Angin sepoi di pelataran Sanghareupan menenangkan jiwa Sabda. Di atas punggung Khota, Sabda menikmati sejuknya angin Zerka. Hari ini, ia tidak ada kegiatan berlatih, karena pertandingan kontra Savior pada lusa harus diundur bulan depan, pada tanggal 29-31 Desember bertepatan dengan pekan olahraga Tora yang selalu terlaksana setiap tahunnya, juga sebagai perayaan pergantian tahun. Selain itu, musim hujan mulai datang, banyak agenda yang pupus karenanya.
Langit kebiruan, gumpalan awan memutih sempurna, berjalan mengikuti setiap pergerakan kaki Khota. Di kejauahan, terlihat Alaina berdiri sambil memeluk pinggangnya. Bergaya kasual dengan potongan rambut yang diikat ekor kuda secara asal. Sabda membawa Khota berjalan ke arahnya.
Gemuruh dalam hati membuat Sabda bimbang, benarkah ia masih mencintai Alaina sebagai sahabat masa kecilnya? Juga seseorang yang harus ditaklukannya? Sabda memandang begitu dalam setiap lekuk di wajah remaja perempuan yang kini menunduk tampak malu.
“Kau akan kembali ke Melawa, ya? Aku dengar dari Bibi katanya kau akan pulang,” kata Sabda sesaat setelah Khota berhenti di depannya.
“Aku masih akan di Zerka. Aku akan menontonmu sampai Serka mengantongi gelar juara satu!” jawab Alaina dengan semangat. Keceriaan di wajahnya serta binar di mata birunya membuat Sabda tercekat rasa geli.
“Kami akan main bulan depan. Kau akan melewatkan kuliahmu, hah?” todong Sabda sembari menjulurkan tangannya kepada Alaina. Naik remaja perempuan itu ke tubuh Khota.
“Jangan bodoh, kau memang layak menyandang predikat Nona Egois!” sambung Sabda setelah Alaina duduk manis di hadapannya.
“Aku merindukanmu, Sabda. Selama setahun ini aku tidak berjumpa denganmu, hanya menonton dirimu live di Instagram, atau video call di Line, tidak membuat rinduku terobati!” protes Alaina.
Kaki Khota berjalan begitu santai, membawa dua anak manusia di punggungnya. Sementara itu, sesekali Alaina membelai surai Khota yang lembut, sambil merasakan betapa hangatnya napas Sabda yang berembus menerpa tengkuknya. Sedang Sabda, ia sibuk mengendalikan setiap langkah Khota juga perasaan gila di dalam hati juga pikirannya.
“Aku tidak bisa membuat ayahmu lebih marah, Al. Aku janji, bulan depan aku akan menjemputmu, sekarang kau kembali saja ke Melawa.”
“Kau mengusirku?” todong Alaina menoleh pada Sabda dengan mimik kesal.
Sabda tertawa renyah, ia mendaratkan tangan kanannya di pusat kepala Alaina. Memerah pipi remaja perempuan itu, bola matanya pun tampak guncang. Sabda mendaratkan bibirnya di pipi Alaina, sebagai kecupan ringan. “Tidak, aku tidak mengusirmu,” bisik Sabda.
“Apa arti yang barusan?”
“Bukan apa-apa.” Kedua manik mata Sabda yang biru gerau tampak berbinar memenjarakan Alaina dalam diam. Keduanya tak bersuara untuk beberapa jenak sampai akhirnya Khota meringkik pelan.
“Apa kau sedang membuatku makin tergila-gila padamu?” tanya Alaina dengan kerutan di dahi.
Sabda tersenyum manis, ia pun berbisik, “Lebih tepatnya memastikan apakah kau akan benar-benar ditakdirkan untukku!”
“Aku ingin menikah denganmu, aku melamarmu menjadi suamiku, ya, ya?” kicau Alaina manggut-manggut dengan lincah.
Namun, Sabda hanya memandang begitu lekat. Tak ada balasan apa pun dari kegembiraan Alaina. Sabda kembali mendararkan bibirnya di kening remaja perempuan itu. “Belum saatnya. Kau masih berusia sembilan belas tahun, dan awal tahun nanti usiaku baru dua puluh tahun. Masih terlalu muda untuk hal itu!” ucap Sabda lembah lembut.
“Kalau begitu aku kencan! Anak-anak di Melawa terbiasa melalukan hal itu, katanya sebagai tanda kalau hubungan mereka akan berjalan ke arah yang lebih serius!”
![](https://img.wattpad.com/cover/238012241-288-k104069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERBIT] The Midnight Embrace The Star | [SELESAI✔]
Teen FictionBeberapa part akhir 360° beda antara buku dan wattpad. PRE-OEDER NOW 5th-15th June 2024 Cek di akun IG @Stora.media, ya. Jangan lewatkan kesempatan buat peluk Sabda, Saga dan Binoda. Juara 🥇 Writora : Take Your World. Cerita ini sedang mengikuti...