Cadar & Khimar || 10

316 41 30
                                    

💦Khimar bagaikan tameng yang selalu melindungi wanita dari kekejaman dunia. Khimar bagaikan mahkota dan kehormatan untuk wanita, jika Khimar sudah tak lagi menutupi rambut disaat itulah kehormatanmu sebagai wanita langsung menurun drastis.
Wanita itu semuanya terhormat.
Cuma,, terkadang dirinya saja yang menghilangkan kehromatan dirinya sendiri.

_Dhena_🕊
_________________________

Bismillah...

Happy]
[Reading


Rasa gusar yang memenuhi fikiran Dhena, ia berlari sekencang mungkin dipinggir jalanan yang ramai penuh dengan motor dan mobil yang berlalu lalang. Ya meskipun dia tau, sekencang apapun ia lari semuanya percuma karena ia tak kan bisa menyusul Surya yang menaiki motor entah sekarang sampai dimana. Tapi Dhena tetap saja berlari.

Saat ia melewati Alfamart, ia melihat sesuatu yang aneh disana dan tak asing lagi dimatanya. Karena rasa penasaran, Dhena menghentikan langkahnya dengan nafas yang masih ter engah - engah akibat berlari. Ia mengernyit bingung, menatap motor yang ada diparkiran tepat didepan Alfamart. Ia mengamati motor itu mulai dari atas sampai bawah hingga ia tau bahwa itu adalah motor milik Surya membuat senyumnya mengembang dan bernafas lega.

Ia berjalan mendekat menuju Alfamart, pada saat itu pula ia melihat Surya yang baru saja keluar dari Alfamart dan menuju motornya lalu menaikinya. Surya yang tak sadar akan kehadiran Dhena, Dhena melangkah menghampirinya lalu berkata. "Assalamualikum." Sapa Dhena.

Pada saat Surya ingin memakai helm tiba - tiba saja ia mendengar salam dengan suara perempuan yang belakangan ini membuat hatinya setres setengah mati. Ia langsung membalikkan dengan tatapan datar ia menjawab salam Dhena. "Waalaikumssalam." Lalu ia memakai helmnya dan memutar balikkan arah motornya yang membelakangi Dhena menjadi menghadap kearah Dhena.

"Maaf tadi aku lupa." Jawab Dhena menunduk.

Surya membuka kaca helmnya lalu tersenyum sinis dan berkata, "Gapapa sih, tapi tadi gue gak sengaja lihat cewek berduaan sama cowo udah gitu padahal si cewek pernah bilang ke gue kalo cowo sama cewek itu gak boleh berkhalwat." Sindir Surya.

Dhena yang tak mengerti alur pembicaraan Surya, ia mengernyit bingung. "Bagus dong dia bilang gitu, tapi kalo dia berduaan mungkin ada sesuatu penting yang diomongin. Kan kamu gak tau apa - apa maksud dari itu semua. Jangan suka su'udzon dulu." Jelas Dhena membuat Surya berdecak kesal karena Dhena yang tak peka.

"Lo ada acara kan sama temen lo?, yaudah gih sana pergi aja. Gue juga mau ngumpul dulu bareng temen gue." Ucap Surya yang kembali menutup kaca helmnya dan siap beranjak pergi. "Btw gue minta id line lo, buat komunikasi lebih mudah." Lanjut Surya.

"Ini." Kata Dhena menyodorkan Handphonenya dan diterima baik oleh Surya.
Selesai dengan urusannya.
"Yaudah gue duluan ya, Assalamualaikum. Entar kabarin kalo lo udah pulang." Pamit Surya, dan langsung menancapkan gas lalu beranjak pergi.

"Waalaikumssalam." Jawab Dhena.

****

Dhena memasuki sebuah kafe yang katanya milik papa Keyna.
Pandangannya menyapu keseluruh sudut kafe, hingga pandangannya bertemu dengan tiga sosok orang yang ia cari sedari tadi sedang duduk meminum kopi dan bercanda ria dibangku paling pojok.

DHENA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang