Kehadiran gadis bernama Dhena ini, mampu mengubah 180 derajat sikap badboy brandalan anak pemilik sekolah
Yg hobinya mengeluarkan siswa/i dengan seenak jidat.
"Sadis juga ya, kalau gue inget diri Surya yang dulu, kesenggol dikit auto minggat dari se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...........
Saat ini Dhena sedang diruang tv dan bermain bersama adik perempuan Surya yang usianya baru saja menginjak delapan tahun atau lebih tepatnya kelas tiga SD. Namanya Refa.
Tv menyala, namun kedua makhluk yang ada dihadapan tv sibuk dengan kegiatannya.
"Rumahnya Teya mau sebelah sini!." Ucap Refa dengan bersemangat menunjuk kearah sebelah kanan Dhena untuk dijadikan rumah - rumahan boneka barbienya yang ia kasih nama Teya. Dhena yang mengangguk dan tersenyum, membuat Refa semakin semangat.
Ia duduk disebelah kanan Dhena, lalu menata rapi barang - barangnya. Mulai dari kasur mainan, stick es krim yang dijadikan pembatas dan pernak pernik lainnya.
Dhena pun sama, menata rapi semua barang mainan yang dipinjami oleh Refa. Dan melakukan hal yang sama dengan Refa.
Setelah rumah mereka jadi, mereka pun mulai bermain. Mulai dari sekolah - sekolahan, Ulang tahunan dan lain lain.
****
Surya keluar dari kamarnya dengan memegang selembar hvs ditangan kanan, lalu menuruni tangga demi tangga. Dan berhenti sejenak dikala melihat Dhena yang sedang asik bermain bersama adiknya dengan akrab, ia tersenyum singkat. Lalu berjalan mendekati mereka dan duduk disofa yang ada disana.
"Na, bentar lagi kan ramadhan nih." Ucap Surya mengawali.
"Iya, kenapa??." Jawab Dhena tanpa memalingkan wajahnya dari mainan yang sedang dimainkannya dengan Refa.
"Kan biasanya kalo ramadhan itu, di SMA bokap gue tuh ada pesantren kilat. Nah gimana kalo program itu kita jadikan bener - bener kaya dipesantren gitu. Terus yang non-muslim bimbingan rohani aja biar diurus pak Erno. Sekalian nanti dihari kedua pemilihan anggota Osis. Setuju gak?." Ucap Surya.
"Ya aku sih setuju aja, tapi papa kamu setuju gak?." Tanya Dhena dengan tangan dan pandangan yang masih saja sibuk dengan mainan.
"Bokap mah setuju - setuju aja. Gue tadi udah bilang kok."
"Oh, yaudah bagus." Balas Dhena.
"Nanti ada renungan malam, tapi renungan kali ini beda. Kan biasanya renungan malam itu isinya tentang ibu, tapi renungan kali ini merenungkan dosa." Jelas Surya, dan diacungi jempol oleh Dhena dengan semangat. "Lo yang ngisi!." Lanjutnya membuat mimik wajah Dhena yang senang pun langsung memudar seketika.
