Masalah lagi || 26

157 27 9
                                    

"Namanya juga hidup. Hidup didunia adalah penjara, bagi mereka yang beriman. Dan hidup didunia adalah surga, bagi mereka yang tak beriman,"

>Dhena<

Bismillah..

........

Dhena, Surya dan pak Hasem. Kini mereka sedang berjalan dikoridor rumah sakit.

Saat mereka sampai disuatu ruangan. Dipintu ruangan itu tertempel tulisan Anggrek 2. Itu hanya nama ruangan rumah sakit.

Tangan pak Hasem menarik knop pintu. "Assalamualaikum," ucapnya bersamaan dengan langkahnya memasuki ruangan itu. Diikuti Dhena dan juga Surya dibelakangnya.

Seorang gadis baru saja keluar dari kamar mandi yang tersedia diruangan itu, saat netranya melihat pak Hasem yang berdiri diambang pintu. Ia langsung berjalan mendekat, mencium tangan pak Hasem. "Waalaikumssalam,"

Pak Hasem tersenyum. "Adikmu, udah mendingan?"

Senyum dibibir gadis itu menghilang seketika. "Belum,"

Pak Hasem mengangguk paham. Pak Hasem yang baru sadar menghalangi Surya dan Dhen pun, ia segera memasuki ruangan itu dan duduk disofa. "Itu ada murid ayah," dagunya menunjuk kearah Dhena dan Surya.

Gadis itu mengikuti arah tunjuk ayahnya. Matanya bertubrukan dengan Dhena, "Dhena?" Tanya gadis itu memastikan.

Bukannya Dhena menjawab, ia justru, "kak Jeva kan?" Tanyanya balik.

Gadis itu mengangguk antusias, ia tak salah orang lagi. Dengan gesit ia memeluk Dhena. "Udah lama ya, kita nggak ketemu."

Dhena membalas pelukan itu. "Iya. Kak jev apa kabar?"

Ps: yang lupa siapa kak jeva? Bisa cek di part 7

Jeva melepaskan pelukannya, ia menggenggam pergelangan tangan Dhena. Dengan perasaan girang, ia menyeret Dhena untuk masuk kedalam. "Baik dong. Kamu apa kabar?"

Dhena duduk disofa, berhadapan dengan pak Hasem. Jeva ikut duduk disamping Dhena.

"Nasib banget ya hidup gue. Selalu ada, tapi nggak dipernah dianggap." Ucap Surya berdrama, membuat Jeva terkekeh.

"Masuk aja kalik. Kayak sama siapa aja,"

Surya berjalan mendekati sofa, ia ikut duduk disamping pak Hasem.

"Oh iya, kak Jeva siapanya kak Claudy?" Tanya Dhena.

"Kakak kandung."

Dhena mengangguk kecil sebagai jawaban. Tapi didalam hati ia terkejut. Sungguh tak terkira olehnya kalau Jeva yang selama ini ia kenal adalah putri sulung dari pak Hasem.

"Bentar ya, bapak tinggal dulu. Ada perlu," Ucap pak Hasem yang diangguki mereka bertiga. Pak Hasem keluar dari ruangan, Tanpa menutup pintu.

Saat mereka asik mengobrol, tiba - tiba seseorang masuk sembari membawa kantong plastik yang entah apa isinya. "Kak Jev gue bawai---" ucapan seseorang itu terpotong ketika maniknya menatap tiga orang disofa sebelah kanan pintu. Ia terkejut bukan main. "HEH! NGAPAIN LO DISINI?!" Bentaknya membuat mata Jeva membulat sempurna. Surya dan Dhena benar - benar terkejut, mereka mengalihkan pandangannya keambang pintu. Disana terlihat Vera yang sedang berdiri membawa kantong plastik. Dhena mematung ditempat.

DHENA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang