Bab 11

635 60 16
                                    

~LIAM~

"Hai, Aubrey...", aku menyapa Aubrey setelah dia membukakan pintu apartemennya untukku.

"Hai, Liam...", balasnya seraya tersenyum canggung.

"Ini. Bunga untukmu.", kataku seraya menyerahkan sebuket bunga mawar merah padanya.

Aubrey mengerutkan dahi.

"Untuk apa kau memberiku bunga?", tanyanya bingung.

"Bunga itu sebagai permintaan maaf atas kejadian beberapa hari yang lalu. Aku tahu kau pasti marah dan kesal padaku karena...", belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Aubrey sudah memotongnya.

"Aku tidak marah padamu, Liam. Beberapa hari yang lalu, aku memang bersikap kurang menyenangkan padamu. Tapi, aku rasa itu karena saat itu aku sedang merasa lelah. Dan setelah beristirahat, aku kembali merasa baik-baik saja.", balasnya.

"Benarkah? Kau tidak marah padaku? Jika kau tidak marah, kenapa kau sering mengabaikan panggilan dan pesan dariku selama beberapa hari ini?", tanyaku tidak percaya akan ucapannya.

"Maaf soal itu. Aku tidak mengangkat panggilan darimu atau membalas pesanmu karena selama beberapa hari ini aku sangat sibuk. Jadwal pemotretanku sangat padat hingga aku tidak sempat memegang ponsel saat bekerja. Dan begitu sampai di apartemen, aku langsung tidur.", jelasnya.

Aku menatap ke dalam matanya. Walaupun masih terdapat sedikit ekspresi canggung, tapi Aubrey memang tidak terlihat marah padaku.

"Baiklah. Kalau kau memang tidak marah padaku. Jadi, apakah itu berarti bahwa kita berdua baik-baik saja?", tanyaku memastikan sekali lagi untuk memperjelas dan menyelesaikan masalah diantara kami.

Aubrey mengangguk seraya tersenyum. Kali ini, senyumannya terlihat lebih santai dan tulus.

Aku juga balas tersenyum padanya.

"Bagus.", kataku senang. "Oh ya, aku dengar dari Archer, hari ini kau ingin mengunjungi rumah kakakku dan kakak ipar?", tanyaku yang memilih untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya. Sebenarnya, aku berencana pergi ke sana bersama Archer. Tapi, tiba-tiba Archer ada urusan penting. Dia jadi tidak bisa mengantarku. Dan dia malah meminta tolong padamu agar mengantarku ke rumah Amelia. Maafkan aku karena merepotkanmu, Liam."

Aku tersenyum dan menggeleng.

"Aku tidak merasa direpotkan, Aubrey. Justru, aku senang bisa mengantarmu ke rumah kakakku. Lagipula, aku juga sudah merindukan keponakanku. Aku memang berencana ke rumah mereka dalam waktu dekat ini. Kebetulan, Archer minta tolong padaku. Jadi, kita bisa pergi bersama ke sana.", jawabku.

Aubrey tersenyum.

"Kalau begitu, apakah kita bisa berangkat sekarang?", tanyaku padanya.

"Tentu. Aku sudah siap. Tapi, aku akan menyimpan bunga ini dulu. Setelah itu, kita bisa berangkat.", balasnya.

Aku mengangguk.

Lalu, Aubrey masuk ke dalam apartemennya untuk menyimpan bunga. Tidak lama kemudian, dia keluar lagi. Dan setelah itu, kami berangkat menuju ke rumah kakakku.

***

Aku sudah masuk ke halaman rumah kakakku. Dan aku melihat Aubrey yang kini duduk di kursi penumpang sebelahku tampak gelisah sambil sesekali memainkan sabuk pengaman yang dikenakannya.

"Ada apa, Aubrey? Kau tampak gelisah."

"Aku merasa antusias sekaligus gugup, Liam. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Amelia. Dan aku sangat senang karena sebentar lagi akan bertemu dengannya. Tapi, di sisi lain aku belum pernah bertemu dengan suaminya. Aku takut jika suaminya menyeramkan dan tidak menyukaiku.", kataku.

Choose Me, My Boy! (Kim-McKenna SERIES #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang