Kakak?? || 12

269 37 27
                                    

Bismillah...........................
Happy...............Reading............

Vote dulu yuk biar gak lupa 😆.

__________^^________

"Mau lo nutupin muka lo setengah. Bahkan seluruhnya, jangan harap gue gak kenal lo!." Bentak Vera dikoridor dengan tangan yang mendorong bahu Dhena.

Dhena hanya diam dan menuduk.

"Hari senin Surya, kemarin Lendra, sekarang siapa lagi b*tch!." Bentak Vera yang bertambah emosi,  baru saja Vera akan merampas cadar yang Dhena kenakan. Tangannya langsung dicekal oleh Seseorang yang muncul dari arah belakang Dhena yang mampu membuat Vera membeku.

Dhena yang awalnya menutup wajahnya dengan kedua tangannya, serasa tak ada pergerakan tangan dari Vera membuatnya membuka sedikit demi sedikit. Ia mengernyit bingung, tangan siapa ini?, Pikirnya. Ia membalikkan badan melihat wajah seseorang itu membuat airmata Dhena tak kuasa ia tahan, ia tak peduli bahwa sekarang dirinya telah menjadi pusat perhatian. Dhena memeluk orang tersebut dengan sangat erat seakan takut kehilangan dan cairan putih bening keluar dengan deras, seseorang itu membalas pelukan Dhena untuk menenangkan adiknya. Dhena sekarang benar benar terisak entah sedih atau senang ia juga tak tau, yang pasti ia merasa aman dan nyaman.

Bukan Surya tapi itu adalah kakak kandungnya yang katanya sudah meninggal bersama abi dan uminya. Namanya Reno.

Keyna yang baru saja melangkah dikoridor dapat melihat kejadian dimulai dari munculnya Reno ia langsung menghentikkan langkahnya memperhatikan kejadian yang memang benar - benar tak disangka olehnya. Keyna mulai tersenyum ketika melihat kejadian tersebut hingga selesai.

Sama dengan Surya saat ia sedang duduk diteras dengan santai semua bentakan Vera tadi tak luput dari pandangannya. Ia awalnya saat Vera akan merampas cadar Dhena ia langsung berdiri dan berlari mendekati mereka. Namun terhenti dikala seseorang lebih dulu menolongnya. Senyumnya terbit dikala melihat kejadian tak terduga itu.

"Hussst, masih aja cengeng." Bisik Reno dengan kekehan tepat ditelinga Dhena, membuat Dhena melepaskan pelukannya ia mengurucutkan bibirnya.

"Kok abang masih hidup?." Tanya Dhena meminta penjelasan dengan bersedekap dada.

Reno menyengir tanpa dosa, lalu baru saja akan berbicara. "Ka------."
(Kriiinggg krrriiing) ucapannya terpotong oleh suara bel masuk yang menggema keseluruh sudut tempat yang ada disekolah membuat para siswi dan siswa yang sedari tadi menonton drama gaje itu langsung berlarian tak tentu arah menuju kelas mereka masing - masing. Keyna pun membalikkan badan, tak ingin mengganggu Dhena ia memilih lewat jalan lain untuk menuju kelas. Surya tersenyum dan sama tak ingin mengganggu Dhena, ia membalikkan badan berjalan menuju kelasnya.

"Kangen sama abi dan umi gak?." Tanya Reno dengan senyum menggoda.

"Umi dan abi juga masih ada bang??." Tanya Dhena tak sabar mendengar jawaban Reno dengan mata berbinar.

"Ya masih ada lah!, sembarangan lo!." Jawab Reno nyolot, meskipun menjawab dengan nyolot itu semua tak dapat mengurangi kebahagiaan Dhena.

"Yuk jemput umi dan abi dibandara." Ajak Reno, lalu meraih tangan Dhena menyeretnya secara paksa menuju parkiran. Dhena yang kesusahan untuk menyamakan langkah Reno pun hanya menggerutu tak jelas.

Sesampainya mereka diparkiran.
"Nih pakai." Ujar Reno, menyodorkan helm kepada Dhena dan diterima Dhena dengan semangat.

Reno menaiki motornya, membalikkan arah motornya agar lebih mudah. "Naik." Suruh Reno.

DHENA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang