Bab 14

261 34 3
                                    

~AUBREY~

Aku sangat marah dan kesal pada Liam kali ini. Berani-beraninya dia mencium bibirku. Dia pikir siapa dia hingga berhak bersikap lancang seperti itu padaku? Kami baru berkenalan selama beberapa hari. Tapi, dia sudah berani bersikap kurang ajar seperti itu padaku. Dia benar-benar pria brengsek.

Karena sangat marah dan kesal, aku langsung pergi begitu saja setelah berteriak dan menampar Liam tadi. Untung saja, ketika aku pergi dari dermaga menuju jalan raya, aku segera menemukan taksi yang lewat di depanku. Jadi, aku langsung menghentikan taksi itu lalu pulang ke apartemen.

Sekarang, aku sudah berada di apartemen. Aku sudah sampai di apartemen sejak setengah jam yang lalu. Dan sekarang aku juga sudah mandi. Ketika bersiap hendak tidur, aku mendengar suara seseorang membuka pintu apartemen. Lalu, suara Ellie juga ikut terdengar.

"Aubrey, apa kau berada di kamar?", Ellie memanggilku.

"Ya, Ellie. Aku berada di kamar.", jawabku.

"Aku membawa makanan. Keluarlah dan kita makan malam bersama."

"Terimakasih, Ellie. Tapi, aku sudah makan malam tadi. Kau nikmati saja makan malammu. Aku akan langsung tidur.", aku berbicara pada Ellie dengan masih berada di dalam kamar. Itu karena aku tidak ingin Ellie melihat ekspresiku yang kesal. Aku masih belum ingin bercerita padanya tentang masalahku dengan Liam.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan makan malam dulu.", balas Ellie.

Setelah itu, aku mendengar suara Ellie seperti sedang mengeluarkan piring dari rak di dapur apartemen.

Sedangkan, aku langsung berbaring di ranjang dan mulai memejamkan mataku untuk tidur. Hingga tidak lama kemudian, aku terlelap.

***

Hari ini, aku tidak pergi kemana-mana. Itu karena pemotretanku di perusahaan Archer masih tertunda. Jadi, kegiatan yang kulakukan sejak tadi hanya menonton televisi di apartemen. Hingga beberapa saat kemudian, aku mendengar suara bel pintu apartemen berbunyi. Aku hendak berdiri untuk membukanya. Tapi, Ellie berkata lebih dulu.

"Biarkan aku saja yang membuka pintunya.", kata Ellie mendahului.

Aku mengangguk dan menengok ke arah pintu apartemen untuk melihat siapa yang bertamu. Begitu pintu terbuka, aku terkejut saat melihat Liam berdiri di depan pintu.

"Hai, Ellie. Apakah Aubrey ada di dalam?", Liam bertanya pada Ellie.

Aku hendak berbisik dan memberikan kode pada Ellie agar berbohong pada Liam tentang keberadaanku di apartemen. Tapi, Ellie tidak menangkap sinyalku dan lebih dulu menjawab pertanyaan Liam dengan jujur.

"Hai, Liam. Ya, Aubrey ada di dalam. Apa kau ingin bertemu dengannya?", balas Ellie.

"Ya. Aku ingin bertemu dan berbicara dengan Aubrey. Bolehkah aku masuk, Ellie?", tanya Liam lagi.

Sebelum Ellie mempersilahkan Liam masuk, aku berbicara lebih dulu.

"Aku tidak ingin bertemu atau berbicara denganmu, Liam.", balasku cepat dan sinis. Lalu, aku mematikan televisi dan berdiri dari sofa hendak masuk ke kamar.

"Aubrey, tunggu. Tolong dengarkan aku dulu.", kata Liam padaku.

"Tidak.", aku bersikeras lalu masuk ke kamarku. Aku tidak mempedulikan Ellie yang bingung melihatku bertengkar dengan Liam.

Begitu di kamar, aku langsung berbaring miring di ranjang. Tapi, tidak lama kemudian, aku mendengar pintu kamarku terbuka. Aku berbalik dan melihat Ellie berjalan masuk ke kamarku lalu duduk di ranjangku.

"Ellie..."

"Aubrey, aku tidak tahu apa masalah yang terjadi antara kau dengan Liam. Tapi, apakah tidak sebaiknya kau berbicara dengannya dan menyelesaikan masalah diantara kalian berdua?", Ellie berbicara padaku.

Choose Me, My Boy! (Kim-McKenna SERIES #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang