BaCk

317 47 9
                                    

Junmyeon tersenyum saat dirinya sudah sampai di depan sebuah rumah yang masih memiliki bangunan kuno namun tetap asri dan terawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junmyeon tersenyum saat dirinya sudah sampai di depan sebuah rumah yang masih memiliki bangunan kuno namun tetap asri dan terawat. Dengan langkah tidak sabar, Junmyeon mengetuk pintu tersebut dan memanggil seseorang agar keluar dari rumah dan menyambut dirinya.

Lama Junmyeon menunggu, tidak ada yang keluar dan merespon panggilannya. Senyuman yang lebar itu luntur dan berganti kerutan di keningnya. Seketika ada rasa cemas yang lewat di hatinya.

Kenapa nenek tidak menyahut panggilan ku ? Kemana dia ? Apakah aku salah rumah ?

Junmyeon memastikan ingatannya terhadap rumah tersebut. Dan dia tidak salah. Rumah itu memanglah milik nenek Jung. Ibu angkat eomma Jung, wanita yang sudah menjaga dan mengasuhnya.

Junmyeon lelah menunggu, sudah sekitar setengah jam lebih dia tak henti memanggil. Tapi, yang dia dapat hanya kekosongan dan sunyi. Junmyeon memilih untuk mendudukkan dirinya di atas sebuah batu yang ada di depan rumah. Berharap wanita tua itu akan membukakan pintu untuknya.

Nihil.

Junmyeon sudah duduk hampir dua jam. Tapi sama sekali tidak menemukan tanda-tanda jika dia akan bertemu dengan wanita yang sudah tidak bertemu tujuh tahun dengannya.

Sampai akhirnya, tetangga dari rumah tersebut pulang dan memperhatikan Junmyeon yang duduk menunggu.

"Siapa ? Kenapa menunggu di depan rumah itu ?" Tanya orang tersebut.

"Begini tuan, saya adalah cucu angkat dari nenek Jung. Sudah dua jam lebih saya menunggu beliau tapi tidak ada juga. Apakah dia pindah atau anda tahu dia kemana ?" Tanya Junmyeon balik.

Orang itu mengangguk.

"Nyonya Jung sudah meninggal. Sekitar lima tahun yang lalu karena penyakit kanker paru-paru." Jawab orang tersebut.

Seketika Junmyeon merasakan kaku pada tubuhnya. Berita sebesar itu baru dia ketahui setelah wanita itu meninggal lima tahun yang lalu ? Bukankah artinya itu setelah dua tahun kepergiannya ?

"Rumah ini sudah jadi milik orang lain. Tapi, memang tidak ditempati." Jelas pria tua tersebut.

Junmyeon mengangguk bersamaan satu tetes air mata. Dia kembali terduduk di atas batu besar tersebut. Merenung nasibnya yang selalu mendapatkan kabar buruk. Hatinya serasa hancur berkeping-keping. Nenek Jung adalah satu-satunya yang dia kenal di Korea. Selebihnya hanyalah orang asing bagi Junmyeon.

Lantas kemana Junmyeon harus pergi ? Dia tidak tahu siapa-siapa lagi. Dia sudah melakukan perjalan yang sia-sia.

Junmyeon menghapus air matanya. Bibirnya bergetar menahan isakan  yang mungkin saja akan lolos seketika. Tas yang dia sandang terlepas dari pundak sempit itu. Jatuh ke tanah.

Apakah hidupnya memang seperti ini ? Sendiri dan ditinggal pergi. Junmyeon merutuki kebodohannya untuk melangkah jauh dari wanita itu. Tanpa meninggalkan nomor telepon yang mungkin bisa di hubungi.

PRETTY (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang