoleh, lalu ia menyuruh mereka berdua keluar. "Kalian keluar dan gunakan baju khusus ketika menjenguk Gio."
"Baik dok, maaf kami tidak tau kalau ruangan ini disterilkan." ujar Riujie.
Dokter mengangguk, sebenarnya itu ruangan milik Ruwen pribadi, tetapi kini ia pakai untuk perawatan Gio. Sebenarnya Ruwen pemilik dari rumah sakit itu sendiri, bahkan ia tidak perlu menjadi dokter, tetapi sejak dulu ia paling suka dengan dunia kesehatan. Kemudian Riujie dan Jimmy masuk kedalam.ruangan dan sudah memakai baju khusus.
"Kakak, apa kau sudah mendingan?" ujar Jimmy.
"Sudah mendingan, bahkan aku sudah boleh pulang hari ini," ujar Gio.
"Belum boleh, kau tidak boleh pulang hari ini." ujar Dokter.
"Lah kan dokter tadi yang bilang kalau aku sudah boleh pulang?" sahut Gio.
"Lihat, suhu tubuhmu naik lagi. Jadi kau masih harus di rawat beberapa hari disini." ujar Ruwen, padahal itu akal-akalannya saja agar bisa berlama-lama bersama Gio.
Jimmy pun membalas kata-kata Gio. "Benar apa kata dokter, lebih baik kakak dirawat disini dulu saja."
"Benar Gio, kami menjenguk sebentar. Nanti sore kami akan jemput kamu pulang kerumah," ujar Riujie.
KAMU SEDANG MEMBACA
BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)
Mystery / ThrillerGIO NAMA PEMUDA YANG SANGAT CERIA DAN RAMAH, NAMUN SIAPA SANGKA DI BALIK KECERIAANNYA GIO MENYIMPAN KESEDIHAN DI DALAM HATINYA. BERKALI-KALI DISAKITI, NAMUN IA TETAP TABAH DAN TEGAR. NAMUN SEBUAH MISTERI TERJADI DALAM HIDUPNYA, BERBAGAI MACAM HAL I...