09 - White Chocolate

31 5 0
                                    

"Rae, kau sudah menyiapkan baju mu?" 

Rae mengangguk semangat, "kak! Apa disana akan ada api unggun? Aku sering lihat di film-film, biasanya saat ada api unggun akan ada cerita-cerita seram, nyanyi bersama, berbincang sambil melihat bintang, dan masih banyak lagi! Aku tidak sabar!!"

Raena tersenyum dan mengusap puncak kepala adiknya, "nanti kalau sudah sampai disekolah jangan jauh-jauh dari kakak, ya? Kau bisa tersesat nantinya, hm?" Pintanya.

Rae mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, "oh iya, kak Beomgyu juga ikut 'kan? Aku ingin melihat kak Beomgyu bermain gitar sambil bernyanyi lagi!"

Raena mengangkat alisnya, bermain gitar? Bernyanyi? 

"Oh, kakak juga sudah lama tidak lihat, kakak akan menantikannya."

-I'm Back-

"Yeay! Camping~" Rae turun dari mobil Beomgyu, gadis itu teriak dengan girangnya. Untung saat ini, merek datang lebih awal. Jadi, sekolah masih sepi.

"Rae, jangan jauh-jauh, ya. Kakak ambil tas mu dan tas kakak terlebih dahulu di belakang, mengerti?" Rae mengangguk paham.

Raena tersenyum simpul, Rae terlihat lucu di matanya. Ia senang melihat wajah bahagia Rae yang seperti itu. "Kau terlihat sangat senang," sahut pemuda disebelahnya.

Raena hanya berdehem pelan. Mereka belum berbaikan. Dan Beomgyu masih belum memutuskan. "Jangan cuek padaku seperti itu, Rae bisa tahu kita ada apa-apa."

"Aku tahu, cepatlah ambil tas mu." Raena menarik tas miliknya. Lalu kemudian tas Rae, tetapi tangan besar menghalang.

"Biar aku yang membawa tas Rae," Raena menghela napas dan menjauhkan tangannya. "Baiklah, terserah dirimu." Ucapnya lalu pergi menghampiri Rae yang masih setia berdiri di depan mobil.

"Raena!" Gadis yang dipanggil menoleh, ia menghampiri Yeonjun dengan wajah berseri-seri. "Ini adikmu?"

Raena mengangguk, "iya, dia Rae adikku." Ucapnya sambil menunjuk Rae.

Rae tersenyum sambil menyapa Yeonjun, "halo kak- eum.."

Yeonjun terkekeh geli, ia jongkok dan menyamakan tingginya dengan Rae. "Selamat sore Rae, nama ku Choi Yeonjun, panggil saja kak Yeonjun."

"Ah, baiklah, selamat sore juga kak Yeonjun." Ucap Rae membalas sapaan Yeonjun.

Beomgyu yang melihat keduanya merasa kesal, tetapi ia tidak bisa menganggu keduanya. Meski Raena dan Yeonjun sebatas teman, mereka juga terlihat cocok. Membuatnya jadi iri. 

Rae menolehkan kepalanya, "kak Beomgyu, ayo sini!" Ajaknya. Raena dan Yeonjun sama-sama menolehkan kepala mereka. 

"Mungkin kita harus masuk dan mencatat nama supaya lebih cepat, jadi ayo pergi." Beomgyu tersenyum canggung lalu berjalan mendahului mereka.

Rae yang tidak tahu apa-apa berjalan sedikit cepat dan menyamakan jalannya dengan Beomgyu. "Aku pikir, Rae sangat menyukai Beomgyu." Sahut Yeonjun disebelah Raena.

Raena mengangguk, "mereka seperti itu. Jika kau memakai sepatu, kau pasti butuh sepasangnya 'kan? Maka seperti itu lah mereka, selalu bersama seperti sepasang sepatu."

"Tapi, bukankah sepatu itu terlalu.."

"Kejam?!" Raena mendelik. Yeonjun terkejut. Seharusnya dia berkata seperti itu padanya, tetapi malah sebaliknya. "Itu hanya terlintas di pikiran ku, jadi aku tidak sengaja mengatakan mereka seperti sepasang sepatu."

"Kalau begitu terserah dirimu saja," Yeonjun menyerah. Jika ia terus melawan Raena, tetap saja gadis itu mengelaknya. Tidak ingin kalah.

"Oh, kalian sudah ada disini?"

"Hai Soobin," Yeonjun tersenyum dan menaruh lengannya di pundak Soobin. "Aku pikir kau tidak akan ikut,"

"Aku tentu harus ikut, jarang sekali aku ikut seperti ini." Ucap Soobin. Lelaki itu menatap Raena disebelah kanan Yeonjun, "oh, hai Raena."

Raena tersenyum, "hai juga." Entah kenapa, Raena gugup sekarang. Soobin tersenyum kepadanya, dimple yang sudah lama tidak dilihatnya, ia rindu. 

"Kak Raena!" Rae berteriak memanggil. Raena yang mendengarnya bergegas menghampiri Beomgyu dan Rae.

"Adik Raena juga ikut?" Yeonjun mengangguk membalas pertanyaan Soobin. "Kenapa?"

"Adiknya libur pekan ini, kata Raena, adiknya ingin ia bermain bersamanya dirumah. Tetapi, karena Raena ingin sekali ikut camping karena ini pertama kalinya, jadi ia sekalian mengajak adiknya. Ia juga sudah izin pada guru dan orangtuanya." Kata Yeonjun menjelaskan.

"Oh," Soobin menatap punggung belakang Raena. "Dia mirip Yunhee," ucapnya dengan suara kecil tanpa sadar.

Yeonjun membulatkan matanya, "a-apa?" 

"Ah, tidak. Aku tiba-tiba memikirkan Yunhee," ucap Soobin diselingi kekehan. Yeonjun menghela napas lega, ia pikir Soobin mencurigai Raena yang jelas-jelas adalah Yunhee. Meski tubuhnya Raena, tetapi di dalamnya yang menggerakkan tubuh itu adalah Yunhee. Orang yang sudah seharusnya tiada di dunia, malah terlahir kembali di tubuh orang lain.

"Kau masih mencintainya, ya?" Soobin hanya menyunggingkan senyuman tanpa niat membalasnya. Pun Yeonjun yang tidak mendapatkan respon tidak melanjutkan perkataannya.

Soobin, maafkan aku, tetapi Yunhee ada disini. Hanya saja, kau tidak bisa menyadarinya.

-I'm Back-

"Kak, Rae ingin ke toilet." Raena keluar dari tenda, ia memegang tangan Rae dan menuntunnya masuk ke dalam sekolah. 

"Kakak," Raena berdehem. "Kapan kak Beomgyu menjadi kakakku juga?"

"Eh?" Raena mengedipkan matanya beberapa kali, "ke-kenapa tiba-tiba berkata seperti itu?"

"Karena kak Beomgyu baik, perhatian, ia suka memberi ku cokelat! Apalagi cokelat yang bukan biasa, coklat yang berwarna putih! Awalnya yang memberikannya bukan kak Beomgyu, melainkan kakak yang sekolah disini juga."

Raena diam, ia tahu siapa yang Rae maksud. Min Yunhee. Gadis yang bertemu dengannya dan memberikannya cokelat agar membuat Rae tidak kesepian. "Ah, kakak yang itu, kak Raena pernah bertemu dengannya."

"Benarkah? Kakak tahu kak Yunhee ada dimana sekarang?" Raena tersenyum simpul dan menggeleng.

"Hari itu mungkin, hari terakhir mu bertemu dengannya." Ucap Raena. "Bagaimana pendapatmu tentang kak Yunhee?"

Rae memanyunkan bibirnya dan menaruh telunjuknya di dahinya, terlihat berpikir. "Awalnya Rae pikir kak Yunhee orang jahat,"

"Eh? Jahat?"

Rae mengangguk, "karena kak Yunhee berbincang denganku dan langsung memberiku coklat berwarna putih."

"Mungkin karena kak Yunhee menyukainya,"

Rae mengulum bibirnya, melihat tingkah aneh Rae membuat Raena bertanya. "Ada apa?"

"Kak Yunhee dan kak Beomgyu ada hubungan apa? Kenapa mereka bisa menyukai cokelat yang sama?"

Raena mengerjapkan matanya berkali-kali, "Beomgyu? Kak Raena tidak tahu,"

"Kakak tidak tahu?" Raena mengangguk, "kak Beomgyu menyukai white chocolate, tapi kak Beomgyu tidak pernah cerita kalau ia menyukainya karena apa."

Raena terdiam sesaat, memikirkan bagaimana Beomgyu bisa menyukai makanan kesukaannya juga.

"Eum.. apa kak Beomgyu masih memakannya?"

Rae menggeleng, membuat berbagai pertanyaan timbul di pikiran Raena. "Tadi aku bertanya pada kak Beomgyu, tetapi dia malah menangis."

"EH?!"

I'm back | Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang