DHENA'S STORY

sunset || 27

Bismillah

"Lah, kok malah ke pantai?" Tanya Dhena, ketika mobil Keyna yang ia naiki, berhenti diparkiran yang dimana mata langsung diperlihatkan dengan pemandangan pantai yang sudah hampir memasuki masa senja. 

Keyna melepas seatbelt, "gue laper, temenin gue makan dulu." Jawab Keyna.

Dhena menoleh ke Keyna, ia mengernyit. "Kok laper kepantai? Dimana - mana orang kalau laper ke tempat makan, bukan kepantai,"

Keyna menghembuskan nafasnya, Ia menatap Dhena datar. "Katanya ikan bakar disini enak!... oh iya, ditambah segarnya es buah... emmm mantap!" Antusias Keyna, raut wajahnya berubah menjadi berbinar. Ia tak sabar akan mencicipi rasanya gurih campur pedas dan bumbu bumbu lainnya yang terdapat diikan bakar. Setelahnya akan ditimpa rasa segar dari es buah, sungguh kenikmatan yang haqiqi bagi Keyna.

Sebenarnya niatnya kesini bukan karena ikan bakar, tapi karena Dhena yang katanya Reno menyukai suasana sunset, dan malam hari yang penuh bintang. Ia sengaja kesini supaya Dhena melepas semua lelahnya sejenak. Tapi tak sepenuhnya ia berkara bohong, nyatanya ikan bakar diwarung yang jualan dipinggir pantai sini memang lezat kok.

Dhena menggeleng - gelengkan kepalanya, lalu ia melepaskan seatbeltnya, "yaudah, ayo,"

Keyna dan Dhena bersamaan keluar dari mobil dari pintu disebelah mereka masing - masing.

Saat keluar dari mobil, angin menerpa kulit wajah Dhena. Dhena tersenyum dibalik cadarnya, ia suka dengan keadaan seperti ini. Namun, tiba - tiba senyumannya luntur ketika sedikit rasa perih dari pipinya yang tadi sore ditampar Vera, masih terasa hingga saat ini.

Keyna dan Dhena berjalan beriringan, sembari tangannya berpautan satu sama lain.

Saat mereka mulai memasuki kawasan pantai, pantai tampak begitu sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang mungkin akan menikmati pemandangan sunset, bukan hanya pengunjung, tapi juga ada warung kecil yang berdiri dipinggir pantai. Warna jingga bercampur merah muda dilangit ditambah angin sepoi - sepoi seolah menyambut kedatangan mereka.