📎 Prolog

547 58 7
                                    

Di malam yang begitu dingin, semua orang sedang sibuk menghangatkan diri di dalam rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam yang begitu dingin, semua orang sedang sibuk menghangatkan diri di dalam rumahnya. New York, kota yang ramai dan seakan tidak pernah tertidur itu kini tampak sepi karena salju yang sudah mulai turun dan berserakan di daratan. Belum lagi angin yang bertiup begitu kencang seperti tidak biasanya, membuat orang-orang malas untuk berlalu lalang di jalanan.

Lebih baik duduk di rumah bersama penghangat ruangan dengan secangkir cokelat panas atau teh atau juga kopi. Bersantai bersama keluarga, sambil membicarakan kegiatan dalam menyambut natal yang sebentar lagi tiba.

Hal itulah yang kini dilakukan oleh sebuah keluarga kecil yang sudah tinggal di New York selama sepuluh tahun itu. Duduk bersama dan tertawa bersama. Menghangatkan hati masing-masing dengan pembicaraan yang santai dan menarik.

"Jadi, kamu mau kita liburan kemana kali ini sayang ?" Tanya seorang pria yaitu kepala keluarga.

Seorang anak perempuan berusia sekitar sepuluh tahun tampaknya bersemangat saat sang ayah menanyakan mengenai liburan yang sebentar lagi tiba. Dengan cepat dia menjawab,

"Korea. Bunny mau ke Korea Selatan. Tempat Bunny lahir Daddy." Jawab anak perempuan itu.

"Korea ? Kenapa harus ke sana sayang ?" Tanya seorang perempuan cantik yang kini duduk di sebelah anak perempuan itu sambil mengelus kepalanya lembut.

"Salahkah ? Bunny tidak pernah ke sana. Dan sekarang aku ingin ke sana Mommy."

"Jangan ke sana lah. Mendingan kita ke Paris atau Jerman atau...Inggris." Ucap seorang anak gadis dengan surai hitam panjang.

Anak gadis itu kini duduk di sebelah ayahnya.

"No. I want South Korea. Bunny mau ke benua Asia." Tutur anak perempuan itu.

"Why ? Korea is not a good country." Balas anak gadis berusia enam belas tahun itu.

"For you. But, not for me." Anak perempuan berusia sepuluh tahun itu menjulurkan lidahnya.

"Enough girls. Kita akan runding kan bersama dan menyetujuinya bersama. Okay ?" Ucap sang ayah berusaha menenangkan kedua putrinya.

"Kalau Mommy tidak masalah mau kemana. Selagi kalian senang dan menikmatinya, Mommy akan ikut dan setuju." Tambah sang ibu.

"Daddy, please. Come on. I really want." Bujuk si putri bungsu.

Karena tidak bisa menolak binaran mata dari putri bungsunya, sang ayah akhirnya mengangguk setuju walau di dalam hatinya terdapat sebuah kecemasan yang juga dirasakan sang istri.

Sementara putri sulung hanya memasang wajah ditekuknya karena kali ini adiknya kembali menang dari dirinya.

🍃🍃🍃

Hari ini, keluarga kecil itu berniat untuk belanja beberapa barang keperluan mereka dalam menyambut natal yang akan tiba di Minggu depan. Dengan menaiki mobil, kini mereka sampai di sebuah pusat perbelanjaan dan akan membeli beberapa dekorasi untuk pohon natal mereka juga kebutuhan selama liburan dan lainnya.

Saat sedang asik berbelanja, putri sulung kembali terusik dengan putri bungsu yang mendatangi dia dengan dua hiasan pohon natal di tangannya.

"Nana, diantara dua bintang ini mana yang lebih bagus ?"

Putri sulung dengan panggilan Nana itu memutar bola matanya malas. Dia tak suka diusik jika sedang belanja.

"I don't know." Ucapnya acuh.

Putri bungsu hanya mengerucutkan bibirnya lucu karena diacuhkan sang kakak.

"Hei girl, you are so cute. The pretty girl." Puji salah seorang pembeli yang melihat ekspresi gadis berusia sepuluh tahun itu.

"Really ? Thank you Miss." Balasnya ramah dan tersenyum.

"How old are you dear? "

"Me ? I'm ten years old."

"Wah, I didn't expect it. Your body is tiny and your face is like a baby. I thought you were six years old." Puji wanita muda itu.

"No. But, thanks for saying that."  Respon Junmyeon sopan.

"Ayo! Kita sudah di cari Mommy dan Daddy." Sang kakak menarik tangan adiknya dan membawa dia menjauhi dari orang asing yang tengah memuji si putri bungsu.

Kedua kakak beradik itu berjalan bersama menghampiri orang tua mereka yang sudah menunggu di kasir dan mengambil antrian.

"Sudah dapat pernak-pernik yang kalian mau ?" Tanya sang ibu.

"Sudah." Jawab putri sulung sambil memberikan miniatur kecil berbagai bentuk. Seperti Santa Claus dan juga malaikat kecil.

"Bunny ?" Tanya sang ayah.

"Aku masih bingung Dad. Menurut mu, mana yang harus ku pilih ? Bintang yang ini atau yang ini ?"

Putri bungsu menunjukkan dua bintang di tangannya.

"Beli saja keduanya."

Perempuan berusia sepuluh tahun itu tersenyum girang.

Setelah berbelanja, mereka berniat untuk makan malam di sebuah restoran. Keluarga kecil itu masuk ke dalam dan mengambil tempat.

"Kalian pergi cuci tangan dulu. Nanti gantian sama Daddy dan Mommy." Tutur sang ibu.

Kedua anak perempuan itu mengangguk patuh dan beranjak menuju wastafel.

"No. Jangan ciprat kan air itu padaku. Stop !" Ucap putri sulung.

Namun, bukannya mendengar sang kakak, dia semakin jahil dan memercikkan air di tangannya yang basah pada perempuan yang lebih tua enam tahun darinya.

"STOP !" Bentak yang lebih tua.

Akhirnya yang lebih muda menghentikan kegiatannya. Keduanya berjalan kembali ke meja mereka.

Namun, kakak beradik itu mengerutkan kening bingung karena orang tua mereka tak ada di sana. Mereka mengedarkan pandangan dan mencari-cari keberadaan sang ayah dan ibu, tapi tidak ditemukan.

Putri sulung berniat untuk menghubungi orang tuanya, tapi tidak diangkat. Mereka bahkan bertanya pada pelayan di restoran dan mendapatkan informasi jika orang tua mereka telah pergi bersama beberapa orang dengan pakaian hitam.

"Nana, dimana Mommy dan Daddy ?"

"I don't know." Jawab sang kakak dengan nada cemas.







" Jawab sang kakak dengan nada cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Aku kembali dengan cerita hunho. Gimana ? Suka ? Kita lanjutkan ?

Jangan lupa vote dan komennya.

See you 😘😘

PRETTY (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang