Setelah selesai melakukan tugas kantor, karena hari sudah malam Gio dan Jimmy pergi tidur. Seperti biasa Jimmy selalu tidur memeluk Gio. Kasih sayang dan perhatian Jimmy sangat berlimpah. Mengingat masa lalunya yang dulu sangat menyedihkan, dulu ia sangat jahat kepada Gio, dan sekarang siapa sangka Gio akan menjadi miliknya. Ia sangat menyangi Gio, mencintai Gio, dan akan selalu membahagiakan Gio. Jimmy tidak tidur, ia sibuk memandangi wajah Gio yang sedang tider. Gio yang merasa ada yang sedang memandanginya Gio pun bangun.
"Kenapa Bucin tidak tidur?" ujar Gio.
"Aku ingin memandangi wajahmu yang indah ini," ujar Jimmy.
"Besok kerja, tidurlah." ujar Gio.
"Iya sayang, cium dulu baru bisa tidur." ujar Jimmy.
Gio tersenyum, lalu ia mencium bibir Jimmy. Jimmy menyambut hangat ciuman itu. Lalu Jimmy berbicara. "Jangan dilepas, biarkan seperti ini."
Gio mengangguk, bibir mereka tetap menempel. Jimmy menghisap bibir Gio, lalu ia tertidur lelap. Gio melepas ciuman itu, lalu Gio tidur berbantal dada Jimmy. Pagi hari sudah tiba, meski matahari masih enggan menunjukkan sinarnya. Gio bangun lebih dulu, ia kedapur untuk membuat sarapan. Chan Dong bangun juga, lalu di susul Jimmy.
"Selamat pagi, ayo duduk dan sarapan. Tapi kalau bisa mandi dulu." ujar Gio.
"Pagi kakak, pagi kakak ipar." ujar Chan Dong.
Jimmy tersenyum lalu berbicara. "Pagi... Sejak kapan My Honey jadi kakakmu?"
"Sejak aku di pungut kak Gio," ujar Chan Dong.
"Pagi-pagi sudah ribut, mandi dulu sana." ujar Gio.
"Iya ibu..." sahut Jimmy.
Gio melotot, lalu Jimmy dan Chan Dong pergi ke kamar masing-masing untuk mandi. Setelah selesai mereka pun langsung kemeja makan untuk sarapan. Gio juga sudah rapih, lalu Jimmy berbicara. "Sayang, mama sama papa mau ketemu kamu."
"Jam berapa?" ujar Gio.
"Nanti sebelum kekantor kita kerumah mama sama papa dulu ya," ujar Jimmy.
"Baiklah, ya sudah sarapan dulu. Chan Dong, nanti kau ke kantor duluan ya." ujar Gio.
"Baik Boss." sahut Chan Dong.
Mereka semua selesai sarapan, lalu Jimmy dan Gio pergi kerumah orang tua Jimmy. Karena dari awal pertemuan mereka, mereka selalu saja menanyakan keberadaan Gio kepada Jimmy. Apakah Jimmy sudah menemukan Gio atau belum. Tidak lama kemudian Jimmy dan Gio sampai durumah milik orang tuanya. Mereka sampai, lalu kedua orang tua Jimmy yang bernama Huang dan Hyuri pun menyambut kedatangan Gio.
"Nak Gio, apa kabar?" seru Hyuri.
"Gio baik tante, tante dan om apakabar?" seru Gio.
"Jangan panggil om dan tante, panggil mama dan papa saja." seru Hyuri.
Gio meringis, lalu mengangguk. Lalu Huang menyuruh Jimmy dan Gio masuk kerumah. "Ya sudah ayo masuk, kita sarapan dulu."
"Kami sudah sarapan tadi ma, pa, dirumah Gio. Menantu kalian ini jago masak, dan masakannya enak sekali?" ujar Jimmy.
Gio kaget saat Jimmy mengucapkan kata "Menantu" kedua orang tua Jimmy hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu Gio berbicara. "Menantu?"
"Iya nak, kami merestui hubungan kalian berdua." ujar Huang.
"Huh? Tapi..." Gio kaget bukan main.
Jimmy tersenyum, lalu berbicara. "Aku sudah menceritakan semuanya sejak SMA. Aku sudah menyukaimu sejak SMA, lalu mama sama papa menyetujuinya karena kau adalah orang yang baik, dan hanya menyetujuinya denganmu. Jika dengan yang lain mama sama papa gak suka dan gak setuju."
Gio hanya tersenyum canggung, setelah mengobrol berapa lama Gio ijin ke toilet. Saat sedang berjalan menuju ketoilet Gio melihat Foto Chan Dong di tengah keluarga itu. Lalu Gio bertanya kepada pembantu yang kebetulan lewat. "Bibi, itu siapa ya yang satu lagi?"
"Itu tuan muda Chan Dong, anak ketiga dari tuan dan nyonya." ujar pembantu itu.
"Huh? Tiga?" ujar Gio kaget.
"Iya tuan, anak pertama mereka hilang tidak tau kemana. Jika di ingat usianya mungkin sama dengan anda." ujar pembantu itu.
Gio mengangguk, lalu pergi dari sana. Saat Gio kembali, ia mendengar percakapan Jimmy dan kedua orang tuanya.
"Melihat Gio mengingatkan ibu kepada kakakmu yang hilang nak," ujar Hyuri.
"Sebenarnya bukan hilang, tetapi kami menaruhnya di panti asuhan. Karena kami harus memilih satu atau dua diantara kalian, ibu dan ayah memutuskan untuk melakukan itu. Kami memilihmu karena kamu membutuhkan perawatan khusus." ujar Huang.
Jimmy diam saja, ia tidak bisa berkata apa-apa. Kemudian Gio berjalan kearah mereka dan tersenyum kearah Jimmy. "Jimmy, aku harus ke kantor. Karena ada Client dan presentasi."
"Aku akan mengantarmu," ujar Jimmy.
Gio mengangguk, lalu Jimmy dan Gio berpamitan kepada Huang dan Hyuri. Saat Gio melihat foto yang ada di tangan Hyuri, Gio terbelalak lebar. Gio menatap Huang dan Hyuri, lalu Jimmy merasa heran kenapa reaksi Gio seperti itu. "Tidak mungkin, gak.... Tidaaaak..."
"Gio kenapa nak?" ujar Hyuri.
"Jangan sentuh aku," ujar Gio sambil berlalu pergi dan meneteskan air matanya.
"Gio kamu kenapa?" ujar Jimmy.
"Jangan ikuti aku, pergilah." ujar Gio.
Hyuri dan Huang menyadari kalau Gio adalah anak kandung mereka, saat melihat tanda lahir yang ada di belakang telinga Gio. "Gioooo, anak ku..."
Hyuri ingin memeluk Gio, lalu Gio berlari dan pergi keluar gerbang. Lalu ia menyetop taksi dan kemudian pergi. Jimmy bingung, ia harus mengejar Gio atau kedua orang tuanya. Jimmy meringkuk, selama ini ia mencintai abang kandungnya sendiri, tapi cinta itu tulus dari hatinya yang paling dalam. Jimmy berjalan gontai, ia tidak tau harus ngapain, sementara kedua orang tuanya menghampiri Jimmy.
"Maafkan kami nak, maafkan kami." ujar Huang.
"Kalian tidak salah, jadi tidak perlu minta maaf. Aku cuman bingung ma, pa, aku sangat mencintainya. Aku sangat menyanginya. Aaku...." ujar Jimmy gusar.
"Kalian tetap bisa saling mencintai nak, kami hanya ingin melihat anak-anak kami bahagia." ujar Hyuri.
"Tapi apakag Gio masih mau menerimaku ma, pa...?" ujar Jimmy.
"Kamu harus mencobanya." ujar Huang.
Jimmy pergi menyusul Gio, Gio kembali kerumahnya saat sampai dirumah ia sangat Frustasi, kenapa? Kenapa harus Jimmy adiknya? Kenapa bukan orang lain. Benaknya hancur, Bahkan Chan Dong? Ia bahkan sudah menganggap Chan Dong seperti adik kandungnya, tapi ternyata Chan Dong emang benar adik kandungnya. Gio tidak tau harus bagaimana? Jujur jauh dilubuk hatinya, ia sangat mencintai Jimmy. Ia sangat ingin hidup bersama Jimmy, menghabiskan waktu bersama, memaduh kasih dan memiliki cita-cita yang sama. Gio menangis dan membanting barang yang ada di dekatnya, ia menjerit sekeras-kerasnya, hatinya kecewa dan hancur, mengingat kedua orang tua yang sengaja membuangnya demi sang adik yang sakit. Dan yang paling membuatnya hancur, orang yang ia cintai adalah adiknya sendiri...
Bersambung....
Kyaaaaaaaa komen dan vote ya.
Gio n Jimmy
KAMU SEDANG MEMBACA
BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)
Mystery / ThrillerGIO NAMA PEMUDA YANG SANGAT CERIA DAN RAMAH, NAMUN SIAPA SANGKA DI BALIK KECERIAANNYA GIO MENYIMPAN KESEDIHAN DI DALAM HATINYA. BERKALI-KALI DISAKITI, NAMUN IA TETAP TABAH DAN TEGAR. NAMUN SEBUAH MISTERI TERJADI DALAM HIDUPNYA, BERBAGAI MACAM HAL I...