Chapter 2

372 45 14
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ..., anu," ucap Alia ambigu.

"Hah? Kalo di tanya tuh jawab yang benar! Jangan una-anu gak jelas!" ucapnya yang sudah kesal.

"Hm ... Saya kesiangan kak, iya kesiangan," ucap Alia terpaksa jujur.

"Alas doang itu mah Al," celetuk teman laki-laki di hadapan Alia.

"Iya tuh! Paling juga alasan doang, biar gak di kasih hukuman. Udah lah Al, hukum aja dia," sambar teman yang satunya.

"Engga kok, aku gak bohong! Aku memang kesiangan," balas Alia membela diri, walaupun ia tahu itu tidak ada gunanya.

"Udah-udah, apa pun alasannya saya tidak peduli dan tidak ingin tahu!," ucap senior nya tegas. "Sekarang kamu taruh tas kamu disana, lalu ambil peralatan bersih-bersih, dan kembali menghadap saya!" perintahnya, sambil menujuk meja yang diatasnya sudah terdapat beberapa alat bersih-bersih.

"Iya kak," ucap pasrah Alia.

Setelah Alia mengambil alat-alat itu, lalu dia langsung menghadap ke pada laki-laki angkuh yang se-enak jidatnya menyuruh-nyuruh Alia.

"Ini kan," ucap Alia.

"Udah?" tanyanya, lalu memasukkan ponselnya kedalam saku celana.

Alia mengangguk.

"Ya sudah, sekarang kamu bersihkan semua lapangan di sekolah ini, dari yang indoor terlebih dahulu, baru yang outdoor. Paham?" perintahnya kepada Alia.

Mata Alia melebar dengan sempurna, "Ini serius kak?"

"Iya! Untuk apa saya berbohong? Toh memang pantas kamu mendapatkan hukuman seperti itu."

"Tapi ini gak masuk akal kak!"

"Gak masuk akal bagaimana? Sudah sana cepat bersihkan! Gausah banyak tanya, nanti setalah selesai MPLS saya cek semuanya."

"Iya baik kak," ucap Alia, lalu dia berjalan melewati seniornya dengan perasaan kesal.

"Gila! Gak punya hati banget," dengkusnya. "Gak berperikemanusiaan banget sih! Sial tujuh turunan baru tau rasa!"

"Eh kamu bilang apa tadi?." ucap seniornya yang mendengar samar-samar suara Alia.

"Saya?" ucap Alia, dia mengangguk.

"Gak berbicara apa-apa tuh!"

"Masa?"

"Iya! Memang nya saya berbicara apa?"

"Ya gak tau, kalo saya tau, saya gak akan nanya!"

"Istighfar kak! Saya lihat-lihat dari tadi emosian mulu, darah tinggi baru tahu rasa. Apa kakaknya sedang PMS ya?"

"Kamu kira saya perempuan hah! Berani ya kamu berbicara seperti itu kepada sa ...."

Alia memotong pembicaraannya, "Eh ..., gak bermaksud seperti itu, maaf ya kak bye!" ucap Alia, sambil berlari menjauh dari laki-laki galak di hadapannya.

"Awas ya lo!"

•••

Matahari sudah mulai tenggelam, dan Alia baru selesai menyelesaikan hukuman nya. Hukuman yang mungkin bisa di bilang tidak masuk akal!

"Selesai juga," gumam Alia, lalu perutnya berbunyi. "Oh iya, aku baru ingat, aku dari pagi belum makan"

Seseorang menyodorkan satu buah roti dan satu botol air mineral, "Nih," ucapnya.

Alia sedikit terkejut, melihat orang yang memberikan itu untuknya.

"Ini ambil," ucapnya lagi. "Gak usah malu, ambil aja nih, gue tau kok lo pasti lapar kan?"

"Menurut lo? Di hukum segini beratnya tanpa ada waktu istirahat dan lo masih bertanya?" ucap kesal Alia membatin.

Mau tidak mau Alia mengambil roti dan sebotol air minum yang dia kasih. "Terima kasih." ucap Alia.

"Udah selesai semua? Udah bersih semua kan?," tanyanya.

"Sudah kak, saya sudah boleh pulang kak?"

"Bagus! Tapi lo gapapa? Muka lo pucat soalnya."

"Hm, gapapa kok kak, ya udah saya pamit pulang duluan ya" ucap Alia, lalu mengambil tasnya.

"Iya! Rotinya jangan lupa di makan ya!"

Alia mengangguk, "Tapi ini gak di kasih racun kan?"

"Engga lah, gila! Walaupun gue kesal sama lo, tapi gue gak segila itu."

"Kan cuman nanya, kok ngegas sih? Baru baik sebentar udah emosi lagi," ucap Alia, lalu berlari kecil meninggalkannya.

"Lagian lo sih, nuduh gua sembara ...."

"Terima kasih ya kak! Saya pamit."

"Sial! Dia memotong pembicaraan gue terus, dasar gak sopan!" gumamnya.

"Maaf kak, kalo saya tidak potong pembicaraan kakak, saya tidak akan bisa pulang," ucap Alia, sambil teriak. "Maaf juga, ngomongnya teriak kaya gini"

"Lah? Kaya kelelawar tajam kupingnya," gumam dia. "Tapi nama dia siapa ya? Ah bodo amat, besok juga pasti ketemu lagi, kali aja dia telat lagi yakan, jadi gue bisa hukum dia"














Tbc...

Sampai sini dulu ya, maaf kalo agak gak jelas.

Jangan lupa vote dan komen ya! Karena vote ataupun komen dari kalian adalah salah satu moodboster aku<3. Sampai jumpa di next part!

Salam author dan salam Literasi🤝

Follow ig author:@merynti02_

Senior Ngeselin! {END} TAHAP REVISI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang