prolog || 01

1.4K 86 9
                                    

Assalamualaikum...

Aku tau, masih banyak tanda bacaan yang salah. Dialog tag yang gak tepat. Dan pernak - pernik kesalahan lainnya.
Karena
BELUM REVISI
Jadi alurnya juga masih gak jelas.
Tapi nanti versi Revisi insyaAllah lebih enak dibaca.

Bismillah ...
Happy reading

Pagi yang dingin dengan cahaya matahari yang masih belum mau untuk menampakkan dirinya karena tertutup awan mendung. Dijalanan yang ramai berlalu lalang kendaraan motor dan mobil, daun daun yang kering berjatuhan akibat angin yang berhembusan dan angin yang berhembusan itu dapat menyibak khimar seorang perempuan yang jalan sendirian, menundukkan pandangan, dan menatap kosong ke bawah seolah pemandangan dibawah yang hanya terlihat jalan lebih menarik daripada pemandangan yang ada disekelilingnya.
Gadis itu bernama Dhenafsya Aghnisyel Azzahra, biasa dipanggil Dhena. Gadis itu memakai pakaian putih panjang, rok yang panjang, khimar putih syar'i dan kalung name tag berbahan dasar kertas asturo itu terpasang rapi dilehernya.

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya Dhena sampai ditujuannya yaitu SMA Ananda. Yap benar!, ia kali ini masih dalam masa-masa MOS disekolahnya. Ia berdiri didepan gerbang masuk SMA Ananda, ia menatap keadaan dalam. Terdapat banyak pohon, membuat susananya sejuk nan asri. Dhena menghirup napas panjang-panjang, lalu mengembuskannya pelan. Benar - benar sejuk udara disini, bukan seperti udara dikota melainkan sama seperti udara dipegunungan dan pedesa'an.

Saat kakinya ingin melangkah masuk, tiba-tiba ada sebuah tangan seseorang menariknya dari belakang membuatnya sedikit terkejut langkahnya pun terhenti, ia membalikkan badan dan ingin mengetahui siapa pemilik tangan yang menariknya ini.

Setelah melihatnya, ia menatap lekat perempuan berambut panjang tergerai ini membuat yang ditatap memasang senyum manis. Perasaan Dhena sama sekali tak mengenali gadis yang ada di depanya, dia kira yang menariknya adalah sahabatnya yang bernama (Keyna) yang katanya juga bersekolah disini, tapi nyatannya bukan. Karena keyna itu berhijab, tidak mungkin seorang Keyna hanya karena ingin merubah penampilannya ia berani membuka hijabnya. Bukan!, sama sekali itu bukan sosok Keyna. Lalu siapa gadis didepannya ini?, pikir Dhena.

Gadis di depannya itu tersenyum ramah lalu berkata, "Hai!, hehe bingung ya??, nama gue fena. Salam kenal." Kata gadis yang namanya Fena itu dengan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Dhena, Dhena yang tadi masih dalam mode bingung pun tersadarkan lalu membalas senyuman dan jabatan tangan Fena dengan ramah. "Namaku Dhena, salam kenal juga." Kata Dhena memperkenalkan diri, Ia pikir tadi gadis di depannya ini salah memanggil orang, ternyata pikirnya salah. Gadis yang bernama Fena ini hanya ingin berkenalan.

"Masuk yuk!." Ajak Fena dengan menggenggam pergelangan Dhena.

Dhena tersenyum ramah, lalu ia hanya membalasnya dengan anggukan.

Dhena dan Fena pun berjalan bersama memasuki SMA Ananda dengan bergandengan tangan sambil berceloteh ria.

Sesampainya mereka dilapangan yang cukup luas dan sudah banyak calon siswa SMA Ananda yang berlalu lalang dilapangan, tiba - tiba seorang cowok dengan seragam putih-abu yang berada disebelah bendera merah putih itu meniup peluit tanda untuk semuanya berkumpul dan berbaris ditengah lapangan.

"Bareng yuk barisnya." Tawar Fena, Dhena pun hanya membalas dengan anggukan dan senyuman lagi.
Akhirnya mereka pun menuju barisan dan berbaris dengan rapi seperti yang lainnya lakukan.

"Mohon perhatiannya sebentar, menghadap ke depan semuanya!." Kata cowok didepan lewat mikrofon membuat suaranya menggelegar ke seluruh arah, dan semua orang yang tadinya sibuk dengan obrolannya pun perhatiannya teralihkan ke depan. Tapi tidak dengan Dhena yang hanya termenung menundukkan pandangan, fokusnya benar - benar tak teralihkan. Entah ia sedang sibuk memikirkan apa.

Melihat semuanya sudah fokus menghadap kedepan, mata cowok tadi terhenti pada sosok gadis yang termenung menundukkan pandangan sedari tadi dibarisan ketiga. Ia mengernyitkan dahi lalu berkata melalui mikrofon. "Itu yang dibarisan nomor tiga, yang pake krudung syar'i. Tolong menghadap ke depan." Peringat cowok itu.

Entah apa yang sedang berkecamuk dipikiran Dhena, meskipun sudah diperingati ketiga kalinya ia tetap tak mendengar. Yang Dhena rasakan pada saat ini hanyalah sepi, kosong, meskipun sebenarnya tampak ramai tapi tidak bagi Dhena. Hingga semua pasang mata fokusnya teralihkan kearahnya, dan sekarang ia menjadi pusat perhatian. Tetap saja Dhena tak tersadarkan dari lamunannya. Fena yang sudah menyenggolnya berkali-kali untuk mengkode pun tetap gagal.

Tbc🌼
Gimana first partnya?,

Jangan lupa klik tombol bintang pada pojok kiri bawah 😍

DHENA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang