Bab 3

1.1K 85 10
                                    

~LIAM~

Aku sedang berada di dalam lift menuju ke lantai tiga puluh di kantorku untuk bertemu dengan kakakku. Begitu pintu lift terbuka, aku melihat sekretaris kakakku yang sedang duduk di meja kerjanya. Aku berjalan keluar dari lift dan menuju ke arahnya.

"Hai, Elena.", aku menyapa sekretaris kakakku, Elena.

"Selamat siang, Mr. McKenna.", balas Elena dengan tersenyum ramah dan profesional padaku.

Kemudian, aku melihat Elena terlihat sedikit kesusahan untuk berdiri dari kursinya karena saat ini dia sedang hamil besar.

"Oh, kau tidak perlu berdiri, Elena.", aku berkata padanya.

Elena tersenyum padaku. Tapi, dia tetap berdiri menyambutku.

"Tidak apa-apa, Mr. McKenna.", katanya padaku.

"Ngomong-ngomong, berapa usia kehamilanmu saat ini, Elena?", aku bertanya padanya.

"Sekarang, usia kehamilan saya sudah masuk bulan ke delapan, Mr. McKenna.", jawab Elena.

"Bulan ke delapan? Dan sekarang kau masih tetap bekerja? Sungguh tega sekali Ben membiarkanmu bekerja dalam keadaan hamil besar seperti ini.", aku berkata dengan pura-pura terkejut dan kecewa ketika membicarakan Ben, suaminya.

Elena tertawa mendengar ucapanku.

"Minggu depan, saya sudah mulai cuti, Mr. McKenna. Sekarang, saya masih harus memberikan training pada sekretaris baru yang akan menggantikan saya selama saya cuti melahirkan tiga bulan ke depan.", jelasnya padaku.

Aku mengangguk mengerti.

"Dan jangan lupa kau juga harus mengabari aku ketika kau melahirkan nanti.", aku berkata ramah padanya.

Elena kembali tertawa mendengar ucapanku.

"Terimakasih atas perhatian Anda, Mr. McKenna.", katanya padaku.

Aku tersenyum menanggapinya.

"Oh ya, apakah kakakku ada di dalam, Elena?", aku bertanya pada Elena mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya. Saat ini, beliau sedang berada di dalam ruangannya, Mr. McKenna.", jawabnya.

"Oke. Kalau begitu, aku akan masuk untuk menemuinya. Sampai nanti, Elena.", aku berkata padanya.

Kemudian, aku berjalan dari depan meja kerja Elena menuju ke arah pintu ruangan Chris. Aku mengetuk pintunya tiga kali lalu masuk ke dalam ruangannya.

Ketika berada di dalam ruangan Chris, aku melihat dia sedang mengetikkan sesuatu pada keyboard laptopnya. Kemudian, Chris mengalihkan pandangannya dari layar laptop menuju ke arahku.

"Liam.", Chris memanggil namaku lalu menghentikan kegiatan mengetiknya.

Aku menutup pintu ruangannya di belakangku. Kemudian, aku berjalan ke arah meja kerjanya lalu duduk di kursi di hadapannya.

"Apa kau sedang sibuk, Brother?", aku bertanya padanya.

"Lumayan. Ada apa? Apa kau memerlukan sesuatu?", Chris menjawab dan bertanya balik padaku.

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.", jawabku.

"Sesuatu? Apa itu?", tanyanya penasaran.

"Jadi begini, jika nanti proyek yang akan kupresentasikan di Los Angeles berjalan lancar dan aku berhasil mendapatkan klien, aku ingin meminta cuti padamu begitu aku kembali dari Los Angeles.", kataku padanya.

Chris mengerutkan dahinya mendengar ucapanku.

"Cuti? Kenapa tiba-tiba kau meminta cuti? Apakah kau sudah menyelesaikan semua tugasmu di bulan ini?", tanyanya padaku.

Choose Me, My Boy! (Kim-McKenna SERIES #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang