Aku yang dulu bukan yang sekarang || 22

199 27 16
                                    

Jangan ungkit masa laluku, karena aku sudah tak lagi tinggal disana.

_Dhena_

"Emang aslinya Lendra siapa? Manusia jadi - jadian?" Ujar Zeyan asal.

Dhimas memandang Zeyan malas, memang salah jika Dhimas ingin berbicara serius aslinya bukan Zeyan yang ia pilih menjadi pendengar. "Elo yang manusia jadi - jadian!" Ketusnya.

Zeyan mendongak, "gue?" (Jeda) "ganteng - ganteng gini, kok lo bilang manusia jadi - jadian," lanjut Zeyan pd, setelahnya ia kembali fokus pada handphone-nya.

Dhimas mengusap wajahnya kesal. "Bodoamat!" Pasrah Dhimas, akhirnya ia kesal sendiri. Dan tak jadi mengatakan yang sebenarnya kepada Zeyan.

🕌🎬

Dhena duduk diteras depan toilet. Apalagi kalau bukan menemani Keyna.

Saat Dhena sedang asyik bersholawat pelan, sembari mengayunkan kakinya. Tiba - tiba seseorang datang, berdiri dibelakangnya. Membuat dirinya menengokkan kepala kebelakang, matanya menemukan sosok lelaki yang sedang tersenyum kearahnya. Matanya membulat, ia meneguk salivannya susah payah.
"K-kakak sejak k-kapan sekolah disini? Tanya Dhena gagap.

"Sejak gue kelas 10. Kenapa?" Tanya orang itu balik, ia melihat raut ketakutan dari wajah Dhena. Sudah ia tebak, pasti Dhena akan takut ketika bertemu dengannya. "Gue Lendra, tapi aslinya gue itu bukan seperti Lendra yang sebelumnya lo liat. Gue dulu pake softlens, rambut gue dulu agak sedikit dibotakin. Sekarang, gak ada lagi itu semua, inilah diri gue sebenarnya," jelas Lendra, membuat Dhena semakin bingung saja.

"T-tapi kok k-kakak pacaran?" (Jeda) "k-kakak gak lupa kan? Sama hukum pacaran?"

Lendra tersenyum sinis, ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana panjang yang ia pakai. "Inget, kenapa? Lo cemburu?"

Ingin sekali rasanya Dhena tertawa renyah. Apa katanya? Cemburu? Hahahah lucu sekali mantannya ini. "Cemburu? Buat apa?" Tanya Dhena remeh.

"Gak kangen sama mantan lo yang cakep ini?" Ujar Lendra, tangannya menyibak rambut kebelakang bermaksud tebar pesona.

"Kangen? Sama mantan yang dulu bilangnya, gapapa pacarannya islami kok," Dhena memincingkan matanya, "dan ternyata, setelah aku tau ilmunya. Mau bagaimanapun, pacaran sehat lah, pacaran islami lah, tetep aja dosa." Lanjut Dhena.

Disisi lain, Keyna yang sedari tadi sudah selesai ber-kencing. Awalnya ia berniat akan keluar, tapi setelah melihat keributan antara Dhena dan satu orang yang menurut Keyna mirip sekali dengan Lendra, akhirnya ia mengurungkan niatnya. Ia masuk kembali ke kamar mandi, karena tak mau menguping urusan orang lain.
Sekarang dirinya, hanya berdiri bosan dikamar mandi sembari menunggu Dhena menyelesaikan urusannya.

"Oh gitu, bagus deh kalau udah ngerti." Kata Lendra santai.

Dengan kerutan didahi, Dhena bertanya, "terus kenapa kakak pacaran sama kak Vera? Kalau kakak juga udah tau hukum pacaran?"

"Itu karena demi rencana gue, dari awal lo masuk waktu MOS. Gue udah liat lo. Semenjak itu, gue ubah penampilan gue. Biar lo nggak kenal sama gue, gue khawatir, kalau lo liat gue malah lo terus - terusan takut sama gue. Gue juga takut, lo gak mau temenan sama gue. Eh, si Vera tau rencana gue, dia ngancam kalau gue gak mau jadi pacar dia, dia bakalan bocorin rahasia gue selama ini, ke lo. Yaudah gue turutin, tapi gue gak pernah sekalipun punya rasa sama Vera. Lagian, gue jadi pacar dia cuman dimanfaatin duit gue doang. Ya wajar sih, gue diporotin karena gue emang kaya." Jelas Lendra, sedikit dibumbui dengan tampang sombongnya.

"Ekhem, masih aja sombong!" Sindir Dhena dengan mata yang melirik kearah lain.

"Gapapa, daripada gue kaya hanya dari orangtua?"

"Iya deh iya, yang udah sukses jadi musisi," Ujar Dhena, setelahnya ia beranjak pergi dari sana, meninggalkan Lendra karena takut berlama - lama berduaan dengan yang bukan mahram. Ia juga benar - benar melupakan soal Keyna yang tak tampak batang hidungnya.

Siapa sih yang nggak kenal dengan musisi bernama Alendra Anfa Zaga, musisi asal jakarta, bersekolah se-SMA dengan Dhena, mantan pacar Dhena, usia muda tapi karirnya merintis tinggi.

Ia begitu terkenal dikalangan anak remaja. Suaranya yang merdu, parasnya yang bisa dibilang lumayan tampan, bisa mengaji dengan suara yang MaasyaAllah, membuat para kaum hawa tertarik kepadanya. Ia juga youtuber.

Dapat uang dari youtube, dapat uang dari endorse di instagram, dapat uang dari perfome dibeberapa kota bahkan luar negeri, dapat uang juga dari ia menggelar les untuk anak - anak muda bermurottal, ia juga terkadang dapat job diundang ke tv, Makanya wajar saja, jika uang Lendra banyak. Lendra tak hanya bernyanyi, tapi ia sekarang mulai sedikit demi sedikit berpindah ke lagu religi/sholawat.
Itu saja dulu, sedikit info tentang Lendra.

🕌🎬

Keyna masuk kekelas dengan muka masam, ia duduk dibangku sebelah Naura hanya berdiam diri.

Sampai akhirnya...

"DHENA!" Panggil Keyna sedikit berteriak, karena ia kesal ditinggal ditoilet, selama se-jam?!. Kelas jamkos membuat dirinya pede berkoar.

"Astaghfirullah," Dhena berjengit kaget, ia membalikkan badan kearah Keyna yang duduk dibelakangnya. Dhena mengerutkan dahi bermaksud bertanya 'ada apa?'

Fena yang biasanya ikut campur ketika Dhena dan Keyna akan berdebat, kini ia tak bisa ikut karena dirinya sudah tertidur dengan posisi menelungkupkan kepalanya ke meja. Naura? Ia sibuk dengan novelnya tak terlalu memperhatikan keadaan sekitar.

"Lo tega banget sumpah! Ninggalin gue dikamar mandi, se-jam lagi!" Ucap Keyna menggebu - gebu.

Dhena menyengir, ia benar - benar tak ingat soal itu. "Hehe, aku lupa. Maaf ya?"

"Enggak!" Kata Keyna pura - pura mengambek. Lumayan, buat mengerjai Dhena.

"Yahhh..." keluh Dhena. Tertunduk.

"Enggak mungkin gue nggak maafin. Gitu maksudnya," jelas Keyna, dengan sedikit terkekeh.

Dhena mengembuskan napasnya, "kirain."

"Yakkali gue nggak maafin, emang gue siapa? Allah aja maha pemaaf, masa' gue yang cuman sebagai hamba pendosa nggak mau maafin?"

Dhena mengangguk antusias, "sip!"


"Na, kantin yuk!" Ajak Keyna memohon, karena ia benar - benar lapar tak tertahankan, Keyna sedari tadi pagi belum makan apa - apa.

Dhena tampak berfikir sejenak, "emang boleh?" Tanyanya. Dhena takut juga, ini masih jam pelajaran, dan Keyna menawari ke-kantin? Lalu kalau ketawan guru BK gimana? Setelah itu ia akan mendapatkan point pelanggaran sekaligus hukuman. Enggak! Jangan sampai. Dhena akan mempertahankan sampai ia lulus, bahwa ia tak akan pernah kakinya menapak keruang BK. InsyaAllah.

"His, gue laper banget Naaa!!!" Keyna membujuk, ia memegangi perutnya dengan kedua tangan sembari sesekali meringis.

Dhena bingung, ia menimang - nimang permintaan Keyna. "Kalau masuk ke BK gimana?"

"Melanggar sekali bukan berarti kita nggak bisa naik kelas kan?"

Dhena menggeleng - gelengkan kepala, ia tak kaget lagi melihat watak Keyna yang sedang lapar maka ia rela akan melakukan apapun itu, meskipun konsekuensinya berat. "Yaudah deh," pasrah Dhena karena ia khawatir juga dengan kesehatan Keyna.

Tbc...


See you👋

DHENA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang