Lomba || 23

190 37 9
                                    

"Nggak mau makan sekalian?" Tanya Keyna sembari sesekali ia melahap baksonya.

Dhena yang sedari tadi hanya melamun dengan sesekali menyeruput minumannya, ia tersadarkan. "Hm?" Ujar Dhena bingung.

Keyna menatapnya datar. "Nggak sekalian makan?" Tanyanya ulang.

Mata Dhena membulat sempurna ia tiba - tiba matanya mendapati Surya yang sudah berdiri dibelakang Keyna dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya. Surya yang merasa diperhatikan, alis Surya terangkat sebelah, dengan santainya ia berkata. "Kenapa?"

Dhena mematung seketika, Keyna yang mendengar suara itu ia menoleh kebelakang. Mata Keyna terbelalak kaget, setelah itu ia mencengir tanpa dosa. "Hehe s-sory," ucap Keyna gagu.

Surya mengernyit. "Ngapain kalian ke kantin jam pelajaran?" Tanya Surya.

"A-anu itu a-anuan---"

"Na, ikut gue." Potong Surya ia melangkah mendahului untuk beranjak dari kantin.

Belum sepenuhnya kaki Surya meninggalkan kantin.
"Gue ikut ya?" Teriakan Keyna mampu menghentikan langkahnya.

Surya berbalik badan. "Nggak usah," Keyna tampak cemberut, seakan tau Keyna akan protes. Surya kembali melanjutkan kalimatnya, "lo nggak penting. Balik sana kekelas,"

"Ada perlu apa lo ajak Dhena? Mana cuman Dhena yang diajak." Ujar Keyna tak terima, matanya melirik tajam kearah Surya seolah mengkibarkan bendera perang.

Surya terkekeh singkat. "Jangan mikir yang aneh - aneh!" Tegas Surya.

"Emang ada apa kak?" Tanya Dhena mencoba menengahi.

Surya kali ini menoleh kearah Dhena. "Lo pinter tajwid kan?" Tanyanya.

Mata Keyna membola sempurna.
Brak.
Gelas yang ada dihadapannya ia hentakan dengan keras dimeja.
"Heh! Lo raguin kepintaran Dhena, ha?!" Sentaknya membuat Surya berjengit kaget.

"Enggak gitu maksudnya," Elak Surya menggeleng, "gue cuma mau nawarin ikut lomba," lanjut Surya.

Keyna hanya ber'oh' ria sembari memanggut - manggutkan kepalanya.

Dhena tampak berpikir sejenak. "Lomba apa kak?" Tanyanya yang masih kebingungan sedari tadi.

"Lomba CCPA tingkat nasional," jawab Surya membuat Dhena dan Keyna mengerutkan dahi secara bersamaan.

"Kok langsung tingkat nasional? Tingkat Kecamatannya mana? Tingkat kabupatennya mana? Tingkat provinsinya mana?" Tanya Keyna beruntun.

"Dadakan." Jawab Surya singkat.

"Kok bisa?" Tanya Dhena serius untuk mendengarkan.

Surya berdecak kesal. "Ck, banyak nanya lo! Buruan udah ditungguin pak Hasem dikantor guru timur. Kalau lo lemot, mau gue bawa ke kantor BK aja, ha?!" Ucap Surya terkesan seperti emosi?

Dhena menatap Surya, ia mengernyit bingung, sejak kapan Surya jadi se-sensi itu?

"Apa mandang - mandang?!" Gertak Surya membuat Dhena menggeleng cepat. Kemudian Dhena berjalan keluar dari kantin tergesa - gesa sembari melambaikan tangan kearah Keyna, Dan berucap, "aku duluan Key,"

Keyna hanya mengangguk.

Surya kini beralih menatap Keyna dari atas sampai bawah seolah mengintimidasi. "Ngapain lo masih disini? Mau gue bawa ke BK?!" Ucap Surya menge-gas, membuat Keyna cepat - cepat berlari keluar dari kantin menuju kelas.

Saat Surya akan melangkah pergi...

"Itu dua cewek kemana Sur?" Pertanyaan itu mampu menghentikan langkah Surya, ia berbalik badan mendapati pak Samet pedagang kantin yang kebingungan. Dipanggil 'pak' karena usianya yang bisa dibilang sedikit tua.

DHENA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang