Bab 7

1.1K 91 24
                                    

~LIAM~

"Aku tidak menyangka bahwa kita bertemu lagi.", aku berkata pada Aubrey yang sedang mengemudi di sebelahku.

Saat ini, aku memang sedang berada di dalam mobil milik Aubrey. Dia memberiku tumpangan kembali ke rumah Archer.

"Ya. Aku juga.", balasnya singkat seraya menoleh sekilas ke arahku.

Aubrey kembali fokus mengemudi dan tidak berbicara lagi padaku. Sedangkan, aku yang terbiasa banyak bicara, merasa canggung akan situasi ini. Jadi, aku berinisiatif mengajaknya berbicara lebih dulu.

"Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di Los Angeles waktu itu?", aku bertanya padanya.

Aubrey kembali menolehku sekilas.

"Aku ada pekerjaan di Los Angeles.", jawabnya lalu kembali fokus mengemudi.

"Pekerjaan apa itu?", tanyaku lagi.

"Pemotretan. Aku adalah seorang model. Ada sebuah perusahaan di Los Angeles yang menyewaku sebagai model untuk brand pakaian terbaru mereka.", jawabnya lagi.

Pantas saja Aubrey sangat cantik. Ternyata, dia berprofesi sebagai seorang model.

"Lalu, apa pekerjaanmu?", untuk pertama kalinya Aubrey bertanya lebih dulu padaku.

Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.

"Aku bekerja di kantor kakakku. Dan sekarang, aku menjabat sebagai manajer di sana.", jawabku.

"Apakah kakak yang kau maksud itu adalah suami Amelia?", Aubrey bertanya lagi.

Lagi-lagi, aku tertawa mendengar pertanyaannya.

"Ya. Hanya dia satu-satunya kakakku.", jawabku.

"Ngomong-ngomong, aku pernah melihat foto kakakmu. Amelia yang mengirimkan fotonya padaku. Di foto itu, dia sedang bersama kedua anaknya yang bernama Luke dan Rose.", Aubrey berkata padaku.

"Sekarang, mereka sudah memiliki tiga orang anak. Kakak ipar baru saja melahirkan anak ketiganya sekitar dua bulan yang lalu.", balasku padanya.

"Ya. Archer juga mengatakan itu padaku. Awalnya, aku tidak tahu kalau Amelia baru saja melahirkan. Bahkan, aku juga tidak tahu kapan dia hamil anak ketiganya. Itu karena kami sudah cukup lama tidak berkomunikasi.", ucapnya.

Aku mengangguk mengerti.

"Hey, tadi kau mengatakan bahwa kau pernah melihat foto kakakku. Tapi, kenapa kau tidak mengenaliku saat kita pertama kali bertemu di bandara?", aku bertanya padanya.

Aubrey tertawa mendengar pertanyaanku.

Dan entah kenapa aku merasa senang mendengar suara tawanya.

"Aku memang pernah melihat foto kakakmu, Liam. Tapi, itu sudah hampir dua tahun yang lalu. Aku juga sudah lupa bagaimana wajahnya. Yang kuingat darinya hanyalah rambutnya yang pirang. Walaupun aku lupa wajahnya, tapi aku ingat bahwa kakakmu berwajah tampan.", jawabnya.

"Kakakku memang tampan. Tapi, dia tidak lebih tampan daripada aku.", aku berkata dengan penuh percaya diri.

Aubrey kembali tertawa dan menoleh padaku.

"Benarkah?", tanyanya tidak percaya padaku.

"Benar. Kami berdua memang sama-sama tampan. Tapi, aku jauh lebih tampan darinya.", jawabku.

Sekarang, Aubrey tertawa semakin keras. Dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut tertawa bersamanya.

"Aku jadi tidak sabar ingin segera bertemu dengannya secara langsung. Aku ingin membuktikan apakah benar bahwa kau memang lebih tampan darinya.", katanya.

Choose Me, My Boy! (Kim-McKenna SERIES #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang