Deva Mahendra

132 4 0
                                    












***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Deva baru saja pulang sekolah, saat ia berjalan menuju tangga tiba tiba terhenti ketika melihat Intan yang baru saja turun dari tangga, ia sudah berpakaian rapi dengan membawa koper besar di tangan nya, mereka saling tatapan, Deva melihat ada bekas air mata di sana.

Saat Deva ingin mendekati nya, Intan malah pergi melewati Deva tanpa mengeluarkan sepatah kata, Deva menoleh ke belakang, ia tidak sedih tapi ia juga tidak bahagia.

Deva kembali berjalan menaiki tangga, saat ia baru menginjak satu anak tangga ia mendengar ada suara Robert di pintu utama dan suara wanita ?, Deva merasa penasaran, ia pun mengintip di balik tembok, di sana ada dua wanita, wanita dewasa dan wanita remaja, Deva yakin wanita remaja itu adalah anak dari wanita dewasa.

Ia merasa bodo amat siapa mereka ia pun kembali menaiki tangga dan memasuki kamar nya.

"

Anak kamu dimana mas?" tanya si wanita itu.

"Mungkin belum pulang sekolah." jawab Robert, mereka bertiga jalan mendekati sofa yang ada di ruang tamu.

"Anak om cowo atau cewe?" tanya Amel dengan semangat, Robert tersenyum kearahnya "Cowok".

Amel pun bahagia mendengar itu, dulu Amel emang ingin punya kakak cowok sekarang keinginan nya terwujud.

"Pasti ganteng." batinnya

"Nah sayang, kamu senang kan punya kakak?" Amel menoleh, ia sedikit mendongak "Senang banget Mah." Amel tersenyum lebar.

Amel pun kembali menoleh ke Robert "Kamar nya ada dimana om?" tanya Amel antusias, Robert tanpa ragu ngasih tau letak kamar Deva.

Amel dengan hati yang bahagia, menaiki tangga dan masuk kedalam kamar Deva yang tak terkunci, Deva yang sedang merokok di balkon kamar, mendengar ada yang masuk, ia pun melangkahkan kaki nya, Amel mendongak melihat Deva, tubuh Deva sangat tinggi membuat nya harus mendongak, seketika itu Amel tersenyum lebar melihat Deva "Ganteng banget" gumam Amel, Deva mendengarnya.

"Lo siapa?" Deva mengerutkan kening nya.

Amel menjulurkan tangan nya untuk salaman "Nama ku Amel kak, nama kakak siapa?" Deva melihat tangan Amel tanpa niat membalasnya.

"Keluar." ucap Deva dengan menatap dingin.

Amel tidak takut justru Deva semakin tampan dengan tatapan dingin itu.

"Ga mau." Amel berjalan mengelilingi kamar Deva.

"Kamar kakak bagus banget, aku boleh tidur disini ga kak?" kening Deva semakin berkerut mendengar itu.

KIMBERLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang